Baskara - 17

6.3K 760 69
                                    

Dengan langkah gontai, Lidya menelusuri lorong rumah sakit demi menemukan kamar rawat sang putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah gontai, Lidya menelusuri lorong rumah sakit demi menemukan kamar rawat sang putra. Ia tampak lesu karena 2 hari ini Bima belum juga pulang setelah melarikan diri dari kekacauan hari itu. Ia menghela napas, berpikir betapa jahatnya semesta pada jalan hidupnya dan membuatnya selalu menyesal sepanjang hari.

Sensasi panas kini menjalar di masing-masing pipi kiri Lidya dan Bagas ketika mereka jujur tentang keadaan Lidya yang sudah berbadan dua.

"Memalukan! Mama pikir kalian tidak akan berbuat sejauh ini. Mama kecewa sama kamu Lidya."

"Saya akan bertanggung jawab secepatnya Tante."

"Kapan? Bahkan pekerjaan pun kamu belum mendapatkannya, lalu kamu akan membiarkan Lidya dengan perut membesar setiap harinya, hah?!"

"Lidya! Perusahaan Papa sedang goyah dan kamu memperkeruh suasana, kamu ingin Mama mati muda?!"

Lidya yang menangis sambil menunduk hanya bisa menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Sebenarnya Mama sudah menjodohkan kamu sama Dewangga, anak teman lama Mama. Mereka setuju, karena dengan begitu perusahaan Papa bisa terselamatkan. Tapi kamu menghancurkan semuanya!"

"Ma, Dewangga sahabat kami berdua kenapa harus sama dia?!"

"Karena dia lebih bisa diharapkan Lidya. Maaf Bagas, tapi kondisi ekonomi keluarga kami sedang kacau."

Bagas mengepalkan tangannya. Ia marah karena ibunya Lidya lebih memilih Dewangga dan ia marah pada diri sendiri karena menjadi pengecut yang tak bisa berbuat banyak.

Hingga semua berlalu begitu saja, usia kandungan Lidya sudah memasuki bulan ke-4. Dewangga sudah mengetahui bahwa calon istrinya sudah lebih dulu mengandung anak sahabatnya sendiri.

"Aku akan merawat anak itu," ucap Dewangga ketika mereka bertiga sedang mengobrol di suatu tempat.

"Kamu boleh mengambil Lidya Ga, tapi enggak sama anak aku. Aku akan mengambilnya ketika dia lahir nanti."

"Mas! Lalu aku harus menanggung malu dengan perut ini tanpa status?"

"Aku tidak mau tahu, silahkan menikah tapi berikan anak itu padaku setelah dia lahir." Bagas berucap dingin kemudian meninggalkan mereka berdua.

"Karena dengan begitu, aku bisa membuatmu kembali padaku Lidya," gumam Bagas sebelum ia benar-benar meninggalkan tempat tersebut.

Dewangga yang memang menghargai keputusan Bagas —sang sahabat— ia pun memikirkan cara agar semuanya tertutupi dengan rapi sampai anak itu lahir tanpa sepengetahuan orang lain.

Hingga lima bulan lamanya, Lidya harus mengurung diri dan terasingkan demi menyembunyikan bayi yang dikandungnya. Meski begitu, Dewangga dan juga Bagas tetap saling bergantian untuk mengurusi keperluannya. Tinggal di apartemen yang sengaja Dewangga beli, akhirnya Lidya berhasil melahirkan sang buah hati yang ia beri nama Bima.

Baskara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang