24

629 65 56
                                    

"Ingin kamu jangan datang ke kehidupan ku lagi" jawab Kyungsoo angkuh atas pertanyaan dari Jihyun.

Jihyun dengan kasar menghapus air matanya lalu mengangguk.

"Aku akan pergi, terimakasih atas 'tumpangan' yang kau berikan selama ini" ucap Jihyun lalu berbalik, ia melangkah menjauh dari kedua orang itu lalu mengambil paper bag yang ia jatuhkan tadi. Hal ini memang tidak terduga dan tentunya menyakitkan. Sangat menyakitkan.

"Sayang kau sudah melakukan yang terbaik" terdengar suara Eunbi manja pada Kyungsoo, namun tidak ada jawaban dari Kyungsoo.

Sebagai perpisahan terakhir kalinya, Jihyun menoleh kebelakang sebentar, dapat ia lihat Eunbi yang memeluk lengan Kyungsoo dan tersenyum sinis kearah nya. Sedangkan Kyungsoo hanya menatap Jihyun tanpa ekspresi, namun mendapati Jihyun yang menatap nya dengan cepat ia mengalihkan pandangannya kearah lain.

Jihyun hanya tersenyum kecut melihat nya.

"Aku pergi.." pamit Jihyun mencoba untuk kuat, ia menahan air matanya lagi agar ia tidak menangis dua kali di hadapan kedua iblis itu.

Sementara Kyungsoo, setelah Jihyun mengatakan bahwa ia akan pergi, Kyungsoo kembali menatap Jihyun yang menjauh itu. Entah kenapa ada rasa bersalah dan tidak rela di hatinya jika wanita itu pergi, wajah datarnya hanya untuk menyembunyikan rasa sedihnya.

"Sekarang, kita bebas.." ujar Eunbi lalu menyandarkan kepalanya pada lengan Kyungsoo, Kyungsoo tersadar dari lamunannya dan menatap Eunbi dengan senyuman canggungnya.

"Y-ya seperti nya begitu.."
.
.
.
.
.
.
.

Sedangkan Ji-hyun yang sudah tidak dapat lagi membendung air matanya akhirnya menangis saat sudah di luar ruangan itu, hatinya benar-benar sakit seperti di tusuk dengan ribuan anak panah.

Malu, sakit, menderita. Itulah yang ia rasakan, ia tidak mau harus pergi kemana, jika ia pergi ke rumah ayahnya, ia tidak mau ayahnya sedih jika tau betapa malangnya nasib yang di alami oleh Jihyun.

"Noona.." panggil Jongin yang melihat Jihyun menangis, ia tau apa yang di alami oleh Jihyun, ia melihat nya langsung apa yang terjadi, tapi ia kembali ke lift saat Jihyun akan mengatakan ia akan pergi.

Yang terjadi lebih menyakitkan dari apa yang Jongin bayangkan. Ia melarang Jihyun masuk karena mereka tidak mau Jihyun terluka melihat apa yang terjadi di sana.

"Lepaskan!" Ucap Jihyun menepis tangan Jongin saat pria itu ingin memegang tangan nya. Dengan tangan yang gemetar Jihyun menekan tombol agar Lift itu terbuka, setelah lift itu terbuka Jihyun pun memasuki nya, di ikuti oleh Jongin yang sudah tidak tahu berbuat apalagi.

"Noona, maafkan aku, aku tidak maksud..."

"Ini bukan salah mu.." balas Jihyun memotong perkataan Jongin, ini memang bukan salah Jongin, ia tau pria itu mencoba untuk menjaganya. Tapi, ia setidaknya ia sekarang mengetahui bahwa Kyungsoo tidak akan menerima nya, tapi bagaimana dengan anak yang d8 dalam kandungannya? Apa Jihyun masih bisa sabar jika itu sudah menyangkut anaknya? Tidak.

Mulai detik ini ia benar-benar akan membenci pria yang bernama Do Kyungsoo.

Ia bersumpah akan hal itu.

Lift itu sampai di lantai dasar, Jihyun pun keluar dari sana dengan jalan yang cepat, begitupun dengan Jongin yang tertunduk mengikuti nya dari belakang.

"Noona" teriak Sehun yang menunggu di lantai dasar dengan perasaan khawatir, kekhwatiran nya bertambah saat melihat Jihyun yang kembali dalam keadaan menangis dan terlihat bekas tamparan di pipinya.

"Noona ka--"

Sehun ingin mengikuti Jihyun dan ingin menghibur wanita itu, namun di tahan oleh Jongin.

"Sudah. Lebih baik kita temui Junmyeon hyung" ucap Jongin yang membuat Sehun mengangguk pasrah. Keadaan hati Jihyun sedang tidak baik saat ini.

