Bagian 6

14.8K 1.2K 9
                                    

Ngebosenin gak sih?

•••

Nita membulatkan matanya di saat dirinya melihat wajah pucat milik Raffa, ia langsung lompat dan duduk disamping lalu menyentuh kening Raffa dengan telapak tanganya.

"Mama," guman Raffa pelan, namun terdengar oleh Nita.

Nita terkejut dan sedikit merasa kasian kepada Raffa, ia mengambil satu tangan Raffa untuk di kaitkan di bahunya. Dirinya meletakan Raffa di kasur miliknya lalu menyelimuti Raffa. Nita pun mengambil kompresan ia mulai mengopres kening Raffa dengan perlahan.

"Raffa, lo itu nyusahin tau gak?" gumannya kesal.

Ia terus meremas sapu tangan dan di letakan di kening Raffa. Berulang kali ia melakukan itu, sampai dirinya baru engeh jika Raffa tertidur tanpa kacamata.

Tangan Nita terulur untuk mengelus surai rambut hitam Raffa.

Woah.

Dirinya ikut mulai mengantuk, ia pun binggung akan tidur dimana? melihat tempat tidur sebelah Raffa masih kosong, ah masa bodo untuk gengsi. Nita pun merebahkan dirinya di samping Raffa.

Dirinya membelakangi Raffa, disaat dirinya ingin memejamkan matanya, Nita merasakan sebuah tangan yang memeluk pinggangnya. Ia menoleh menemukan Raffa yang memeluk dirinya dari belakang. Nita pun berbalik menghadap wajah Raffa.

Raffa terus terusik mencari posisi nyaman, Nita hanya memejamkan matanya lalu menghela nafas, jika Raffa tidak sakit, pastikan dia akan meninju nya.

Raffa menggosokan hidung mancungnya di sekitar leher Nita, membuat Nita terkekeh geli. Usikan Raffa sudah tidak terdegar lagi di telinga Nita, Nita melihat ke bawah dimana Raffa menyembuyikan wajahnya di cengkuk lehernya seraya memeluknya.

Nita tidak peduli, ia pun ikut menyusul Raffa ke alam mimpi.

•••

Terbangun di pelukan Raffa, dirinya menatap Raffa dengan tatapan benci, mungkin kalo di sini ada Baygon ia akan menyemprotkan Baygon itu ke arah wajah Raffa. Nita terus memperhatikan wajah Raffa dengan intens.

"Raffa, bangun!" panggil Nita dengan tangan menekan hidung Raffa.

Raffa mulai membuka matanya dan melihat keselilingnya, ia melihat Nita yang melihat ke dirinya seperti ingin memakannya.

"Kok aku bisa ada di sini?" tanya Raffa sedikit menjauh dari Nita.

"Pake nanya lagi! Masih untung gue ijinin lo tidur disini, coba kalo gue jahat, udah gue lempar lo jahanam," jelas Nita.

"Kamu emang jahat, terus galak lagi." ucap Raffa dalam hati.

"Ngapain pake bengong segala? Turun lo dari kasur gue!" suruh Nita.

Raffa menganguk dan turun dari kasur Nita.

Hari ini hari minggu, dimana hari paling menyenangkan bagi Nita, tapi tidak bagi Raffa. Raffa yang baru ingat, mamanya menyuruhnya untuk menginap di rumah pun menghampiri Nita yang sedang memainkan ponselnya.

"Nita," panggil Raffa.

"Hm-"

"Mama nyuruh kita nginep di rumah." ucap Raffa.

Nita melihat sekilah ke arah Raffa.

"Kita?" tanya Nita sinis.

Raffa menganguk ke arah Nita.

Nita mengarahkan jari telunjuknnya ke arah kening Raffa, ia mendorong jari itu ke arah  kening Raffa dan menatap Raffa dengan tatapan jijik. "Lo pikir gue mau?"

"Kalo kamu gak mau, gapapa, aku bisa sendiri." ujar Raffa cepat.

