Kedua

44 9 0
                                    

Beres-beres lab biologi sudah, mengumpulkan tugasnya pun sudah. Yoon berlari-lari kecil di sepanjang koridor merayakan kebebasannya. Walau, kedua tangannya terasa agak pegal, bukan Yoon namanya kalau tidak rusuh sana-sini.

Jaeyi yang tadi membantu Yoon pun sudah kembali ke kelasnya. Iya, mereka berada di kelas yang berbeda. Yoon di X IPA 2 sedangkan Jaeyi di X IPA 6. Duh, kalau ingat bagaimana dulu dia menangis seharian karena kelas mereka yang dipisah, Yoon masih suka malu sendiri.

Koridor sudah tidak begitu ramai. Tentu saja karena sebagian besar siswa sudah masuk ke kelas masing-masing. Yoon? Oh tenang, kelasnya sedang kebagian jamkos.

Sambil bersenandung, Yoon berjalan menuju rooftop lagi. Berharap siapapun cowok bego yang mau bunuh diri tempo hari sudah pergi dari sana.

Ketika tangan panjangnya mendorong pintu, keadaan sepi. Tak ada tanda-tanda keberadaan siapapun membuat Yoon tersenyum senang.

Dia buru-buru merebahkan tubuhnya di bangku kayu panjang yang ada di sana. Memperhatikan langit berwarna biru terang dengan corak awan dalam berbagai bentuk mirip gulali itu sudah jadi agenda harian Yoon. Katanya sih, rasanya menenangkan.

"Lo ngapain?"

Yoon memegangi jantungnya shock. Gila, hampir aja Yoon kena serangan jantung akibat kemunculan tiba-tiba Haruto lengkap dengan seragam tim voli miliknya.

"Lo udah stress? Kalo gue kena serangan jantung gimana? Lo mau bayar biaya berobatnya?" omel Yoon sambil menjitak kepala Haruto keras, menyebabkan pemuda itu merintih kesakitan.

"Ya salah lo kenapa jadi orang kagetan banget?!" balas Haruto sewot, masih mengelus bekas jitakan Yoon.

"Tanya sama Tuhan!" tukas Yoon ketus.

Keduanya terdiam lagi. Haruto masih sibuk mengelus kepalanya sendiri, sedangkan Yoon kembali fokus memandangi langit berwarna biru muda siang itu.

"Gue tebak lo abis dibabuin Pak Yunho lagi?" Haruto membuka suara, sambil ikut merebahkan diri di sebelah Yoon.

"Hm."

Haruto berdecak. "Udah gue bilang, lain kali tolak aja. Itu orang kalo didiemin malah keenakan. Guru kok kayak gitu?"

"Biarin aja, sih. Mungkin emang beneran penting," jawab Yoon yang sekarang malah memejamkan kedua mata.

"Tapi, Yun. Lo harus berhenti jadi terlalu naif, nanti lo dimanfaatin terus!" Kali ini, Haruto berdiri sambil memandangi gadis itu lekat.

Yoon mendesah pelan. "Hmm, gak apa-apa, udah biasa. Lo juga dulu manfaatin gue kan?"

Kalimat terakhir yang Yoon ucapkan bagai menohok Haruto tepat di batang tenggorokannya. Semua ocehan yang tadinya hendak keluar, tiba-tiba menguap entah kemana.

"Tapi, lama-lama lo jadi baik beneran sama gue kan?" Yoon berhenti sejenak sebelum melanjutkan dengan senyum yang terukir manis di wajahnya. "Mungkin di masa depan, mereka juga bakal kayak lo. Semoga."

Haruto membeku di tempatnya. Memang, berdebat dengan gadis di sampingnya ini berarti kekalahan absolut. Karena kata-katanya selalu mampu membungkam lawan bicaranya.

"Jayun."

"Apa?"

"Besok gue lomba, nonton ya?"

Yoon membuka matanya lalu berganti posisi menjadi duduk. "Wih, akhirnya lo ikut lomba juga?"

"Hah?"

"Kan lo biasanya marah-marah terus karena gak dipilih ikut lomba walau dedikasi lo buat klub besar banget."

Haruto tertawa hambar. "Inget aja lo."

Yoon menoleh ke Haruto lalu mencibir. "Gimana gak inget? Lo selalu ngomel karena sekeras apapun lo berusaha, yang dikirim malah temen lo itu kan? Siapa sih namanya? Gue lupa, deh."

"Sebenernya, gue dikirim buat lomba karena temen gue yang itu cedera."

Yoon membulatkan matanya, "Kok bisa?!"

"Dia loncat dari lantai 4 gedung baru sekolah yang belum selesai dibangun. Begitu ditemuin udah dalam kondisi gak sadar, dan langsung dibawa ke rumah sakit."

Yoon mengerutkan keningnya. "Jangan bilang, temen lo itu yang dulu nempel-nempel mulu sama Kak Karina itu? Jake?"

Kini giliran Haruto yang mengerutkan kening. "Kok lo bisa tau?"

Otak Yoon seperti baru saja menemukan titik terang. Tapi, perasaan bersalah mulai menguasainya. Apa dia loncat dari tempat yang lebih tinggi karena ucapan Yoon tadi? Aduh, harusnya dia menjaga ucapannya.

Yoon menatap intens Haruto, menyebabkan yang ditatap kebingungan. "Ruto, please anterin gue ke tempat temen lo itu dirawat sekarang juga!"

×××

Kirari ㅡ Jake ft Yoon ( 2Shim )Where stories live. Discover now