"Gus, lepaskan hijab saya. Gus Nial tidak seharusnya di sini. Tugas Gus Nial sekarang adalah menyalami tamu dan tersenyum bersama dengan Neng Marwa. Bukan ke sini, hanya sebab menenangkan SAYA!" Mutiara menekankan kata "SAYA" diakhir ucapnya. "Kamu bahagia?" pertanyaan Gus Nial langsung direspon senyuman oleh Mutiara. "Sejak kapan saya sedih? Sejak kapan saya tidak rela? Sejak kapan saya tidak ikhlas? Saya sangat bahagia melihat Pernikahan Gus Nial dengan Neng Marwa," tutur Mutiara dengan membendung air mata yang hampir tumpah. "Kamu tidak mencintai saya?" "TIDAK!" "Kamu tidak punya perasaan sama saya?" "TIDAK!" "Kamu benar-benar rela?" "IYA!" "Saya mau pergi, Assalamualaikum," salam Mutiara lalu pergi meninggalkan Gus Nial sendiri. "Mutiara, tidak akan pernah menjadi Mutiaraku," lirih Gus Nial. ••• "Ternyata, pura-pura bahagia itu sakit, ya. Ternyata, pura-pura ikhlas itu berat, ya. Ternyata, pura-pura rela itu nyeri, ya." Mutiara menyipitkan matanya. ••• Ini cerita keduaku setelah selesai nulis Mahkota Impian Santri. Let reading. Be enjoy ya. Story by Lailiintan_ Started : 09 Agustus 2021 Finished :