"Ibu nggak boleh marah sama An. Kan An patuh. An nurut apa kata Ibu. Nggak gangu Ibu, kan? An anak baik, bermain sendiri karena Ibu sibuk."
Sungguh sulit dipercaya bocah tiga tahun bisa mengoceh sepanjang itu dengan ekspresi polos tanpa dosa. Padahal, baru saja menghancurkan ruang kerja ayahnya. Mata Bu Harnum menyipit, sedikit membungkuk untuk menyejajarkan diri dengan tinggi si kecil.
"Apa ruang kerja ayahmu itu tempat bermain?" tanyanya dan Diyan menggeleng dengan wajah masih tidak menunjukkan penyesalan. "Lalu, kenapa kamu masuk ke sana dan membuat seluruh kertas-kertas penting berhamburan ke mana-mana, huh?"
Dengan santai, seolah tidak bersalah, Diyan pun menjawab, "Kan Ibu nggak bilang nggak boleh masuk ke sana. Ibu hanya bilang aku boleh main apa saja yang aku suka."
Lagi-lagi Bu Harnum speechless. Menatap putus asa pada si bungsu yang balas menatapnya dengan wajah menyebalkan tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun. Kedok pura-pura bersimpati sudah hilang sama sekali.
https://www.wattpad.com/story/366091548