Bab 21 - Damai Sejenak (End Wattpad)

1.4K 113 24
                                    

Damai Sejenak

"Kamu hari ini nggak kerja?" tanya Ramli ketika Danita pagi itu ikut Ramli berkeliling taman hiburan.

"Ini aku lagi kerja," jawab Danita.

"Kerja apa?" tanya Ramli heran.

"Inspeksi Be Wonderland," sahut Danita enteng. "Dan ngecek hasil mainmu."

"Kalau itu, kamu nggak perlu khawatir." Ramli mengeluarkan segepok kupon dari saku jasnya. "Aku udah ngabisin setengah dari yang kamu kasih itu dalam waktu seminggu. Nggak sampai sebulan, ini pasti akan habis."

Danita manggut-manggut. "Kamu emang bisanya ngabis-ngabisin duit, ya?"

Ramli mengerutkan kening. "Ngabisin duit gimana, sih? Kan, aku nyari pelanggan biar taman hiburan kita ini ramai."

Danita tersenyum kecil dan lagi-lagi manggut-manggut.

"Selama seminggu ini, aku juga bekerja ... um, bermain dengan rajin, tahu," pamer Ramli.

"Aku bisa lihat itu," sahut Danita.

"Kamu mana tahu perjuanganku buat dapatin pelanggan setia di sini," cibir Ramli.

Danita hanya tersenyum geli.

Saat itulah, terdengar suara tangis dari arah pohon di sisi jalan. Danita dan Ramli menoleh bersamaan. Tampak di sana seorang anak menangis sambil menunjuk ke arah pohon, sementara ibunya tampak bingung dan berusaha membujuk anaknya.

"Mama beliin yang baru, ya?" bujuk wanita itu.

Anak itu masih menangis dan menggeleng.

Ramli bergegas mendekati anak dan ibu itu. "Ada yang bisa Om bantu?" tanya Ramli pada anak itu.

Anak itu menunjuk ke pohon. "Balonku, Om ..."

Ramli mendongak dan akhirnya bisa melihat balon berwarna biru yang tersangkut di dahan pohon itu.

"Nanti Mama beliin lagi, Sayang," ibu wanita itu berusaha membujuk lagi.

Anak itu menggeleng kuat. "Itu balon yang dibeliin Papa. Karena Papa nggak bisa nemenin kita main, Papa ngasih balon itu buat nemenin kita main, Ma ..."

Ibu wanita itu tampak bingung. Sementara, Danita yang sudah menghampiri mereka berkata, "Biar saya panggilkan staf untuk membantu mengambil balon itu, Bu."

Ibu itu tampak lega. "Terima kasih, Bu."

Danita tersenyum dan mengangguk sopan. Namun, kemudian angin berembus kuat dan tampak balon di atas pohon itu bergerak.

"Ma, balonnya mau lepas, Ma!" panik anak itu.

Ramli melihat tali yang terikat di balon itu memang hampir terlepas dari dahan pohon yang menahannya. Tanpa berpikir panjang, Ramli melepas jas dan sepatunya.

"Kamu mau ngapain, Ram?" kaget Danita.

"Nggak ada waktu," balas Ramli sebelum mulai memanjat pohon itu.

Dan benar saja, balonnya sudah hampir terbang, tapi Ramli berhasil menangkap talinya. Ramli memanjat turun, lalu memberikan balon itu pada anak kecil tadi.

"Wah, makasih, Om!" seru anak itu senang.

Ramli mengangguk. Ia kemudian melepaskan dasinya dan mengikat tali balon itu ke dasinya, lalu mengikatnya di pergelangan tangan anak itu.

"Nanti kalau kamu naik wahana, ini balonnya ditali dulu di tempat aman biar nggak terbang," pesan Ramli. "Jangan sampai terbang lagi, ya?"

Anak itu mengangguk kuat. "Makasih, Om!" ucapnya dengan senyum lebar.

Marry Me If You Dare (End)Where stories live. Discover now