24

1.7K 90 0
                                    

Typo ada dimana-mana guys🤧

🍃🍃🍃

Aku masih setia memandang pak Hafiz yang masih terlelap dalam tidurnya. Sungguh moment ini lah yang sangat aku nantikan bersamanya.Saat aku tengah asik memperhatikannya. Tiba-tiba tubuhnya bergerak. Aku pun kembali untuk berpura-pura pingsan lagi.

"Aira kau masih belum sadar?" Suara bariton yang terdengar cukup jelas ditelingaku.

Wajah pak Hafiz terlihat sangat cemas melihat kondisiku sekarang. Aku tersenyum dalam hati. Artinya, tinggal selangkah yang harus aku lakukan untuk mengakhiri perjuanganku ini. Yaitu dengan melamar pak Hafiz didepan keluarganya.

Tapi aku bingung sendiri, bagaimana caranya agar aku bisa mengetahui alamat rumah keluarga pak Hafiz? Secara jika aku bertanya kepadanya pasti tidak akan dia jawab.

"Aira bangun dong. Saya minta maaf atas perlakuan saya selama ini kepadamu. Saya hanya tidak ingin membuatmu berharap lebih dalam kepadaku. Nanti kamu akan kecewa akan semua itu," Ucap pak Hafiz yang membuatku mematung.

Apa maksud pak Hafiz? Aku harus menyerah gitu? Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak boleh menyerah sebelum pak Hafiz jatuh cinta kepadaku. Aku hanya perlu berjuang lebih untuk mendapatkannya.

"Jika bapak menyuruhku untuk mundur. Maaf aku tidak bisa pak! Karena perjuangan sudah hampir mencapai garis finnish," Gumamku dalam hati dengan mata masih terpejam.

Aku akan terus mencari akal untuk cepat menyelesaikan misiku ini. Aku tidak mau jika perjuanganku tidak berhasil.

"Aira, jujur selama kamu datang kehidupanku membuat diriku sedikit berubah. Tapi saya sendiri belum yakin atas dasar apa diri saya berubah?" Jelas pak Hafiz yang masih setia memandangku dengan wajah tertunduk.

"Yakin pak? Bapak sudah berubah?" Tanya ku yang sudah tidak tahan dengan melihat pak Hafiz.

"Iya ra," Jawabnya masih dengan wajah tertunduk.

"Loh itu kan suara Aira?" Gumam Hafiz saat mendengar suara yang sangat ia kenali.

Dia pun mencoba melihat ke arah Aira untuk memastikannya. Dan benar! Kini Aira sudah sadar, tanpa Hafiz sadari ada garis lengkung yang ia tampilkan dihadapan Aira.

Aira yang melihat Hafiz tersenyum hanya melonggo seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.

فَبِاَيِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 13)"gumam Aira yang masih terdengar oleh Hafiz.

"Apa kamu bilang?" Tanya Hafiz dengan wajah datarnya.

"Aira sedang bersyukur pak dengan anugerah yang diberikan oleh Allah. Pada Aira hari ini," Ujarnya yang masih menatap Hafiz tanpa berkedip.

"Karena kamu sudah sadar. Saya mau balik lagi ke kelas saya. Buang-buang waktu saya ngelayanin kamu," Ujar Hafiz lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Pak!" Panggil Aira yang membuat langkah Hafiz terhenti.

"Apa?" Tanya Hafiz tanpa menoleh kebelakang.

"Makasih ya pak. Atas bantuan bapak, saya sudah sembuh," Ucap Aira yang membuat jantung Hafiz deg-degan.

"Hmm," Jawab Hafiz dan langsung meninggalkan Aira sendirian diuks.

****

Hafiz POV

Aku bingung dengan diriku sendiri? Kenapa jantungku berdetak sangat kencang saat berada didekat Aira. Padahal aku sudah menjaga jarak darinya.

Sekarang aku tengah berjalan untuk kembali ke kelasku tadi. Tapi sebelumnya aku harus ke kelas Aira dulu. Untuk meminta izin pada dosen untuk mengirimkan salah satu teman untuk menemani Aira diuks.

Tok..tok..

"Permisi bu," Salamku kepada bu Marni yang membuat ia menghentikan kegiatannya.

"Iya,ada apa pak Hafiz?" Tanya bu Marni kepada ku.

"Begini bu, tadi saya tidak sengaja melihat Aira jatuh pingsan ditaman. Setelah kejadian itu, saya membawa Aira ke uks. Tapi Aira sudah sadar bu, namun belum diperbolehkan untuk kembali ke kelas. Dan saya ingin meminta izin kepada ibu untuk mengirimkan salah satu teman untuk Aira," Jelasku lebar panjang.

"Iya,saya merasa bersalah pak. Karena telah menghukum Aira tadi. Akibat ulah saya, Aira jatuh sakit. Dan untuk Rosita, sekarang kamu temani Aira diuks," Pinta bu Marni kepada Rosita.

"Baik bu," Ucap Rosita dan beranjak pergi dari kelas.

"Kalau begitu,saya permisi dulu bu. Silahkan lanjutkan kegiatannya," Ucapku dan keluar dari kelas Aira.

****

Ceklek...

Pintu uks terbuka, entah siapa yang berani masuk. Mungkin saja itu para petugas uks? Aku tidak menghiraukannya, aku lebih memilih untuk beristirahat. Karena kepalaku masih sedikit agak pusing .

"Assalamu'alaikum Aira," Salam orang tadi yang baru masuk ke uks.

Tunggu! Suara itu tidak asing ditelingaku. Aku langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Dan ternyata dia adalah Rosita, sahabatku.

"Wa'alaikumsalam, ta. Loh kamu kok tau aku ada disini?" Tanya ku kepada Rosita. Padahal aku tidak ada memberitahukannya kepada siapa pun, kecuali pak Hafiz.

"Hebat kan aku!" Sombongnya. Aku hanya menatap malas.

"Hehe jadi tadi pak Hafiz beritahu kamu ada disini. Terus dia minta izin sama bu Marni untuk temani kamu disini," Jelas Rosita yang membuatku sedikit tercengang.

"Lah bukannya pak Hafiz bilang tadi dia mau ke kelasnya?" Tanya ku semakin bingung.

"Kamu bego atau gimana sih, ra!" Kesal Rosita.

"Yang jelasnya itu hanya alibi pak Hafiz Aira......" Jawab Rosita dengan raut wajah kesalnya terhadap diriku.

Setelah mendengarkan penjelasan Rosita aku langsung menadahkan tanganku ke atas untuk berdoa. Dan Rosita menatapku dengan wajah bingung.

"Kamu mau ngapain sih ra?" Tanya Rosita yang tak ku umbris.

"Ya Allah. terima kasih karena engkau telah memberikan hidayah cinta pada pak Hafiz. Sungguh hamba tidak percaya terhadap usaha dan doa hamba selama ini. Ternyata engkau mengabulkannya dengan waktu yang singkat. Dan semoga engkau segera mengabulkan doa hambamu selanjutnya.Untuk menjadi istrinya pak Hafiz. Aamiin," ucapku sambil mengusap wajahku.

"Ih lebay banget sih!" Umpat Rosita yang melihat kelakuanku.

"Iri bilang bos," Jawabku yang tak kalah sewotnya.

🍃🍃🍃

Gimana guys?
Jangan lupa vote dan komen ya..

Cinta untuk pak Dosen![Completed/Revisi]Where stories live. Discover now