Kang Seulgi yang terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan alasan demi kebaikan. Bukannya membaik hidupnya dipenuhi rasa bersalah setelah pernikahan itu terjadi, kekasihnya yang menghilang beberapa minggu kembali lagi. Cinta yang tak pernah di restui dan tak pernah berakhir itu kembali terjalin diam-diam di saat statusnya bukan lagi seorang lajang. Kehidupannya kini telah berubah, bahkan ia berani menghianati janji suci yang telah ia ucapkan dengan sang suami, hanya demi cintanya yang lalu. "Apa kau tak bahagia bersamaku?" Seulgi terdiam, ia menunduk lesu dengan lelehan air mata yang sudah jatuh di pipinya. "Apakah selama ini hanya aku yang selalu berusaha?" Emosi sang suami mulai membuncah, sudah terlalu lama ia bersabar. "Apa mau mu? Jika berpisah memang yang terbaik, baiklah aku turuti kemaumanmu. Asalkan kau tak tersiksa lagi hidup denganku!" Seulgi makin terisak, dadanya terasa begitu nyeri saat segala ucapan emosi sang suami tercurahkan padanya. Seulgi tak menyangka suaminya akan sebegitu marah padanya. Sedangkan pikirannya juga di penuhi oleh kata-kata dari sang kekasih yang masih terus berputar-putar dan tak mau pergi. "Apa kau sudah tak mencintaiku lagi? Kau sudah jatuh cinta dengan suamimu huh?!" "Apa kau pikir aku tak tau apa yang kau lakukan selama ini? Kau pikir aku tak tau hah!" "Apa?" "Apa sulit untukmu menungguku lebih lama, sedikit saja?" "Kau yang tak sabaran! Kau yang lebih dulu berkhianat, kau yang lebih dulu mendusta, kau yang lebih dulu pergi! Dan sekarang kau ingin menyalahkanku?" Segala ucapanya yang terlontar dari mulut kekasihnya yang berputar-putar di kepalanya dan sikap diam yang suaminya tunjukan setelah luapan emosinya beberapa saat lalu membuat Seulgi makin bertambah pusing, air matanya terus keluar dengan sendirinya dan perlahan kesadarannya menghilang. Apakah yang harus Seulgi lakukan? Mempertahankan pernikahannya atau mempertahankan cinta lalunya. Start : 17 November 2019