Siapa yang bersalah? (Revisi)

630 91 24
                                    

Masa perkenalan akhirnya selesai, murid kelas satu kini telah resmi memakai seragam kebanggaan Zalora's High School, dengan kemeja silver dibalut rompi bludru berwarna navi yang tertempel nametag berwarna gold serta skirt motif square berwarna senada, dilengkapi atribut seperti dasi pita untuk perempuan dan dasi kupu-kupu untuk laki-laki.

Hari di mana siswa-siswi akan mengetahui kelas masing-masing, termasuk Leandra dan Anneth yang kini telah berdiri di depan mading yang panjangnya sekitar 4 meter, berwarna maroon dilapisi kaca berhias ukiran emas.

Tak ada yang berdesak-desakan, semua tertib menunggu giliran. Sadar akan keterlambatan mereka hingga rela membuang sedikit waktu untuk membiarkan teman yang lebih dulu datang untuk melihat. Selain itu, menyerobot antrian termasuk melanggar aturan di sekolah ini.

Kini giliran Lea dan Anneth, keduanya kompak mencari nama masing-masing di antara ribuan nama. Sulit untuk ditemukan lantaran tak tersusun sesuai abjad.

"Lea kelas Luxury 1, kalau Anneth apa?"

"Sama, Lea. Kita sekelas," antusiasnya.

Keduanya kemudian pergi mencari kelas masing-masing dengan wajah berbinar. Merasa bahagia mengetahui bahwa mereka satu kelas.

Tiba di kelas, keduanya memandang takjub. Tak terlihat seperti sebuah kelas tapi lebih mirip ruang rapat. Dimana meja-meja disusun membentuk huruf U, dengan podium di bagian depan.

Lea mengangguk-angguk takjub, berbeda dengan Anneth yang sudah pernah ke sini sebelumnya. Kedua gadis itu memilih duduk bersebelahan, tersenyum seraya menatap wajah teman baru mereka satu persatu.

Namun, itu tak berlangsung lama ketika seorang gadis masuk. Menggunakan seragam lengkap tanpa dasi, menyeret tas mahalnya hingga bunyi gesekan lantai terdengar. Mulutnya sibuk mengunyah permen karet dengan cuek.

"Kenapa dia ngikutin kita?" tutur Lea tak terima.

Anneth yang di sampingnya mengangkat bahu tanda tak tau, menatap Lea yang seolah marah akan kedatangan gadis urakan itu. "Mungkin dia di kelas ini juga."

Lea mendengus malas, baru hari pertama masuk kelas dirinya sudah dihadapkan dengan Alexa yang menyebalkan, meski gadis itu tidak menghiraukannya sejak tadi.

"Apa lo!" Rupanya Alexa menyadari tatapan tak suka Lea. Posisi mereka memang berhadapan karena Alexa memilih untuk duduk di depan meja Lea. Tatapan tajamnya langsung melayang menghujani Lea, gadis manja itu selalu saja mengganggu baginya.

"Gak apa-apa!" Lea tau dirinya yang bersalah, memancing pertengkaran terlebih dahulu. Namun, jika dengan Alexa ia seolah tersulut emosi dengan sendirinya.

***

Tak terasa jam istirahat tiba, Lea dan Anneth memilih berjalan lebih dulu sebelum meja yang menjadi favorit semua murid terisi penuh. terletak di pinggir jendela menghadap sebuah taman buatan yang terlihat indah.

"Anneth mau makan apa?" Tanya Lea seraya tangannya sibuk memilih sesuatu pada tablet yang telah disediakan di meja satu persatu.

Anneth menggeleng bingung, semua terlihat menggoda ingin ia santap. "Mau yang manis-manis aja, Anneth belum terlalu lapar," putusnya.

Lea mengangguk-angguk paham, mata dan jarinya menelusuri tiap-tiap menu yang terpampang di benda persegi itu. 

"Ini mau?" Tunjuk Lea. "Salad buah," sarannya.

"Emm, boleh," setuju Anneth. Lea mengangguk kemudian memesannya tak lupa untuk diri sendiri juga.

Di sini semua tak memungut biaya, sebab biaya mereka selama menjadi pelajar sudah dibayarkan bersama uang bulanan tanpa terkecuali.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Sep 29, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Beautiful FiendsKde žijí příběhy. Začni objevovat