der prolog

808 142 38
                                    



NCT's TEN asTHADEUS SALVATORE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

NCT's TEN as
THADEUS SALVATORE

AUDREY HEPBURN asEDYTH PONIATOWSKA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AUDREY HEPBURN as
EDYTH PONIATOWSKA









T H E
S A L V A T O R E :
T E N








"Kau dengar? Dua puluh orang mencoba melarikan diri dari Zona Soviet¹."

Seorang pria berbalut mantel coklat gelap melantas masuk tanpa perizinan seseorang lainnya yang tengah berfokus pada selembar kertas di meja kerjanya. Bohlam kuning menjadi penerangan satu-satunya dalam ruangan, dengan aroma kopi racikan sendiri, pria yang tengah sibuk dengan kertas kerjanya tidak melemparkan pandangannya pada pria bermantel coklat.

Pena bertinta hitam dicoret pada permukaan kertas kecoklatan, menuliskan beberapa kalimat yang menurutnya penting sembari melingkari beberapa negara bagian di atas lembar peta.

"Mereka sudah tidak tahan diatur pemerintahan pusat Uni Soviet rupanya," imbuhnya dengan manik yang masih melekat pada kertas kerjanya.

Pria bermantel coklat ambil duduk pada meja kayu pahatan mahal milik pria yang tengah sibuk dengan kertas kerjanya, tangannya mengambil sekotak rokok dari sakunya dan menyalakannya dengan santai. Ia menyesap sebatang rokok dan kemudian menghembuskannya, membiarkannya mengepul memenuhi ruangan kerja rekannya.

Ia tertawa kecil, "Apa ini? Apakah ini tanda-tanda kau sudah memihak penuh pada Bundesrepublik Deutschland²?"

Kini giliran pria yang masih berfokus pada kertas kerjanya yang menjawab, "Tidak. Aku tidak memihak blok, aliansi, atau negara mana pun. Aku pedagang senjata yang loyal pada prinsip perdagangan. Siapa pun yang memerlukan pasokan senjata dariku, tidak peduli itu Amerika, Perancis, Uni Soviet, Rusia, atau apa pun itu, aku akan tetap melayangkan jabat tangan selagi mereka membutuhkan senjata dan berbisnis denganku."

Pria dengan rokoknya tersenyum sinis, "Benar-benar seorang pebisnis senjata sejati." Ia menyesap kembali rokoknya dan menghembuskan tanpa peduli sekitar, "Bagaimana pendapatmu soal para emigran yang berusaha kabur dari Ostzone³ itu?"

Pena masih senantiasa mencoret bagian kertas sana-sini, dengan kacamata yang bertengger pada batang hidupnya ia merespon, "Tidak ada. Selagi tidak menganggu bisnisku, aku tidak peduli."

Kepulan asap rokok masih menguasai ruangan, pria dengan rokok bermantel coklat itu turun dari meja secara perlahan agar sepatu kualitas tingginya masih terjaga dengan baik. Ia berjalan menuju sebuah peta dunia yang tepajang di dinding ruangan. Tangannya menyentuh permukaan peta, tepat pada negara bagian Jerman Timur.

"Kalau begitu bagaimana dengan seorang emigran Ostzone yang menyusup dan tengah di gudang produksi senjata milik keluarga Salvator, Ten? Atau bisa kupanggil dengan nama Thadeus Salvator?"

Gerakan penanya terhenti, alisnya terangkat, matanya membesar, badannya menegak melepas fokus pada kertas kerjanya. Dengan tarikan napas dalam, rahangnya mengeras. Ia berdiri dan melangkah menuju sebuah senapan yang terpajang pada dinding ruang kerjanya. Dengan sigap, kedua tangannya meraih senapan khusus tersebut tanpa pikir panjang. Pelatuk senjata ia tarik pasti, jemarinya melentik pada triger senapan.

"Maka ia tidak akan menerima sedikit pun toleransi dariku."









T H E
S A L V A T O R E :
T E N










¹Zona Soviet : Zona letak Jerman Timur didirikan.

²Bundesrepublik Deutschland : Republik Federal Jerman (Jerman Barat).

³Ostzone : Penyebutan istilah Zona Timur (Jerman Timur) oleh warga Jerman Barat, media, dan politikus barat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 13, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Salvatore : Ten [ON HOLD]Where stories live. Discover now