Kuakui, aku terjebak! Terjebak pada sejuta debu di ruangan yang redup ini. Bersandar di gang kursi, kaki angkuh mengayun di kursi serupa yang lain. Yah kursi! Juga meja betiang kayu dan beralas kaca sebagai tempat tangan berkonpromi dengan mata sayup memainkan satu buku pilihan dari ribuan tumpukan ini. Sesekali digoda oleh nada dering telepon genggam. Tapi itu cuma sesekali kan? "Iya" tegasku menjawab asumsi yang kuciptakan sendiri. Karena bagaimana pun, getar gesekan pintu dan lantai ruangn jni menghasilkan simponi yang selalu menjadi suara favoritku~