23

60.5K 6.7K 1.5K
                                    

Mark benar-benar takjub dengan ayahnya. Baru tadi malam ia berkeluh kesah mengenai hubungannya dengan sang Ibu dan Ibu dari calon anaknya, dan sekarang?

"Ayah memang luar biasa"

Ia barusaja mendapat pesan dari orang yang barusaja ia kagumi itu. Saat ia barusaja benar-benar bangun tidur. Dari tidurnya yang sama sekali tidak nyenyak.

Dari : Ayah
Aku dan istriku ke luar negeri. Kami akan berbulan madu. Jangan menangis kalau kami melupakanmu dan lebih menyayangi adikmu nanti.

Adik? Adik yang mana lagi?! Sejak kapan ia punya adik?!

"Terserah. Yang penting aku bisa bebas sekarang" itulah penenang bagi Mark akan pesan absurd dari ayahnya.

Dan benar saja. Saat ia keluar kamar, ia tak mendapati siapapun di rumah besar itu. Sangat sepi.

Para asisten rumah tangga bahkan belum ada yang datang.

"Aku ke rumah Hyuck saja"

Dan tanpa basa-basi, ia langsung kembali ke kamarnya. Mandi sebentar dan langsung melesat cepat ke rumah orang yang mungkin sekarang masih marah padanya.

~.a.b.c.~

"Oh, Mark. Masuklah"

Disambut dengan hangat oleh mantan mertuanya, tentu saja membuat Mark semakin tersenyum lebar.

"Sudah sarapan? Pagi-pagi sekali datangnya"

"Yah, aku sudah tidak sabar bertemu dengan Hyuck"

"Ada-ada saja"

Dan merekapun masuk bersama. Masih sepi disana. Bahkan orang yang Mark cari belum terlihat batang hidungnya.

"Haechan masih tidur. Tadi malam Mom mengajaknya begadang menonton film, untuk menghiburnya saja"

Mark kembali tersenyum mendengarnya. Berterimakasih sekali jika Haechan memiliki orang yang sangat menyayanginya seperti ini.

"Bagaimana dengan Ibumu?"

Mark yang disuruh untuk sarapan, bahkan sudah disiapkan di depannya itu hanya menurut saja. Toh, ia juga belum sempat sarapan tadi.

"Masih sama" jawabnya singkat.

"Yah, jangan sepenuhnya menyalahkan Ibumu. Ibumu itu orang yang baik. Dia hanya lebih berhati-hati saja setelah apa yang kami lakukan dulu pada kalian"

Mark hanya mengangguk-angguk saja. Seperti tidak perduli dengan ucapan mantan mertuanya ini.

"Ibumu itu hanya.... Belum memaafkan kami saja, Mark"

"Ya, aku tahu"

Hanya itu jawaban yang Mark berikan.

Ibu Haechan yang seperti tidak mendapat respon lebih itu akhirnya menutup topik mengenai orang yang barusaja ia bicarakan.

Kini hanya keheningan di ruang makan itu. Diiringi suara pelan dentingan sendok dan piring. Sangat pelan.

"Mom!"

Hingga saat mereka berdua barusaja menyelesaikan sarapan, orang yang katanya tadi masih tidur itu mulai bersuara. Berteriak lebih tepatnya.

"Ada apa?!"

Dan dibalas pula dengan teriakan.

"Mooommmmm!"

Teriakan panjang itu artinya sang Ibu harus menghampirinya.

Ibu Haechanpun menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya berdiri dan beranjak ke asal suara. Kamar anaknya.

Diikuti Mark yang juga penasaran. Meskipun pada akhirnya hanya berdiri di depan kamar, di depan pintu yang sedikit terbuka.

Divorce (Markhyuck)Where stories live. Discover now