01 : Orlianna Lee

103 9 29
                                    

jangan lupa vote dan comment.
kalau rame baru lanjut :(

"Orli? Anak kelas dua yang sering banget dihukum Pak Chanyeol gara-gara terlambat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Orli? Anak kelas dua yang sering banget dihukum Pak Chanyeol gara-gara terlambat."

"Orli setan penghabis es jeruk di kantin. Gila, dia manusia atau gentong air?"

"Selebgram angkatan yang kalau upload foto dirinya sendiri setahun bisa dihitung jari. Alias akunnya isi makanan semua!"

"Ah, Kak Orli ketua klub fotografi. Jepretannya nggak pernah kaleng-kaleng!"

Sekiranya itulah kalimat yang akan didengar ketika menanyakan siapa dan bagaimanakah sosok Orlianna Lee. Harusnya, semua warga sekolah SMA N ESEM mengetahui gadis yang kerap dipanggil Orli itu.

Selain memang karena pesona unik dari Orli sendiri, dia merupakan adik dari kapten basket bernama Mark Lee yang katanya sih se-ganteng itu sampe mo meninggoy.

Maka dari itu, tidak heran kalau Orli kerap mendominasi topik gosip atau topik pembicaraan para siswa di sekolahnya.

MOY Minju Orli Yujin (3)

Minju Oli Orli.
Minju Sorry to say, tapi es jeruk di kantin udah habis.

Orli Siapa pelakunya?

Minju Gatau.

Yujin Yang beli terakhir Kak Jaehyun.

Orli Siapa tuh?
Orli Btw, gue udah selesai bikin surat permintaan maaf, nih. Lo pada posdim?
Orli Masih di kantin? Gue mau nyusul.

Yujin Yoi, sini bos.

Orli Otw banter.

Orli segera memasukkan ponsel kedalam sakunya. Sebelum beranjak dari duduknya, Orli memandangi lembaran kertas folio garisnya yang belum penuh dengan tulisan 'saya Orlianna Lee, meminta maaf atas kesalahan saya hari ini. Dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.'

Sengaja sih. Dari awal Orli memang tidak pernah berniat untuk menyelesaikannya.

Akhirnya, Orli melipat kertasnya, kemudian menyembunyikan dibelakang badannya selagi berjalan menuju meja guru BK yang hobi banget menghukum Orli. Siapa lagi kalau bukan Park Tiang Listrik Chanyeol. Pak Chanyeol tercingta.

Orli menyodorkan kertasnya sembari memamerkan cengirannya. Begitu Chanyeol menerimanya, Orli ancang-ancang berlari mundur secepat kilat untuk menghindari omelannya.

Hampir saja Orli benar-benar berlari mundur, kalau saja Chanyeol tidak mengatakan kalimat, "Kamu tidak menyelesaikannya lagi, kan?"

Orli menggaruk tengkuknya canggung. Meskipun Chanyeol merupakan oknum yang tak pernah luput memarahi dan menghukumnya, kalau ditanya begitu apalagi dengan suara husky khas Chanyeol, Orli jadi merasa sedikit bersalah.

 Sedikit aja, segini 🤏.

"Duh, gimana ya. Menurut saya menulis permintaan maaf kayak gini tuh nggak berguna banget, Pak."

Rasa sedikit bersalahnya Orli tidak akan mengurangi sikap kurang ajarnya. Ingat itu.

"Orli!" tegur Chanyeol.

"Emangnya saya salah bicara, ya, Pak? Toh, walau saya tulis sampai penuh, besokan saya juga tetap terlambat kalau emang takdirnya terlambat, hehe. Saya cabut dulu, Pak. See you!"

Padahal, Orli sudah bisa keluar dari ruang bimbingan konseling tanpa harus berlari mundur. Sayang sekali Orli lupa jika dia meninggalkan tasnya disana. Jadi, mau tidak mau Orli harus balik untuk mengambilnya lagi.

Orli membuka pintu ruang BK perlahan. Begitu masuk, Orli dapat melihat Chanyeol sedang sibuk berbincang dengan seorang lelaki bertubuh jakung dan atletis di mejanya. Orli memang tidak bisa melihat wajahnya secara langsung, tetapi dari punggungnya saja dia bisa menebak kalau lelaki itu pasti tampan.

Terserah lah, mau tampan atau tidak, yang jelas Orli hanya perlu mengambil tasnya saja. Lebih baik lagi kalau dia tidak tertangkap oleh mata elang Chanyeol. 

Namun, ekspektasi hanyalah ekspektasi. Nyatanya, Chanyeol sadar betul dengan keberadaan makhluk bernama Orlianna Lee itu.

"Orli, sedang apa?" tegurnya. "Mau melanjutkan menulis permintaan maaf?"

"Bukan, Pak. Mana bisa saya ngelanjutin, bolpennya aja udah saya buang tadi di depan."

"Saya punya selusin bolpoin. Kalau perlu, bisa saya gibahkan ke kamu untuk menyelesaikan hukumanmu," sahut Chanyeol. "Sebentar ya, Jaehyun. Saya urus anak degil itu dulu."

"Jaehyun? Kayak pernah denger ..." Tak membutuhkan waktu lama, Orli ber-oh panjang setelah mendapatkan kembali ingatannya. "Oooh, Jaehyun. Dia Jaehyun, Pak?" tanya Orli sembari berjalan mendekat ke meja Chanyeol.

"Lo Jaehyun?" tanya Orli sekali lagi. Sayang sekali Orli tidak mendapat jawaban dari lelaki itu.

Bahkan, orang yang barusan dipanggil Jaehyun ini tidak menoleh atas kehadirannya sama sekali.

Orli mengibaskan tangannya tepat di depan muka Jaehyun. "Halooo. Lo tembok, patung apa gimana?"

Lagi-lagi, Orli tidak mendapatkan respon. "Gini deh, gue bukannya mau modus sok kenal sok dekat sama lo. Tapi gue butuh jawaban tentang apa bener lo yang ngehabisin es jeruk di kantin baru aja?"

Akhirnya Jaehyun menoleh. "Bukan urusan lo."

"Apapun yang menyangkut es jeruk kantin itu urusan gue!"

"Kalau iya, lo mau apa?"

"Es jeruknya udah lo minum? Kalau belum sini gue beli. Pakai harga dua kali lipat juga gapapa."

"Gue pakai buat siram tanaman cabe di dekat kantin."

"Gemblung!" umpat Orli refleks. "Lo kan bisa pakai air kran disampingnya buat siram tanaman! Kenapa harus air es jeruk?!"

Orli kesal. Yang membuat dirinya lebih kesal lagi adalah Orli tahu betul kalau tanaman cabai yang Jaehyun maksud itu terletak tepat di sebelah kran air.

"Krannya mati."

"Kubur kalau gitu! AH SIAL PAGI PAGI UDAH EMOSI. Cabut dulu, Pak," kata Orli yang tentunya tidak lupa merendahkan suara diakhir kalimatnya. 

Sekeluarnya dari ruang BK, Orli tak berhenti merapalkan sumpah serapahnya sampai dia bertemu dengan teman-temannya di kantin, Minju dan Yujin.

Orli berhenti mengumpat sih, tapi sebagai gantinya Orli berteriak tanpa memedulikan sekitarnya. "JAEHYUN PSIKOPAT!"

 "JAEHYUN PSIKOPAT!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Everest Boy •Jung JaehyunWhere stories live. Discover now