SilviaTriNTauhid

SilviaTriNTauhid

Pernah menyukai seseorang? 
          Pernah menjadi seorang penggemar? 
          Jika menyukai orang yang kita kagumi? 
          Itu rasa cinta? Atau hanya obsesi belaka? 
          Aku tak bisa membedakan,
          Karena keduanya terlihat sama. 
          Perasaan kagum dan ingin terus memperhatikan nya, selalu muncul. 
          Melihat dia berjalan melewati mu saja sudah suatu anugrah yang membuat hari mu jadi lebih indah. 
          Memperhatikan setiap detail aktifkan nya
          Menyimpan potret nya dalam kepala
          Memvisualkannya melalui goresan pensil warna
          Semua itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ku bahagia. 
          Alay. Memang. 
          Tapi aku tak peduli. 
          Karena melukis nya adalah hobi ku sejak awal melihatnya. 
          Selamat malam. 

SilviaTriNTauhid

@ SilviaTriNTauhid  yeu nyamber ae ikan sapu2
Reply

dodolmardodol

@ SilviaTriNTauhid  dan orangnya sadar kalo sedang di gambar.. jdeng
Reply

SilviaTriNTauhid

Bukannya mau galau, galau si enggak. Cuma kepingin nulis sesuatu aja gtu. Tapi susah kalo nggak galau, gada yang mau di curahin, akhir-akhir ini gampang banget buat bahagia, apalagi ketawa. Alhamdulillah. Walau awalnya itu semua cuma buat nutupin luka, tapi lama-lama jadi terbiasa, humoris lebih baik dari pada sensitif. Nyatanya pura-pura bahagia ga sesakit yg di deskripsikan orang lain, Pura-pura bahagia juga bisa bikin kita lupa kalau bahagianya cuma pura-pura. Semua terasa tanpa beban. Setiap masalah punya penyelesaian masing-masing, jalanin aja, nanti juga bakalan kelar. Lagian ga ada gunanya nyesel ambil keputusan, toh semuanya ga bisa berjalan mundur. Hidup itu berjalan semakin hari semakin membuat banyak penyesalan-penyesalan baru, yang harus kita lakukan, jalani saja, toh menyesali tidak akan menyelesaikan masalah, jadikan penyesalan itu sebagai cambuk untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Good luck. Good night. 

SilviaTriNTauhid

Kenapa aku lebih suka Sunset dari pada Sunrise? Karena perpisahan kita lebih terasa membekas dibandingkan pertemuan. 
          Hey, berapa bulan lagi kita berpisah? Berapa minggu lagi kita tak akan bertatap wajah? Berapa hari lagi kau akan pergi meninggalkan semuanya, kisah kita? Apa akan kau lupakan begitu saja? Kumohon jangan, ku harap jika nanti kau memang harus pergi, jangan pernah lupakan semuanya, terutama kisah ini. Maafkan aku yang terlalu banyak menuntut untuk hubungan kita yang harusnya tak bisa lebih dari sekadar persahabatan. Maafkan aku yang sering membuatmu repot bahkan kesal, tapi kau tak pernah marah. Terimakasih, hadirmu telah merubah banyak hal dalam hidupku. 
          Pergilah sejauh apapun, asalkan kau tetap memilihku sebagai tempat untuk berpulang.
          Selamat malam, orang yang membuat ku lebih menghargai apa arti sebuah mimpi.