05 : Miss Mr. Kim

5.3K 873 249
                                    

 

         Empat hari telah berlalu sejak hari itu, Soojae dan adik-adiknya tinggal di rumah yang diberikan Taehyung untuk mereka. Soojae sebenarnya merasa sangat malu, tapi ia tidak ingin munafik. Ia menyukai rumahnya, menyukai suasana tenang di sana. Sekarang, semuanya terasa begitu mudah, setiap Maurra dan Mairra mengeluh lapar, ia selalu menemukan berbagai macam bahan makanan di lemari pendingin. Tanpa harus merasa payah karena tak memiliki uang. Semuanya tersedia seperti di surga, selama empat hari ini pula ia beristirahat di rumah karena sudah tak punya pekerjaan. Lalu kemudian ia teringat dengan fakta bahwa Taehyung sudah menikah dan memiliki istri.

Ini hanya hubungan yang tidak nyata, benar. Semua akan sirna beberapa hari lagi, oh atau beberapa jam, atau beberapa menit lagi? Seperti ketika ia mendapatkanya, semua ini pasti akan hilang dengan sama mudahnya. Sekarang ia tidak boleh bermalas-malas ria. Ia harus bergerak dan bangkit di atas kakinya lagi. Tidak ada gunanya bergantung pada pria itu. Yeah, anggap saja ini hanya pertolongan sementara. Jeda untuknya kembali bergerak maju.

Bagaimana pun juga, kehidupan ini bukanlah kehidupannya. Ini tidak nyata. Jadi pagi ini, setelah menemukan Aleen mengetuk pintu kamarnya. Ia langsung bangkit duduk tegak dan merapihkan semua berkas lamaran kerja yang berserakan.

"Aleen?"

"Eonnie, Mairra mengeluh ingin bertemu dengan tuan Kim."

"Oh, kenapa?"

"Tidak tahu. Aku pun tidak mengerti kenapa Mairra terus-terusan merengek."

"Tapi si Kim gila itu belum datang lagi semenjak dia pergi. Benar 'kan? Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Bagaimana caranya aku memintanya datang?" Soojae pasang wajah cemberut dan kesal. Ia melipat tangan di dada.

"Sudah empat hari tuan Kim pergi, mungkin saja Mairra merindukannya. Apa Eonnie tidak merindukanya juga?"

"Aku?" Soojae menunjuk wajahnya sendiri, tidak percaya. Lalu ia tertawa terbahak-bahak, seperti preman. Aleen menautkan alisnya kebingungan. Wajah gadis itu polos sekali, sementara Soojae membungkuk memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. "Lelucon macam apa itu. Mana mungkin aku merindukan si sinting mesum seperti dirinya?"

Aleen, si pengasuh bayaran--yang umurnya lebih muda dari Soojae, nampak berpikir sejenak. "Ya mungkin saja Eonnie merindukannya. Bukankah kalian sepasang kekasih?"

"Kau tahu, itu hanya akal-akalanku saja."

"Hm, tapi sepertinya tuan Kim nampak serius denganmu, Eonnie."

"Mana mungkin, majikanmu itu kan sudah beristri."

"Tapi tuan Kim dan istrinya..."

Belum selesai Aleen melanjutkan, mereka dikejutkan oleh kedatangan Maurra. Yang saat itu hanya pakai kaus dan rok pendek selutut. Bocah itu berlari cepat sekali, lalu menumbrukkan tubuhnya pada sang kakak.

"Eonnie! Gawat, Mairra pingsan!"

"Pingsan! Bagaimana bisa?" Maurra menggeleng-geleng, lalu bocah itu berlari melintasi ruangan. Meninggalkan Soojae dan Aleen yang sempat terpaku karena kebingungan. Saat mereka menyusul, terlihat Maurra bersimpuh di dekat sang adik. Bocah kecil itu berbaring di atas rerumputan dengan mata tertutup.

Soojae sudah lemas sekali, ia langsung panik dan hampir saja menjerit--kalau Mairra tidak tertawa dan bangkit berdiri. Bocah itu menjulurkan lidahnya keluar, meledek sang kakak. Merasa sudah dibodohi, Soojae mencebik dan menopangkan dua tangannya ke pinggang.

"Dasar anak-anak nakal, sini kalian, biar kupukul!" Terjadilah acara kejar-kejaran antara dua bocah kembar dan kakak perempuannya.

Sementara Aleen sedikit mengumbar senyum melihat kebersamaan keluarga kecil itu, setelahnya ia pergi ke dapur dan kembali beberapa menit kemudian, ia berdiri di bawah naungan pohon rindang sambil lalu memegang nampan berisi jus dan cemilan. "Huaaa, Aleen Eonnie! Tolong aku, Eonnie Soojae sangat galak kalau sedang marah."

Sweet Felony ✔Where stories live. Discover now