Chapter 8

49 16 0
                                    


Apa aku segitu tidak diharapkan oleh kalian,
sehingga hak ku berbicara pun kau renggut

(denger lagu ini ya biar makin meresapi)

Pov arsi

Arsi sedang di meja belajar nya untuk mengejarkan tugas sekolah, ia sibuk dengan laptopnya

Tok!!Tok!!Tok!!

" arsi keluar kamu " ucap bundanya dari balik pintu

Arsi langsung berhenti melakukan aktivitas yang sedang ia kerjakan, dan membuka pintu

" kenapa bunda? "

Bunda nya memasang muka murka

" kenapa kamu menolak membelikan makanan untuk bella?! " ucap bundanya

" arsi lagi banyak tugas bunda, lagian bella yang mau makan " jawab arsi

" kenapa harus arsi yang beli? " lanjut tanya arsi

" OH KAMU SEKARANG BERANI MELAWAN BUNDA?! " ucap bunda

" arsi ga pernah berani lawan bunda, karna bunda adalah orang yang melahirkan arsi " ucap arsi takut

" saya tidak pernah merasa melahirkan anak perempuan seperti kamu! " ucap bunda

" k-kenapa? arsi salah apaa? " tanya arsi sambil menahan tangis

" karna kamu seorang pembunuh " ucap bundanya dingin langsung pergi dari situ

" KENAPA ARSI DI SALAHIN DENGAN KEJADIAN YANG GA PERNAH ARSI LAKUIN BUNDA?!! " tanya nya sambil teriak

Bunda arsi berhenti berjalan mendegar teriakan arsi seperti itu, hatinya berkata kalo arsinya tidak membunuh tapi kenyataan yang dia lihat bahwa arsinya yang menjadi penyebab anak sulung nya meninggal

Arsi langsung menutup pintu dan menegelamkan mukanya ke kasur ia menangis sepuasnya

" aku ga boleh lemah, pasti bang gian marah liat aku seperti ini " ucap nya kepada diri sendiri

" percayalah arsi bahwa kesedihan akan tiba kebahagiaan " lanjutnya meyakini diri sendiri

Ia pun segera bersiap siap tidur untuk memulai hari esok.

.....

Pagi hari sudah tiba, matahari mulai terbit

Arsi membuka matanya dan membangunkan diri nya, dia segera ke kamar mandi untuk bersiap sekolah

Setelah melakukan ritual mandi, ia berpakaian seragam rapih dan melihat kondisinya yang buruk dengan mata bengkak, dia segera menutupinya dengan make-up

" abang gian, arsi berangkat ya " ucap dia sambil melihat foto abangnya

Arsi turun kebawah melihat bibinya yang sedang mempersiapkan sarapan

" selamat pagi bi " ucap arsi

" pagi non, mau sarapan? " tanya bibi

" aku mau bekel aja boleh ga bi? " jawab arsi

" boleh non, bibi siapin dulu " ucap bibi

Keluarga arsi belum ada yang bangun, makanya arsi berniat untuk berangkat lebih awal

" ini non bekelnya, terus ini bibi buatin roti buat janggel perut non arsi di jalan " ucap bibi sambil memberikan bekel

" makasih bi, arsi sayang bibi " ucap arsi tulus sambil memeluk bibinya

Selama keluarganya mengasingkan arsi, hanya bibi nya yang peduli kepadanya

" iya non sama sama, bibi juga sayang non arsi " ucap bibi

" yaudah arsi berangkat ya bi" salam arsi sambil salim kepada bibi

" iya non hati - hati " jawab bibi


.....

Arsi menunggu halte bus sambil memakan roti yang diberikan bibi, tiba tiba arska berhenti di halte bus

" ngapain? " ucap arska di atas motornya

" apanya ngapain? " arsi bingung

" ngapain lu disini? " jelas arska

" nunggu tukang pentol, ya bus bego " jawab arsi

" naik " ucap arska singkat

" gamau, ntr gue dijadiin bahas tontonan " tolak arsi

" yaudah gue tinggal " ucap arska sambil memakai helm

Arsi cengo, ia kira arska akan memaksa dia bareng

" ih bareng, gue kan nunggu lu paksa gua bareng " ucap arsi sebel

" ga peka banget " lanjutnya

" yaudah naik " ucap arska

Arsi naik ke motor arska dan memegang jaket arska, arska melajukan motornya menuju sekolah

🌻🌻🌻
....


Deskripsi tokoh

Bella Wijaya

selalu iri dengan yang dimiliki arsi, anak tiri keluarga wijaya, dia ingin diutamakan disegala apapun


hai readers, kependekan ya?

jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku biar aku semangat melanjutkan buat cerita ini

enjoyy

Alone Donde viven las historias. Descúbrelo ahora