Chapter 2: Coming From Nowhere

395 64 21
                                    

Hello guys! Happy New Year. Akhirnya 2020 berakhir, semoga di 2021 ini bisa lebih baik dari tahun 2020. As i promise, 2021 will the year of this story. So, silahkan dibaca, hope you enjoy!^^

***

New Year's Eve 2017

Hari pertama di tahun 2017. Matahari terbit malu-malu menyinari bumi yang baru memulai tahun baru. Awan tidak terlihat tebal, namun masih tertiup ke satu arah secara lamban dan pasti. Masih banyak manusia yang tertidur pulas di atas kasur mereka. Acara tahun baru mereka banyak yang berhasil baik, tapi tidak sedikit juga yang berhasil namun memiliki hasil yang buruk.

Sama seperti Tom yang tertidur pulas di atas kasurnya. Pesta semalam bersama kawan-kawannya di LA, minum sampai mabuk berat, berdansa dan menyambut tahun yang baru dengan meriah. Ia baru bisa tidur setelah ia benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya yang sudah mabuk berat dan kemudian jatuh tergeletak di atas meja. Beruntung kawannya, Derek membantunya untuk pulang dan tidur di atas kasurnya.

Matahari sudah cukup tinggi untuk sinarnya masuk melalui jendela kamar Tom. Tidak tahan dengan sinarnya, Tom mengerjapkan mata dan mulai kembali ke bumi. Matanya melihat sekeliling dan menemukan dirinya sudah berada di kamarnya. Dia masih memakai pakaian yang sama dengan semalam, bahkan sepatunya masih terpasang di kedua kakinya. Ia berusaha bangun, namun terjatuh lagi di atas kasurnya karena pening di kepalanya.

"Argh!" Tom mengerang saat ia berusaha bangun kembali namun kepalanya terasa sangat berat. Dengan payah, Tom menyeret tubuhnya menuju pinggir kasur dan mengambil obat sakit kepala di atas nakas di samping tempat tidurnya. Obat itu pasti sudah disediakan Derek, karena ia tahu pasti Tom akan sakit kepala setelah mabuk berat.

Setelah menelan obat dan meminum air putih di botol yang juga berada di atas nakasnya, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Mencoba mengatur detak jantungnya dan deru nafasnya yang memburu. Lama kelamaan, sakit di kepalanya hilang. Ia mencoba bangkit kembali dan ia berhasil duduk. Ia membuka kasar sepatunya dan melempar ke segala arah tanpa melihat. Matanya masih terpejam, sampai suara teriakan terdengar. Suara teriakan yang aneh di telinga Tom, karena itu suara teriakan perempuan.

"Aku membuatkanmu teh dan aku diberikan sepatu butut." Protes wanita itu. Tom mencoba membuka matanya dan terlihat sosok wanita yang tidak diperkirakan akan ada lagi di kehidupannya. Emma Watson. Ini kedua kalinya ia bertemu Emma Watson tanpa diduga. Mengapa Emma berada di rumahnya?

"Em—Emma.. Apa itu kau?" Tom berusaha berbicara dengan suara seraknya. Emma berjalan ke arahnya dengan sebuah cangkir berisi teh.

"Iya. Aku datang setelah Derek memberitahuku kalau kau mabuk berat semalam. Dia harus pergi ke luar kota untuk menemui ibunya yang sakit pagi ini, jadi aku diminta untuk menemanimu sampai kau bangun. Dia tidak tega meninggalkanmu sendiri." Emma menoleh ke arah nakas, ia melihat obat dan air sudah diminum oleh Tom.

"Dan karena aku sedang berada di sekitar sini, jadi aku menyempatkan sebentar sebelum keberangkatanku ke London sore nanti." Emma menyerahkan cangkir di tangannya kepada Tom. Dengan perlahan Tom menggapainya dan menyesap teh itu.

"Tidak pakai krim, hanya 1 sendok gula. Seperti yang kau suka." Emma berujar bangga. Ia bangkit dan memunguti sepatu Tom di lantai dan menaruhnya di atas rak sepatu di kamar Tom.

"Jangan kau sentuh sepatu butut itu." Tom berseru sinis. Emma menoleh dan tertawa sedikit. Melihat senyum Emma, Tom ikut tersenyum. Ia menaruh cangkirnya di nakas lalu berdiri.

"Kau juga yang menyiapkan obatku?" Tom bertanya. Emma mengangguk.

Emma berjalan ke arah lemari Tom dan mengambil pakaian Tom. "Mandilah, kau terlihat mengerikan."

15 YEARS LATER (FELTSON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang