🔮Chapter 10🔮

269 50 26
                                    

Sana benar-benar marah pada Taehyung pagi ini. Pria itu meninggalkannya dalam keadaan lemah di atas ranjang.

Permainan semalam sangat luar biasa. Bahkan Sana sekarang hampir tidak bisa bergerak.

"Dasar pria keparat, tubuhku hampir remuk karenanya."

Sana memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia melihat keadaan kasurnya yang seperti kapal pecah.

"Aku tidak akan memaafkannya nanti."

Sana terus mengumpat, mengutuk dirinya yang mau tidur bersama beruang besar yang kelaparan semalam.

"Taehyung-ah! Kau membuatku sulit!!!"

Sana berjalan susah payah ke arah kamar mandi. Namun saat ia membuka pintu, ponselnya berdering.

Siapa yang berani mengganggunya pagi ini?!

"Ya, halo?"

"Morning, sayang."

"Hmm."

"Kenapa? Kok kamu cuma singkat aja balesnya?"

"Bukannya aku memang begitu? Sudahlah, aku ingin mandi."

Sana memutus sambungannya sepihak. Lalu menaruh ponselnya yang kembali berdering menunjukkan nama Taehyung disana.

"Berisikkkk!"

***

Kegiatan Sana hari ini adalah diam di rumah. Memandangi beberapa foto yang berdiri tegak di atas nangkas yang tak jauh dari televisi.

Cukup menarik untuk dilihat. Karena ada sebagian foto yang menurut dirinya adalah sebuah lelucon, seperti Taehyung yang hanya memakai celana pendek warna-warni dan wajahnya yang dilumuri krim kue. Lalu Taehyung kecil yang sedang memegang piala namun wajahnya tidak terlihat senang, Taehyung kecil justru menangis dan seperti tidak menginginkan piala itu untuk dirinya.

Sana yang melihat itu tentu terkekeh. Bagaimana bisa sosok Taehyung yang terlihat pintar pernah menangis tidak ingin diberi piala semasa kecilnya?

Sial, ia baru saja memuji Taehyung tadi.

Ia beralih ke foto selanjutnya. Dimana Taehyung berjabat tangan dengan sosok pria paruh baya yang Sana ketahui adalah mendiang ayah Taehyung. Ia tersenyum simpul sekilas.

Saat Sana ingin duduk kembali, atensinya tiba-tiba mengarah ke satu bingkai yang berada di pojok dan tertutup oleh vas bunga.

Ia mengambilnya. Dan melihat betapa pentingnya sosok ibu bagi Taehyung. Dalam foto itu terdapat sosok wanita yang diyakini adalah ibunya Taehyung. Pria itu tidak pernah menceritakan bagaimana sosok ibu yang ada difoto ini pada dirinya.

Tentu Sana juga tidak ingin mencampuri urusan keluarga pria itu. Tujuannya juga bukan untuk itu.

Namun, ada rasa terharu sedikit saat melihat wajah Taehyung yang sangat cerah memeluk ibunya yang terduduk dikursi roda.

"Sedang apa?"

Tiba-tiba saja suara Taehyung mengagetkan dirinya. Beruntung bingkai yang ia pegang tidak terjatuh.

"Tidak sedang apa-apa."

"Kenapa kamu ambil foto itu?"

"Ahh, tidak. Aku hanya, hanya sedang membersihkannya tadi. Bingkainya penuh debu."

Netra Taehyung memicing. Namun itu tak berlangsung lama, karena ia segera mengambil foto itu dan pergi ke belakang untuk ia buang ke tempat sampah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[H] Moon And YouWhere stories live. Discover now