Kita telah bersama dalam waktu yang lama, saling memahami agar tak pernah ada yang salah. Perasaan pun hadir setiap kali obsidian bertumbuk dengan sengaja, menyisir desir yang kian menumpuk dalam dada. Suatu hari, aku hanya ingin hidup bersamamu, tetapi takdir tak mengizinkan hingga harus kehilanganmu. Ya. Kehilangan karena aku tak bisa mengatakan dengan jujur bahwa dia, bukanlah aku yang sebenarnya.