Prolog

5.2K 408 18
                                    

Happy Reading! ♡






















Pernah dengar tentang bagaimana orang lain terasa jauh lebih hangat jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki ikatan 'nyata' denganmu?

Pernahkah kalian merasakan kenyamanan tanpa celah ketika mereka bersamamu untuk mendekapmu bahkan dalam selimut keheningan tanpa suara yang menyala?

Atau pernahkah kalian mendengar tentang bagaimana bisa seseorang bisa begitu bodoh dan begitu keras kepala hingga memilih untuk menutup mata dan telinga tentang segala kenyataan yang tersaji di hadapannya?

Mungkin kalian pernah mendengar satu —atau mungkin beberapa— kisah tentangnya.

Tapi di sini, kita akan membaca sebuah kisah tentang seorang pemuda naif yang pada akhirnya melupakan fakta bahwa dirinya juga seorang manusia yang bisa merasa lelah dan jengah, sama dengan kita semua.

Dia bukan peri.

Pun bukan seorang malaikat.

Dia hanya manusia biasa yang kelewat terbiasa mengabaikan diri hanya untuk diakui oleh mereka yang dicintai.

Jadi, biarkan sajak ini menuntunmu hingga akhir kisahnya nanti, menghantarkanmu ke ujung cerita ini. Tentang dia yang berjuang demi sebuah kata yang dinamakan cinta.



¤¤¤¤


Kim Doyoung.

Mungkin hingga hari ini telah ada jutaan orang mengenal pria yang memiliki senyuman indah nan menawan sang hati. Tokoh utama kita yang satu ini tidak bisa merasa lebih beruntung dari hari itu, hari di mana ia mendapatkan sebuah panggilan melalui telepon genggamnya yang berujung dengan dirinya yang kini menjadi bagian dalam sebuah grup laki-laki yang mengakui dirinya sebagai bagian dari sebuah 'keluarga kecil' yang berjuang melalui kesamaan asa.

Ia tak dapat menghentikan diri yang berjanji kepada sang hati untuk membantu mereka bersinar hingga mampu mengalahkan gelapnya sang malam tanpa taburan bintang. Kim Doyoung benar-benar berharap hanya akan ada kebahagiaan yang menanti mereka di penghujung hari nanti. Ia bersedia melakukan apa pun untuk mendapatkan itu.

Kepribadian unik yang dimilikinya begitu memikat. Canda garingnya yang tak jarang membuat suasana menjadi canggung begitu kontras dengan pesona anehnya yang mampu mengundang canda dan tawa secara tiba-tiba. 

Ia begitu menyukai pelangi. Menurutnya itu menjadi perwujudan fisik atas dirinya. Kim Doyoung tak akan pernah berhenti peduli kepada mereka yang dicintai. Ia akan datang dan membawa mereka dalam rengkuhan hangatnya, mendengarkan segala keluh kesah mereka atau sedikitnya cerita tentang hari berat yang menimpa mereka. 

Di balik kemurnian hati yang dimilikinya, hanya ada satu hal yang mampu mengganggu orang-orang yang disebutnya keluarga. 

Kim Doyoung terlalu keras kepala. 

Kim Doyoung 'yang lain' selalu berusaha menyembunyikan diri, mengintip di balik ruang kegelapan yang tak terjangkau barang oleh setitik cahaya.

Kim Doyoung yang mereka kenal selalu membuka kedua lengannya, bersiap memberikan pelukan besar nan hangat. Punggungnya selalu terlihat lebar, bahunya begitu kokoh seolah mampu menanggung semua beban dunia, apalagi sekadar untuk menjadi tempat bersandar. 

Namun, ia tak pernah menyadari bahwa ia juga membutuhkannya. Jauh di dalam dada, ia mengginginkan setidaknya satu orang untuk mendengar kisahnya.

Bersembunyi di balik dalih "baik-baik saja" tak akan membuatmu benar-benar merasakannya.

Tapi di balik itu semua, Kim Doyoung hanya tak terbiasa. 

Ia tak terbiasa untuk membagi kisah dan lukanya.

Ia tak terbiasa membiarkan orang lain memasuki garis batasan yang digambarnya.

Ia tak akan pernah mampu untuk meruntuhkan dinding tinggi yang telah dibangunnya begitu kokoh dan tebal hanya untuk dimasuki.

Ia terlalu terbiasa menyepi dengan kesendirian dan menanggung segalanya seorang diri.



¤¤¤¤




Hai!! 

Aku ngerombak beberapa di sana-sini, jadi mungkin bakal agak beda sedikit dari versi awal. 

Mau lanjut?

Day by Day (하루 하루) - Treasure Kim DoyoungWhere stories live. Discover now