Jay membenci hidupnya. Ia membenci ibunya yang meninggalkannya. Ia membenci ayahnya yang menyiksanya. Ia membenci organisasi Exodus yang membuatnya terjerat dalam gelimang darah. Namun, di atas semuanya, Jay sangat membenci dirinya sendiri. Hari-hari yang dilewatinya, ia anggap sebagai hukuman yang sepatutnya ia jalani sebagai penebus dosa. Ia hanya bisa terus berlari dan sembunyi, berharap bisa terlepas dari kejaran rasa bersalah. Akankah ia bisa menemukan tempatnya berhenti? P.S. Rating mature untuk deskripsi kekerasan (bukan nc ya maafkan hehe)