14# philosopher's stone

1.9K 232 35
                                    



Sesuatu yang keemasan berkilau di atasnya. Snitch! Harry berusaha menangkapnya,
tetapi lengannya terlalu berat.

Dia mengejap. Bukan Snitch. Ternyata kacamata. Aneh sekali. Dia mengejap lagi.
Wajah Albus Dumbledore yang tersenyum melayang masuk ke dalam pandangannya.

"Selamat sore, Harry," kata Dumbledore.

Harry bingung menatapnya. Kemudian dia ingat. "Sir! Batunya! Quirrell! Dia mengambil batunya! Sir, cepat Cassandra..."

"Tenangkan dirimu, Nak, kau sedikit ketinggalan," kata Dumbledore. "Quirrell tidak memiliki batu itu."
"Kalau begitu, siapa? Sir, saya..."

"Harry, rileks. Kalau tidak, Madam Pomfrey akan mengusirku keluar."

Harry menelan ludah dan memandang berkeliling. Dia sadar dirinya berada di rumah
sakit. Dia berbaring di tempat tidur berseprai linen putih, di meja sebelahnya terdapat
tumpukan tinggi yang tampaknya seperti setengah isi toko permen.

"Kiriman teman-teman dan pengagummu," kata Dumbledore berseri-seri.

"Apa yang terjadi di ruang bawah tanah, antara dirimu dan Cassandra dengan Profesor Quirrell adalah rahasia besar, maka tentu saja seluruh sekolah tahu. Kurasa temanmu, Mr Fred dan George Weasley bertanggung jawab atas usaha mengirimimu tutup kloset. Pasti mereka mengira kau akan geli dan senang menerimanya. Tetapi Madam Pomfrey merasa hadiah itu tidak begitu higienis, dan menyitanya."

"Sudah berapa lama saya di sini?"

"Tiga hari. Cassandra, Mr Ronald Weasley dan Miss Granger akan lega sekali mengetahui kau
sudah sadar, mereka sangat cemas."

"Tetapi, Sir, batunya..."

"Rupanya kau tak bisa dialihkan. Baiklah, kalau begitu. Profesor Quirrell tidak berhasil mengambil batu itu darimu. Aku tiba tepat pada waktunya untuk mencegahnya walaupun, harus kuakui, kau sendiri telah bertahan dengan sangat baik."

"Anda datang? Anda menerima burung hantu Hermione?"

"Pastilah kami berpapasan di udara. Begitu tiba di London, jelas bagiku bahwa aku
harus berada di tempat yang baru saja kutinggalkan. Aku tiba tepat pada waktunya untuk membantu Cassandra menarik Quirrell darimu..."

"Jadi itu... Anda dan Cassandra."

"Aku sudah takut aku terlambat."

"Hampir, saya nyaris tak bisa mempertahankan batu itu lebih lama lagi..."

"Bukan batunya, tetapi kau, Nak-usaha untuk mempertahankan Batu Bertuah itu
nyaris membunuhmu. Sesaat aku ngeri sekali, mengira kau dan Cassandra sudah tiada. Sedangkan batunya, sudah dimusnahkan."

"Dimusnahkan?" tanya Harry tak mengerti. "Tetapi teman Anda-Nicolas Flamel..."

"Oh, kau tahu tentang Nicolas?" kata Dumbledore, kedengarannya senang. "Kau telah menyelidiki semuanya, ya? Nah, Nicolas dan aku sudah berunding dan kami setuju itu yang paling baik."

"Tetapi itu berarti dia dan istrinya akan meninggal, kan?"

"Mereka punya cukup banyak simpanan Cairan Kehidupan untuk membereskan urusan mereka, dan kemudian ya, mereka akan mati."


Dumbledore tersenyum melihat keheranan di wajah Harry.

"Bagi orang semuda kau, pastilah kedengarannya aneh, tetapi bagi Nicolas dan Perenelle, mati sebetulnya hanyalah seperti pergi tidur setelah hari yang amat sangat panjang. Lagi pula, bagi pikiran yang terorganisir dengan baik, kematian hanyalah petualangan besar berikutnya. Kau tahu, batu itu sebetulnya bukan benda yang amat luar biasa, meski bisa memberikan uang dan kehidupan sebanyak yang kauinginkan. Itu dua hal yang akan dipilih kebanyakan orang, melebihi segalanya-sulitnya, orang biasanya justru memilih hal-hal yang paling buruk untuk mereka."

EXPECTO PATRONUM | HARRY POTTER X OCWhere stories live. Discover now