"Dasar bego! Kalo lo bisa sendiri, kenapa harus ajak gue?" setelah mengatakan itu Nita bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Raffa yang berdiri sambil meremas ujung bajunya.

Raffa sudah siap dengan pakaiannya, tidak lupa dengan tas yang sudah berada pundaknya.

Ia pun berjalan keluar rumah untuk mengambil motornya.

"Eh, sini dulu lo," panggil Nita.

"Kenapa?"

"Kalo mama nanya ke lo, kenapa gue gak ikut, lo harus ngasi alasan yang masuk akal, Awas lo berani ngadu macem-macem!" ancam Nita.

Raffa menganguk dan kembali berjalan.

Di seperjalanan menuju rumah, Raffa hanya diam menatap fokus jalanan itu. Pikirannya mulai penuh dengan Nita. Mengapa Nita begitu jahat kepadanya?

Raffa tidak masalah Nita tidak menghormati bahkan tidak menyukai dirinya. Tapi jika Nita begitu kepada kedua orangtuanya. Ada rasa kesal Di benak Raffa.

Sesampai dirinya di rumah, ia memakirkan motornya, setelah itu, dirinya membuka pintu rumannya, ia melihat mamanya yang sedang mempersiapkan makanan.

"Assalamuaikum mah--" salam Raffa.

Mama Raffa pun langsung berlari ke sumber suara Raffa, ia menghampiri sang anak. Yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Waalaikumsalam, eh? Nita gak ikut?" tanya Santi dengan wajah sedu.

Raffa yang melihat mamanya mengharapkan kedatangan dirinya dan Nita pun langsung memeluknya mamanya dan berkata, "Raffa kangen mama."

Senyum Santi pun mengembang dan menggelus punggung tegap milik Raffa. "Mama lebih kangen sama anak mama yang satu ini."

"Raffa, Nita gak ikut?" tanya Santi lagi.

"Nita lagi sakit mah" jawab Raffa.

"Nita sakit apa?"

"Lagi dateng bulan, perutnya sakit aja mah, owh iya dia juga titip salam buat mama." ujar Raffa berbohong atas salam dari Nita dan alasan itu.

"Waalaikumsalam, yaudah semoga cepet sembuh ya."

Raffa menganguk dan berjalan ke arah kamarnya, ia membuka pintu kamarnya, dirinya tersenyum kecut saat melihat kamarnya begitu bersih, kamar dimana dirinya menumpahkan kesedihannya, tapi sekarang kamar ini kosong. Dirinya berjalan ke arah ranjang tempat tidurnya, ia merebahkan badannya sambil menatap langit langit kamarnya.

"Raffa," panggil Santi dari luar.

Raffa pun keluar dari kamar dan menghampiri mamanya. "Iya mah,"

"Nak, mama pergi ke kantor dulu ya mau nganterin makanan ke papa," ucap Santi.

"Papa masih Gila kerja mah?" tanya Raffa tersenyum sedu, papanya sejak dulu dan sekarang masih saja sibuk dengan perkerjaanya

"Kamu nginep kan nak?" tanya mamanya mengalihkan pembicaraan.

"Kayanya engak deh mah," balas Raffa. Ia tau mamanya sedang tidak ingin membalas pertayaan dirinya.

"Yah--kamu serius gak nginep? Padahal papa kangen sama kamu, pengen ketemu kamu," ucap mamanya.

Raffa berfikir sejenak, dirinya juga kangen dengan papanya ia pun melihat ke arah mamanya dengan tatapan sedu. "Yaudah mah Raffa nginep,"

Senyum mamanya pun langsung mengembang. "Ok deh, mama duluan ya sayang,"

"Iya mah, mama hati-hati." balas Raffa.

Setelah Santi keluar dari rumah, Raffa pun kembali ke dalam kamarnya, hari ini hari bebas, tidak ada matkul, dan tidak ada yang mengangunya.

•••

Satu Kata Untuk Nita?

Nerd HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang