Tiga

7.9K 410 24
                                    

"Kayaknya yang ini cocok buat kamu." Ujar Gaby sambil merapikan kemeja yang sedang Xavier coba di sebuah butik terkenal. Gaby mengajak Xavier ke sebuah kaca besar, lalu menunjukkan penampilannya.

Namun pandangan Xavier bukan ke penampilannya. Melainkan kepada Gabriella yang sedang tersenyum dengan sangat manis di sampingnya.

"Kamu terlihat tampan pakai kemeja itu." Ujar Gaby lagi.

"Kalau gitu aku ambil yang ini aja. Kamu juga cari dress yang cocok. Karena kemejaku warna merah, carilah dress warna merah. Setelah beli baju ini, kita ke rumah mama."

Gaby hanya annguk-angguk lalu berjalan menjauh untuk mencari dress warna merah yang ada di butik tersebut. Sedangkan Xavier segera membuka kemeja yang di cobanya, lalu menggantinya dengan sweeter yang tadinya ia kenakan.

Wanita itupun mencoba berbagai gaun warna merah, dan Xavier cuek aja. Sudah hampir satu jam Gaby mencoba berbagai gaun tersebut. Dan Xavier setia menunggu, sambil terus memainkan ponselnya.

Jika di pikir-pikir, Gaby kan hanya maid? Kenapa seorang boss malah menunggu maidnya belanja? Pikir Xavier kesal.

Xavier pun bangkit dari sofa tunggu tersebut, lalu membuka ruang fitting yang Gaby gunakan untuk mencoba gaun.

Niat hati mau membentaknya karena lama, yang ia temukan malah... Gaby yang sedang mengenakan dalamannya saja.

Jangan tanya bertapa shocknya Gaby saat ini.

"Astgaaa kamu ngapain!" Teriak Gaby sambil menutupi tubuhnya dengan segera. "Dasar mesum...!!!" Teriaknya lagi, dan Xavier masih terpaku di tempatnya.

Bukannya segera pergi, Xavier justru menutup pintu tersebut lalu meraih tubuh Gaby ke dekapannya.

"Sudah terlanjur terlihat, nggak usah di tutupi." Bisik Xavier menggoda.

Karena butik tersebut sudah ia sewa seharian untuk berbelanja, tidak akan ada yang peduli meski Gaby berteriak sekalipun. Tidak akan ada yang berani mendekat juga. Siapa juga yang mau berurusan dengan Xavier Watson?

"Kalau pemotretan, kamu juga pakai yang begini kan?" Goda Xavier lagi dan Gaby hanya diam. Sebagai seorang model ia memang sering berpakaian sexy seperti itu.

Tapi untuk berpakaian sexy dan berduaan bersama pria di dalam kamar untuk fitting, itu tidak pernah terjadi dalam hidupnya.

"Iya! Tapi ini bukan pemotretan! Keluarlah...!!!"

"Kenapa kamu sangat cantik Gab? Pacarmu sangat bodoh ternyata." Ujar Xavier sembari mendekatkan wajahnya di hadapan Gaby.

Gaby sudah menutup mata. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak. Apa Xavier akan menciumnya? Memperkosanya? Apa keperawanannya akan hilang karena bos genitnya itu?

Sedangkan Xavier tersenyum melihat wajah cantiknya yang sedang memejamkan mata. Bahkan ia bisa merasakan betapa bergetarnya badan Gaby saat ini. Apa ia sungguh belum pernah melakukannya?

"Kenapa tutup mata? Aku cuma mau bilang, cepetan! Aku udah karatan nunggu kamu." Ujar Xavier dingin, lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Apa-apaan pria itu? Menyebalkan sekali! Ya ampun, untung dia nggak ngapa-ngapain." Desahnya.

Dengan segera Gaby pun memakai gaun yang ia kenakan sebelumnya. Ia juga memilih dua gaun warna merah untuk di serahkannya ke kasir, dan segera membayar tagihannya.

****

Setelah acara berbelanja mereka selesai, keduanya menaiki mobil sport mewah milik Xavier menuju tempat ibunya. Sang kanjeng ratu berada.

"Nanti kamu nurut aja sama apa yang aku omongin. Ngerti?" Ujar Xavier memperingati.

"Iya."

"Bagus."

Tak lama kemudian, keduanya pun sampai di rumah ala kerajaan yang begitu mewah tersebut. Rumah Thomas dan Xavier sudah sangat mewah. Ternyata rumah orangtua mereka jauh lebih mewah lagi.

"Kenapa matamu melotot begitu? Ayo masuk. Gandeng tanganku, nanti kamu ilang." Canda Xavier dan Gaby menurut aja. Wanita itu langsung memeluk lengan Xavier dengan segera.

Lagipula Gaby memang agak sedikit takut bertemu dengan ibunya. Pasti ibunya adalah tipe ibu-ibu konglomerat yang galak seperti di sinetron. Apa ia akan menjadi maid yang tersakiti?

"Mom..." Teriak Xavier begitu mereka melangkah kaki masuk lebih dalam ke rumah mewah tersebut.

"Ya sayang.. !!!" Balas seorang wanita yang terdengar girang.

Seorang wanita paruh baya muncul di hadapan Xavier dan Gaby. Ia menyapa kedatangan putranya dengan sangat ramah. Namun ketika pandangannya tertuju ke arah Gaby, tatapan matanya langsung membulat.

"Lho kamu?"

"Tante? Kok Tante ada disini? Tante mamanya Xavier?" Tanya Gaby sambil memeluk wanita paruh baya tersebut. Xavier membelalakkan mata. Gaby kenal dengan ibunya?

"Iya sayang, tante mamanya Xavier. Kamu apa kabar Gab? Kok kamu bisa sama Xavier?"

"Dia calon Xavier." Ujar Xavier spontan yang membuat mata kedua wanita itu membulat karena kaget.

"Jangan mencoba membohongi mama Xavier. Gaby ini sudah bertunangan. Mama tahu, karena mama langganan butiknya. Iya kan sayang?"

"Tunangan Gaby selingkuh ma, dan udah nikah sama adiknya. Sekarang Gaby sama aku. Jangan negative thinking dong!" Mata Xavier menatap Gaby tajam seolah mengancam untuk menurut. Dan pada akhirnya Gaby menurut saja.

"Tante seneng banget kalau Xavier nikah sama kamu. Wanita baik-baik, itu memang pantasnya dapat pria baik-baik. Kamu harus tau, Xavier sama Thomas itu nggak pernah pacaran." Ujar ibunya sambil tertawa.

"Ma..."

"Emang bener kan?" Sahut ibunya sinis, lalu kembali fokus ke Gabriella. "Kabar Renata gimana?"

Baru saja ibunya menanyakan hal itu, wanita yang di bicarakan sudah ada di depan matanya. Dan wanita itu di gandeng mesra oleh Thomas.

"Wah... ada apa ini? Jangan bilang Renata adalah kekasih Thomas?" Ujar ibunya penuh selidik.

"Lho, mama tau dari mana nama Re?" Sahut Thomas bingung.

Gaby dan Renata saling pandang dengan gelisah. Mereka seolah berbicara 'apa kamu juga?'

"Ini beneran kan? Atau kalian mainin mama? Atau ini akal-akalan kalian saja biar dapat warisan itu?"

"Beneran ma!" Teriak Thomas dan Xavier secara bersamaan.

"Menikah secepatnya." Ujar ibunya senang. "Kalian tidak salah pilih pasangan." Ujar ibunya lagi, lalu memeluk calon menantunya secara bergantian.

Hening.

Married Without Plan  [END]Where stories live. Discover now