33.

5.8K 647 58
                                    

Xiao Zhan duduk termenung di balkon kamar mereka. Sebenarnya itu kamar Wang yibo, tapi karena dia juga disana, jadi anggap saja jika itu kamar mereka.

Dia menatap langit dimana ada ribuan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Sinar cahaya rembulan begitu mendukung untuk orang yang ingin termenung sepertinya.

Sesekali dia menarik nafas panjang, sesekali pula ia menggeleng seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat.

Setelah cukup lama berdiam diri, ia dikejutkan dengan sebuah tangan yang melingkar di lehernya. Matanya membulat dan rona merah menghiasi pipinya.

"Wangyi?"

"Apa yang kau lakukan disini? Sedang memikirkan apa?"

Wang yibo baru saja selesai mandi dan dia tidak mendapati xiao zhan di manapun. Jadi dia hanya bisa mengecek di balkon kamar karena xiao Zhan mungkin saja ada disana. Mereka sedang berada di apartemen jadi hanya mereka berdua yang disana.

Xiao Zhan tersenyum tipis.
"Tidak ada. Aku hanya memikirkan, bagaimana keadaan rumahku sekarang"

Wang yibo mengeratkan pelukannya. "mengapa masih peduli? Kau tidak lupa dengan apa yang mereka lakukan padamu bukan?"

Xiao Zhan menghela nafas. "kau benar, tapi.... Bagaimana pun juga....."

"Stt, jangan membicarakan mereka lagi" Wang yibo mengisyaratkan pada Xiao zhan agar tidak membicarakan hal yang cuma-cuma seperti itu. Dia tidak mau xiao Zhan terus berlarut-larut dalam kesedihan atas luka masa lalunya.

•••

Waktu berjalan begitu cepat, hari terus berganti, dan sekarang sudah 2 tahun berlalu sejak xiao Zhan memutuskan untuk tinggal bersama Wang yibo. Mereka sudah lulus SMA dan saat ini xiao Zhan hanya bersantai di rumah bersama Wang yibo. Perusahaan xiao selama 2 tahun ini mengalami penurunan drastis. Beberapa kolega bisnis menarik kembali investasi dan membatalkan kerja sama sedangkan beberapa proyek yang sudah berjalan ke tengah jalan pun di tarik kembali tanpa alasan.

Xiao Zhan merasa kasihan terhadap ayahnya karena perusahan yang ia bangun selama ini begitu hancur saat ini, tetapi bersyukurlah karena perusahaan itu tidak sampai bangkrut. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya melihatnya saja seperti itu.

Nyonya Wang walau jarang berada di rumah, tetapi dia masih sering memberi kabar pada lelaki manis itu ketika dia merindukannya.

"Zhanzhan, ayo kita menikah"

Untuk kesekian kalinya xiao zhan memutar bola matanya malas melihat tingkah kekanak-kanakan kekasihnya itu. Wang yibo sudah sering mengatakan itu, tetapi yang membuat xiao Zhan kesal adalah, lelaki itu tidak pernah melamarnya dengan benar.

Suasana lamaran harusnya terjadi dengan begitu romantis, seperti sang pria berlutut sambil membuka kotak cincin dan mengatakan "maukah kau menikah dengan ku?"

Tetapi Wang yibo berbeda. Dia terus mengatakan saat mereka sedang berbaring, atau saat xiao Zhan sedang masak di dapur, atau seperti sekarang ini, saat xiao Zhan baru saja selesai mandi dan itu terdengar benar-benar menyebalkan.

"Kau sedang apa?" Tanya xiao zhan berpura-pura bodoh.

"Tentu saja melamarmu" jawab yibo dengan santai.

Lelaki manis itu harus mengelus dadanya dan menahan dirinya agar tidak memukul kekasih dihadapannya itu.

"Menyebalkan!" Xiao Zhan berkata demikian dan berlalu mengambil bajunya.

Wang yibo mengekorinya dan berkata. "Mengapa kau tidak mau menikah denganku? Apa kekuranganku?"

Xiao Zhan berbalik menatap tajam yibo kemudian dia memaksakan senyum palsu bercampur wajah kesalnya dan menjawab. "Caramu yang kurang idiot!"

I Will Make You Mine (Yizhan/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang