Part 42. Gone

7.3K 1.3K 1.2K
                                    

"Yuri ..."

Taehyung nyaris tak percaya akan apa yang telinganya dengarkan. Adapun istri sahabat dekatnya itu terus menatapnya dengan sendu, menembus nuraninya sampai nyaris tak tega untuk berucap untaian kalimat yang telah tertahan di tenggorokan.

"Taehyung ... please ..."

Bekas menangis di pipi gadis itu menambah kesan menyedihkan yang membuat satu sudut kecil di ruang hati Taehyung seperti tercubit. Jejak hitam di bawah matanya juga menjadi pertanda bahwa Yuri mungkin saja menyimpan segala kesusahannya hingga tak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat.

Dengan hati-hati, Taehyung berusaha membangun buah bibir yang akhirnya ia suarakan. "Yuri, sejujurnya akan terasa aneh jika kau menginap di sini. Maksudku—bisa menjadi sebuah kesalahpahaman sebab statusmu."

Yuri tak langsung bersua. Jelas sekali rautnya tengah kecewa dan itu kembali membuat hati Taehyung merasa tak nyaman.

"It's okay," katanya, terlalu singkat dan Taehyung masih merasa tidak enak di dalam hatinya.

"Yuri ... "

"It's okay, Taehyung. Aku tahu bahwa semua orang pada akhirnya akan meninggalkanku. Aku tak seberuntung dirinya. Aku tak selayak gadis itu untuk bisa menumpang di sini, sekalipun aku merasa tak ada lagi rumah sebagai tempat untuk pulang. Kau—atau Jimin—" Perempuan itu kembali terisak, terdengar pilu dan Taehyung semakin tak tega hingga merapalkan kata maaf dalam gumamannya sambil kembali merengkuh gadis itu. "It's okay, it's o—"

"Sorry ... i'm really sorry ... " Taehyung mengusap rambutnya, terus merapalkan itu dan mengulum bibirnya. Rasa bersalah kian menggunung dan ia berucap dengan setengah hati, "Kau boleh menginap, Yuri."

***

"Enak, Sayang?"

Jimin sedari tadi tak bisa fokus pada mangkuk ramennya sendiri ketika gadis di hadapannya baru saja menyeruput mie Jepang itu setelah meniup-niupnya selama beberapa detik.

Ia seperti seseorang yang tak ingin melepaskan pandangannya barang sedetik saja. Takut gadis itu segera menghilang, bahkan jika ia sedang berkedip.

Mereka singgah di sebuah kedai ramen tak jauh dari kawasan Yeouido. Keduanya berjalan, berpegangan tangan dan menikmati malam seperti layaknya pasangan pada umumnya yang sedang dimabuk cinta.

Hal langka sebab Jimin biasanya tak membiarkan untuk memperlihatkan hubungan terlarangnya di depan publik. Pria itu biasanya sangat berhati-hati. Namun malam itu, Jimin seolah tak peduli akan segalanya.

Gadis Jung itu hanya mengangguk, menikmati ramennya dalam diam sebab perutnya yang bersuara terlebih dulu hingga Jimin memiliki ide untuk mampir di kedai terdekat.

"I love you."

Spontan Jimin menguntai kalimat yang terlampau jarang terdengar belakangan ini. Dengan senyum manis dan tatapan memuja yang membuat gadis itu terhenyak dan sedikit banyak merasa terharu akan perlakuan kekasihnya.

Nara, harusnya begitu bersyukur 'kan?

"Too, Jimin."

Hati Jimin menghangat, tampak senyum manis terkembang di kedua pipi tirusnya ditambah manik berkelibat cinta.

Keduanya tak banyak berbicara ketika menghabiskan seluruh isian ramen dalam mangkuk mereka.

THE CHOICE✔Where stories live. Discover now