Hujan deras itu tak kunjung berhenti, membuat dentuman memori itu terulang. Ahsan meraung karena di saat itu terbayang Bundanya terpleset dan terhanyut ketika hendak mengambil liontinnya yang terjatuh. Ahsan yang takut petir hanya berjongkok di depan selasar toko yang sudah tutup. Ia hanya dapat melihatnya, tak dapat menolongnya. Ya, Ahsan astraphobia. Kakinya lemas, tangannya menutup telinga dan menangis. Kejadian pahit yang selalu terulang tepat di saat orang yang Ahsan sayangi sedang membutuhkannya. Lagi dan lagi, ia tak ingin kehilangan orang tersayangnya lagi. Lalu muncullah gadis berkaus jingga berteriak "Subhanallah!!" dengan sigap gadis itu melompat ke sungai menolong Bundanya. Sejak detik itu, di langit yang sama, Ahsan mulai mencintainya. Bagaimana bisa mencintai hanya dengan satu kali tatapan? Akankah tatapan itu dapat mempertemukannya lagi. Atau bahkan tatapan lain lah yang di takdirkan untuk Ahsan oleh Sang Pemilik Hati?
4 parts