(33) Topeng Rici

125 67 91
                                    

Happy reading Yeorobun💓
Jangan lupa voment Yamoon

••••

"Dunia terlalu berantakan sampai bingung harus pilih topeng yang mana untuk hari ini."

- Yamoon

••••

Nada dering ponsel berbunyi membuat tangan mungil empunya seseorang segera menggapainya. "Mama?" beo Rici membaca kontak penelepon tersebut.

Rici baru saja menyelesaikan pekerjaannya di cafe. Cukup melelahkan karena hari ini banyak pelanggan yang berkunjung. Alhasil mau tidak mau Rici harus bekerja lebih keras dari biasanya.

Bola mata Rici menatap kosong ke arah layar ponsel. Keraguan menyerang Rici dengan tiba-tiba. Wanita itu kembali setelah tiga bulan tidak saling memberi kabar.

Rici tidak tahu apakah kehadiran wanita itu suatu hal yang baik saat ini. Ya, semoga saja dia hadir bukan untuk mengisi hari Rici dengan air mata lagi.

Sebelum memutuskan menjawab telepon, Rici  menarik napasnya panjang. "Halo?" sahut Rici.

"Kamu lagi di mana Ici?"

"Aku habis pulang kerja mah."

"Pulang kerja?"

"Sudah gajian dong kalau begitu?"

Rici tersenyum tipis dengan mata yang mengerjap berkali-kali. "Sudah, Minggu kemarin," jawab Rici seadanya.

"Bisa dong, kamu kirimin ke Mama."

"Aku nggak bisa janji. Entah uangnya akan habis buat sekolah Baim atau biaya kuliah Tita," lontar Rici. Keperluan keluarga Rici lebih banyak dari perkiraan orang lain.

Jika tidak bekerja keras untuk memenuhinya, mereka akan terus hidup sengsara. Hal tersebut sungguh tidak diinginkan oleh Rici sama sekali.

"Selalu aja kamu kasih uang nya ke papa kamu, si Heru. Mama selalu nggak dapat."

"Ya memang nyatanya papa lebih butuh, kan?"

"Kamu pikir mama nggak ada kebutuhan? Mama juga pengen ngerasain gaji dari anak sendiri."

Rici terdiam sejenak. Beginilah sifat wanita yang melahirkannya ke dunia. Isi kepalanya tidak jauh dari kata uang dan materi.

"Bukannya sekarang mama punya anak juga di sana?" sahut Rici dengan bibir mengering. Kabar tersebut selalu Rici dengar dari iming-iming sanak saudara.

"Kenapa mama nggak minta ke dia?"

"Ya, kamu kan anak kandung mama. Kamu yang utama."

"Lagi pula dia itu masih SMA, belom cocok untuk bekerja seperti kamu."

Rici menunduk sambil mengusap wajahnya frustasi. Perkataan mamanya barusan benar-benar mengundang emosi yang Rici pendam sedari tadi.

Harapan Rici yang menginginkan kondisi baik-baik saja ternyata salah. Wanita itu hadir bukanlah untuk menanyakan kabar Rici dan yang lain. Namun, kehadirannya memiliki maksud tertentu.

"Semisalnya aku yang utama bagi mama, seharusnya mama nggak ninggalin aku, nggak buang aku," ujar Rici.

"Dan nggak bikin aku jadi anak yang nggak punya tujuan untuk pulang!"

"Toh mama punya aku, punya Tita, buat apa mama cari anak baru?"

"Satu lagi, usia aku juga masih pelajar SMA. Nggak ada bedanya sama dia, Mah."

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now