2. BBQ dan darah

2.4K 233 0
                                    


**
Jam lima sore, Lucas baru saja pulang dari sekolah yang melelahkan bersama paman supir. Lucas memasuki rumah dengan lemas. Lucas kira, dihari pertama sekolah akan terasa ringan. Tapi ternyata tak sesuai ekspektasi.

"Lucas pulang," ucapnya entah kepada siapa. Lucas mendudukkan dirinya di sofa. Sebelumnya memang Lucas homeschooling. Dari sekolah dasar sampai menengah pertama.
Kata nenek, Lucas tidak boleh diketahui oleh publik karena itu berbahaya. Pada saat itu memang Lucas tidak mengerti apapun. Jadi ia hanya mengiyakan saja.
Tapi sekarang dirinya mengerti kenapa ia di sembunyikan.

Ini menyangkut sang papa. Papa itu public figure. Apapun yang dilakukan papa pasti akan berdampak pada karir. Papa itu seorang seniman hebat dan legenda. Semua orang menyukai papanya yang tampan. Jadi keberadaannya jika diketahui publik, mungkin nama papa akan hancur dan Lucas akan merasa sangat bersalah.

"Tuan muda ingin makan apa?" Tanya bibi Lim, yang merupakan satu-satunya maid yang bekerja dengan papa.

"Lucas tidak ingin makan bibi. Lucas ingin tidur saja," balasnya.

"Tapi tuan muda harus makan supaya tidak sakit!"

"Lucas tidak lapar bi."

"Hai babby Lu." Seseorang datang dari arah dapur. Ia adalah paman Jimin.

"Paman sedang apa?" Tanya Lucas yang penasaran dengan mentega yang dibawa Jimin.

"Kau ganti baju sana. Paman, papa mu, dan teman-teman sedang mengadakan acara barbeque di taman rumahmu."

"Wah... Ada banyak paman, ya?" Mata Lucas berbinar, dan itu membuat Jimin tersenyum.

"Iya Lucas. Sekarang, kau mandi dan gantii baju, ya!"

"Siap, paman Jimin." Lucas mengangkat tanga memberi hormat. Setelahnya berlari kecil menuju tangga yang akan menghubungkan ke lantai dua letak kamarnya berada.

Jimin terkekeh gemas melihat Lucas yang sangat menggemaskan.

**
Mata bulat bak bayi itu mengintip dari celah pintu yang menghubungkan ke taman samping rumah. Mata itu menangkap berbagai aktifitas yang di lakukan oleh beberapa pria dewasa. Jiwanya ingin mendekat, tapi takut dan malu tentunya.

Seseorang berhasil melakukan kontak mata dengannya dan itu membuat sang empu pemilik mata bulat itu terkejut. Seseorang itu menghampirinya.

"Wah, kau Lucas ya?" Tanya pria dewasa itu dan reflek Lucas membuka pintu itu dengan lebar.

"Eum, iya, paman." Lucas menunduk malu.

"Perkenalkan, aku Namjoon, teman papa mu."

"Eoh, paman Namjoon:) senang berkenalan denganmu." Lucas tersenyum ramah dan itu membuat Namjoon terkekeh.

"Kau menggemaskan sekali Lucas. Ayo ikut bergabung bersama kami."

Namjoon menggandengkan tangan kecil Lucas mendekati teman-temannya yang tengah memanggang daging.

"Anakmu sangat tampan, kak." Jungkook, yang termuda di antara pria dewasa itu menyeletuk.

"Ya... Lihat saja papanya." Balas Taehyung acuh. Taehyung sedang sibuk memanggang daging bersama Seokjin.
Jungkook sedang bermain game bersama Jimin. Hoseok bagian menyiapkan makanan, sementara Yoongi sedang selonjoran di gazebo.

"Kau bergabung saja bersama kak Yoongi. Paman akan membantu Hoseok."

"Tapi Lucas ingin membantu, paman. Izinkan Lucas bergabung bersama Paman Hoseok, ya!"

"No! Kau baru pulang sekolah dan pasti kau sedang kelelahan. Lebih baik kau istirahat sana bersama kak Yoongi."

"Baiklah, paman."

LUCASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang