•°○ 1 ○°•

3.8K 415 52
                                    

Happy Reading! ♡























Sang mentari kembali mengintip setelah tertidur sepanjang malam. Pendar kekuningan mulai tampak mengusir kegelapan sang malam secara perlahan. Dinginnya udara pagi hari selalu terasa menusuk. Ditambah dengan sinar benda langit yang mulai memancarkan kehangatannya itu kini menusuk sang mata yang tertutup kelopaknya, memaksa sang retina kembali bekerja.

Seorang pemuda menggeliatkan tubuh kecilnya kala sinar mentari mulai mengusik tidurnya. Alih-alih segera menegakkan diri, tubuh kecilnya justru kembali menggulung dirinya ke dalam balutan selimut tebal, meninggalkan ujung rambutnya yang tampak mengintip di atas sana.

Bunyi nyaring alarm yang terpasang di ponselnya sesaat setelah ia hampir kembali terjatuh di atas pulau penuh imaji itu seolah mengecam tindakannya. 

Helaan napas terdengar hadir di balik selimut  putih itu. Dengan kernyitan yang hadir menghiasi dahinya, pemuda mungil ini menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya yang terbalut piyama biru muda berlengan panjang. 

Tangannya bergerak meraba nakas di samping tempat tidurnya, mencoba mencari benda kotak yang membangunkannya itu. Setelah berhasil meraih benda yang dicarinya itu, segera disentuhnya layar ponsel pintar itu.

Matanya yang telah terbuka sebagian itu menangkap angka jam yang tampil di dalam layar ponselnya. Beberapa saat terdiam di posisi yang sama, ia  pun berakhir dengan membuat tubuhnya bangkit dan meraih sebuah handuk yang teronggok menyedihkan di atas sandaran kursinya.

Pergerakannya terhenti di depan sebuah cermin yang menampakkan penampilannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Perhatiannya terjatuh pada pantulan dirinya yang tersaji di hadapannya. Rambut hitam yang masih begitu tak beraturan, sedikit jejak hasil sekresi kelenjar air mata yang tersisa di ujung matanya, dan kelopak mata yang belum terbuka seutuhnya. 

"Pagi, Kim Doyoung!" Ujarnya kepada dirinya sendiri dengan sebuah senyuman yang menampilkan gigi-gigi rapinya.

Setelah memberikan salam kepada dirinya sendiri itu, ia menepuk kedua pipinya guna mencoba menyadarkan dirinya. Sebuah kekehan yang begitu hambar terdengar menggema di ruangan itu. Pemuda bertubuh mungil itu, Kim Doyoung, segera menarik kakinya untuk kembali melangkah menuju kamar mandi yang tersedia di dalam kamarnya.

Detik demi detik dan menit demi menit berlalu. Tak terasa, Kim Doyoung telah usai dengan kegiatan bersiap-siapnya. Sebuah sweater berwarna state gray dan ripped skinny jeans hitam dipadukan dengan sneakers berwarna putih menjadi sebuah perpaduan yang begitu pas di tubuh pemuda rupawan ini. Jari-jemarinya bergerak meraih sebuah jaket dengan warna abu-abu dan menyampirkan kain itu di bahunya kala mendapati sebuah pesan teks tampil di layar ponselnya.

Manager-hyung

Bersiaplah di depan, hampir sampai. Jangan lupa pakai jaketmu, cuaca sedang sedikit dingin! 

07:32 KST

Kim Doyoung segera menekan tombol power off di sisi benda kotak yang berada dalam genggamannya itu. Ia bawa kakinya itu untuk melangkah keluar kamarnya. 

Gelap.

Hanya itu yang mampu Doyoung lihat. Tak heran karena Mama dan Papa Kim lebih sering menghabiskan waktu mereka untuk bekerja dan beraktivitas di luar rumah. Pun dengan kakak laki-lakinya yang tengah disibukkan dengan kegiatan co-ass-nya. Jadi, jangan bingung jika hanya sepi yang akan kalian dapati jika mulai memasuki pekarangan rumah megah keluarga Kim yang satu ini.

Day by Day (하루 하루) - Treasure Kim DoyoungWhere stories live. Discover now