(37) Weakness

103 64 109
                                    

Happy reading Yeorobun
Voment Yamoon 💓

••••

"Jangan terlalu baik sama orang lain. Di saat lo butuh diri sendiri, lo malah lari ke tempat persembunyian. Ah, pecundang."

- Yamoon

••••

"Semuanya berawal dari dia Bu! Dia biang kerok nya!"

"Saya terseret pun karena dia!" tuding Ajeng.

Pertengkaran mereka berakhir di ruang BK. Di tambah aktraksi drama yang Ajeng buat-buat. Sungguh tekanan luar biasa yang Rici dapati kali ini.

"Ajeng, tutup mulut kamu! Kalian berdua itu salah! Tidak ada yang bisa kamu salahkan di sini!" tekan Bu Kurni mempertegas semuanya.

Di kursi nya Ajeng hanya bisa mengerucutkan bibirnya malas. Melipat kedua tangannya di depan dada secara kesal. Akibat perbuatan Rici, Ajeng harus mengakhiri sisa hari ini di ruang BK.

Rici menghembuskan napasnya gusar. "Saya cuma terpancing Bu. Kalau nggak percaya ibu bisa lihat cctv kelas saya. Siapa pelaku keributan lebih dulu! Lalu, lihat Bu, barang saya pun rusak karena dia! Ibu bisa lihat?!" tanya Rici.

Tangannya pun mengeluarkan card holder yang retak karena terbanting. Rici mulai emosi ketika barang pentingnya mulai rusak di tangan Ajeng. "Ya elah cuma foto murahan doang!" desis Ajeng meremehkan.

"Lo nggak usah banyak bacot ya!"

"Kalau mampu, bisa kah lo ganti sekarang? Dengan versi foto yang sama?!" tanya Rici penuh rasa sinis

"Bisa! Paling cuma cetak foto, udah kelar, kan? 20rb juga cukup!"

Rici mendengus, tangan nya terlipat di depan dada. Rici tidak habis pikir dengan kepribadian Ajeng. Mengapa di dunia ini masih saja menampung manusia yang seperti Ajeng? Tidakkah seharusnya dimusnahkan saja?

"Huh, sorry ya, foto gua nggak semurah harga diri lo. Paham?"

"LO—"

"Sudah sudah, ibu pusing melihat pertengkaran kalian."

"Pokoknya saya nggak mau di hukum ya Bu!"

"Apa-apaan lo! Tahu salah tapi nggak mau di hukum!" tukas Rici.

Ajeng menghiraukan ucapan protes Rici. "Bu, saya itu donatur di sekolah ini. Mau di bilang apa seorang anak donatur di hukum gurunya? Ibu mau orang tua saya tarik donasi selama di sekolah ini?" ungkit Ajeng menggunakan kekuasaan.

"Baiklah, ibu tau Ajeng. Silahkan kamu keluar dari sini," titah Bu Kurni yang menimbulkan tawa kemenangan dari Ajeng. Tidak lupa sebelum kepergiaan nya itu, Ajeng melihat wajah tidak berdaya dari Rici.

Bu Kurni menarik napasnya seolah berhasil menghirup kembali udara segar. Kepergian Ajeng benar-benar melepaskan ikatan tali di jantungnya. Yup, Ajeng adalah anak donatur di sekolah ini. Semua guru bahkan tidak berani berkomentar apalagi menghukum dirinya.

"Rici, kamu murid yang kurang berprestasi. Jadi ibu mohon sekali supaya kamu tidak mencari masalah dengan siapapun di sekolah ini."

"Ibu tapi saya nggak mencari masalah, dia yang mendatangkan masalah ke kehidupan saya. Dia yang mengganggu, dia yang memulai, dia yang salah, terus ibu lepaskan begitu saja?" tanya Rici

Jelas Rici meminta keadilan kepada Bu Kurni bahwa sesungguhnya ini bukanlah seluruhnya kesalahan Rici. Ajeng yang pelaku yang memancing terlebih dahulu.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum