"Gak! Aku gak mau nikah sama dia!" Nayla menatap mamanya dengan wajah marah. Dia tidak setuju dengan keputusan mamanya yang ingin menikahkan dirinya dengan laki-laki yang tidak dia kenal. "Kamu mau Abang kamu di penjara karena dia tidak bisa mengembalikan uang perusahaan? Mikir sedikit dong Nay, Kamu disini itu numpang. Jadi kamu harus tahu diri!" Bentak Damara, Mama Nayla. Nayla yang mendengar ucapan Mamanya seketika langsung menundukkan kepalanya. Air matanya yang berusaha dia tahan akhirnya luluh begitu saja. "Kamu itu harusnya mikir! Kalau bukan saya dan suami saya yang ngerawat kamu dari kamu kecil, mungkin sekarang hidup kamu tidak akan sebaik ini. Kamu pasti akan jadi gelandangan dan___" "Ma, stop!" Afandi membentak istrinya dan langsung memeluk putrinya. "Percayalah Nak, sebelum Papa menyetujui perjodohan yang mama kamu ini inginkan, Papa sudah menyelidiki sifat laki-laki yang akan menjadi pendampingmu. Menikahlah dengan dia, Papa yakin dia mampu memberimu kebahagiaan yang tidak pernah kamu dapatkan sebelumnya." Afandi menangkup kedua pipi putrinya dan mengatakan kalimat yang membuat Nayla diam. "Tapi aku tidak mengenalnya Pa, bagaimana aku bisa menikah dengannya? Aku takut kalau dia itu ternyata laki-laki tidak baik. Ijinkan aku tinggal bersama papa sebentar lagi, aku janji setelah aku punya cukup tabungan buat sewa kontrakan, aku akan pergi dari rumah ini, aku Mohon Pa," Isak Nayla sambil menggegam tangan Papanya yang ada di pipinya. Afandi hanya diam. Dia memeluk Nayla sambil menatap wajan putranya. Andai putranya tidak membuat kesalahan fatal di kantor, mungkin putrinya tidak akan dia jodohkan dengan lelaki yang baru kemarin dia kenal.
4 parts