kenapa harus mama?

0 0 0
                                    


pagi ini Kiara berangkat ke sekolah seperti biasa naik bus kota, karena ini hari pertamanya masuk SMA ia gak mau telat dan buat catatan di buku merah.

Di berdiri didalam bus karena tidak sedikit orang yang akan memulai hari produktifnya.

Kia POV:

"Bang SMA pustaka depan"

Jam di hp menunjukkan pukul 06:22

"Oke sisa 8 menit"

Author POV:

Bus berhenti tepat didepan sekolah Kiara dan ia buru-buru turun lalu lari memasuki gerbang sekolah

Daftar kelas yang sudah dibagi melalui obrolan grub WhatsApp, kia masuk kelas 10 IPS 2, lantai dua di ujung lorong IPS.

Kiara lari dari gerbang masuk menuju kelas, betapa kagetnya dia saat menaiki tangga ternyata banyak gerombolan kakak kelas yang sedang merokok.

Kia POV:
"misi kak, gua boleh lewat gak?"

seketika gerombolan itu menoleh kearah Kia

"eh iya lewat aja, awas-awas kasih jalan"
salah seorang jawab omongan Kia

dia langsung jalan menaiki tangga untuk ke kelasnya.

Setelah berjalan cukup panjang di lorong, ia akhirnya memasuki ruang kelas dan memilih tempat duduk yang tersisa karena memang sudah banyak siswa yang datang lebih dulu.

Pelajaran dimulai dengan pengenalan dan lainnya, sangat membosankan tapi yaudah lah.

Waktu menunjukkan pukul 15:00 dan

"Kriiing kriiiing kriiing"

Waktunya pulang.

Kia POV:

Kia lagi jalan di koridor

"Eh kiara, rumah lu di daerah mana?"
suara laki-laki dari belakangnya dan ia sontak menoleh

"eh hai, daerah Utara kenapa emang?" Kia
"yah gua kira searah, tapi gpp sih kalo lu mau gua anterin"
"gausah makasii malah ngerepotin lu" Kia
"oh yaudah deh, btw gua Fadil yang tadi duduk dibelakang lu"
"eh iyaa hai Fadil, gua Kiara" Kia
"yaudah lu hati-hati ya" Fadil
"Iyaa thanks yaa"

laki-laki itu langsung lari kecil didepan kia sambil membawa bola basket, kyknya dia anak basket.

Author POV:

Kia sedang menunggu bus didepan sekolah beberapa menit kemudian bus datang dan dia langsung masuk.

Tidak seperti tadi pagi, bus kali ini cukup longgar dan masih banyak tempat duduk yang kosong.

Tapi beberapa menit kemudian ia merasa hpnya bergetar.

Mas agung
"halo mas, ada apa?"
"Kia lu dimana? Buruan pulang"
"Haduh iya iya, ini masih di bus kenapa sih?"
"Buruan pulang"
"Haduh iya sabar"
"Mama ki"
"Hah?!"
"Iya iya gua udah deket kok"

Mas agung adalah kakak kedua kia, mereka hanya berjarak 4 tahun, mas agung tahun ini lulus SMK.

Setelah mendapat telpon dari mas agung perasaan kia tiba-tiba berantakan, ia sebenarnya sudah menduga apa yang terjadi, tapi ia berusaha untuk berpikir positif.

Bus berhenti di halte daerah rumah Kia. Dan ia sangat terkejut saat melihat ada beberapa tetangganya yang sudah menunggu dia disana menggunakan sepeda motor.

"Kia yang sabar ya nak" salah satu tetangganya.

Seketika air mata kia pecah, tubuhnya terjatuh di trotoar.
ia langsung lari tanpa mempedulikan tasnya yang tertinggal di trotoar.

"Kia sini saya gonceng aja"

Kia tidak mempedulikan omongan barusan dan semakin kencang berlari menuju gangnya.

Langkahnya terhenti saat melihat ada terop didepan rumahnya, dan sudah ada beberapa warga yang duduk disana.

Kakak keduanya yang menelfon ia tadi keluar dari rumah dan langsung lari memeluk kia.
"Lu kuat ya, jangan teriak didepan mama"

Kia tidak mempedulikan kakaknya dan langsung lari menuju ruang tamu.

Mamanya sudah terbujur kaku dibalik kain batik, kakak pertamanya ada disisi kanan mamanya.

Lagi-lagi ia tidak kuat menahan badannya, lututnya lemas dan ia terjatuh didepan jenazah mamanya.

Ia tidak bisa berkata apa-apa.

Kedua kakaknya memeluk dia, menguatkan bahunya, dan menuntunnya mendekat ke jenazah mamanya.

Saat kain yang menutupi wajah mamanya dibuka, saat itulah tangisannya pecah, ia memeluk erat mamanya.

"MAMAAA HAAAA MAMAAA"
"KENAPA HARUS MAMAAA"

Kedua kakaknya yang berdiri dibelakangnya langsung menarik tubuhnya dari jenazah mamanya.

"Jangan teriak kasian mama dek"

Ia tidak mempedulikan dan terus berteriak sambil memanggil mamanya yang sudah tidak bisa bergerak sama sekali.

"MAMAAAA"
"MAMAAAA"

Dengan masih menggunakan seragam sekolahnya, ia duduk tersungkur disisi kanan jenazah mamanya, ia terus menciumi kening mamanya, dan mengelus tangannya yang semakin pucat.

"Kia ganti baju dulu nak, habis ini mama dimakamkan ya"
Salah seorang saudara memintanya untuk berganti baju tapi kia sama sekali tidak mempedulikan hal itu, ia masih fokus pada ibunya yang semakin terbujur kaku.

Semua saudara sudah berkumpul dan mama kia sudah menggunakan kain kafan dan akan dimasukkan ke keranda.

Tangisnya semakin pecah, ia terus memanggil mamanya.
Kedua kakak laki-lakinya mendampingi ia didepan keranda mamanya.

Tangis kia semakin menjadi saat mamanya mulai dimasukkan ke lubang kubur.
Kedua kakak laki-lakinya tidak berhenti mengelus pundaknya, dia sudah merasa tidak punya nyawa.

Batu nisan sudah terpasang

Aminingsih binti Muhammad akbar

kia tersungkur didekat batu nisan mamanya. Hatinya seperti ditusuk ribuan pisau, ia masih terus memeluk nisan mamanya.

"Mah, kia sayang sama mama"
cuppp

//ia mencium batu nisan mamanya











You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

this is life Where stories live. Discover now