--------

Hari sudah gelap, Jihyun juga belum pulang, ia masih duduk di bangku sebuah taman dalam keadaan menangis. Bagaimana tidak? Bukankah ia sudah di usir Kyungsoo? Jadi kemana lagi ia harus pergi? Tidak mungkin ia kembali ke rumah ayahnya. Ia tidak mau ayah atau adiknya sedih.

"Hai cantik.."

Jihyun melihat kearah suara itu, ia melihat ada 2 orang badan besar yang di penuhi oleh tato. Dan terlihat kedua orang itu sedang mabuk, itu terbukti dengan botol bir yang masing-masing mereka pegang, dan mereka terlihat sempoyongan.

"M-mau apa kalian?!" Tanya Ji-hyun takut, wanita itu merengkuh dan menggeser duduknya agar semakin menjauh.

"Huh, tidak perlu takut, niat kami baik, kami ingin menemanimu.." ucap pria berkepala plontos di ikuti dengan seringai an darinya.

"Tidak perlu! Kalian pergi dari sini!" Teriak Ji-hyun mencoba mengusir mereka. Bukannya takut, kedua pria itu malah tertawa mengejek.

"Sudah ayo bersenang-senang"

Kedua pria itu ingin menerkam Jihyun, tapi dengan cepat Jihyun melakukan pembelaan.

Bughhh

Yap, tepat sekali. Jihyun menendang di arah selangkangan kedua pria itu.

"Yakkk.." teriak keduanya nya saat Jihyun berhasil melarikan diri.

"Cepar kejar dia!"

.
.
.
.
.
.
.

"Hey, kemari kau!" Teriak kedua pria itu terus mengejar Ji-hyun.

Namun Jihyun terus berlari menghiraukan keduanya, apa yang terjadi saat Yifan ke rumahnya dan hampir memperkosa nya benar-benar membuat Jihyun takut. Ia berlari sekuat tenaga dan terus memegangi perutnya.

Brukk

"Awhh.." ringis Jihyun saat tubuhnya terpental menabrak tubuh seseorang.

"Jihyun?" Panggil seorang pria yang baru saja di tabrak oleh Jihyun. Ji-hyun mendongak dan melihat siapa orang itu, demi apapun ia merasa lega saat melihat siapa itu.

"Chanyeol tolong aku" ucap Jihyun pada pria yang ia tabrak yang ternyata adalah Chanyeol. Chanyeol mengernyit heran.

"Tolong apa? Dan kenapa kau berada di luar semalam ini? Apa Kyungsoo melakukan hal buruk lagi pada mu?" Tanya Chanyeol Berutan.

"Wahh akhirnya.."

Baru saja Jihyun akan membuka suaranya untuk menjawab Pertanyaan Chanyeol, tapi kedua orang yang mengejarnya sudah sampai dalam keadaan nafas terengah.

Lalu dengan cepat Jihyun bersembunyi di balik tubuh tinggi Chanyeol.

"Chanyeol, tolong aku! Mereka mengganggu ku!" Adu Ji-hyun yang sudah bersembunyi di  belakang pria itu.

"Hey, berikan wanita itu pada kami, dia mangsa kami. Jika ingin, kau bisa bergabung" ucap pria berambut cepak teman pria berambut plontos tadi.

Lalu kedua pria itu tertawa bersamaan.

"Ckk payah, tampang serigala beraninya sama kucing" ejek Chanyeol yang membuat kedua pria itu berhenti tertawa.

"Kau menantang kami?! Jika masih sayang nyawa, cepat berikan wanita itu pada kami" gertak pria berambut plontos itu dengan tatapan yang menyeramkan. Chanyeol tertawa pelan lalu melepas jasnya. Ia memberikan jas itu pada Ji-hyun dan melepas kancing lengan nya serta menggulungnya keatas sambil berjalan mendekati kedua pria itu.

Jihyun hanya memperhatikan nya. Ia tau temannya ini sangat handal dalam berkelahi.

"Jika mau kucing itu, lewati dulu harimau penjaganya" ujar Chanyeol lalu sudah memasang ancang-ancang untuk berkelahi.

"Yaaaa Jihyun ayo!"

"Yakkk jangan lari!" Teriak kedua pria itu saat Chanyeol malah menarik Jihyun lari saat mereka akan memukul pria itu.

Ck, menyebalkan. Padahal Jihyun sudah siap terpesona jika Chanyeol dengan kerennya menghajar kedua pria itu.

Tapi ternyata hanya gaya saja yang berlebihan.

TBC.

My Devil Husband (Dks x Njh) TamatWhere stories live. Discover now