Laughing Out Loud

639 139 42
                                    

Aku pikir Mas Alendra akan memarahiku habis-habisan lalu memecatku. Sumpah, aku takut setengah mati setelah menyampaikan opini blakblakanku tadi. Tapi kalian bisa tebak apa yang terjadi?

Mas Alendra, bos super tegas itu tertawa.

Literally.

Tertawa.

Laughing out loud.

Laughing out loud

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Mas Alendra

Saking bingungnya aku melihat reaksi enggak terduga Mas Alendra, dengan nekat kulirik Mbak Naia yang kelihatan sama kagetnya. Aku yakin senior editorku itu akan mem-briefing-ku secara pribadi di ruangannya setelah ini.

"Jadi, menurut kamu, semua cerita yang kamu rekrut itu nggak bermutu?" Mas Alendra sudah kembali ke mode seriusnya. Tapi aku bisa melihat bayangan senyum tipis lagi di bibirnya yang kata Illa kissable itu.

Kugelengkan kepala karena mendadak saja visualisasi dari kata kissable melayang-layang di kepalaku. Farra! What are you thinking!

"Tidak?"

Mas Alendra pasti salah mengartikan gelenganku. Dan aku mulai gelagapan lagi. Come on, Farra! Control yourself!

Kembali aku menggeleng-geleng, kali ini sambil menyilangkan tangan di depan dada. Sekuat tenaga aku berusaha enggak bersuara. Karena buka mulut sedikit saja bisa jadi bencana beruntun. Satu kali sehari lebih dari cukup.

Tawa Mas Alendra terdengar lagi, tapi kali ini lebih pelan. Dia kelihatan... geli? Oke, fix. Dia pasti mengira aku punya kelainan mental.

"Ya, sudah. Kita sudahi aja rapat kali ini," Mas Alendra menghela napas. "Oke, terima kasih atas laporan kalian semua. Jangan lupa, lanjutkan tugas yang masih belum terlaksana atau yang terlupa. Dan sampaikan laporannya sebelum akhir minggu ini."

Setelah berkata begitu dia berdiri. Dan aku bersumpah, dia melihatku sebelum beranjak menuju pintu.

***

"How could you! Oh my goodness! Farra!"

"Ya, Mbak?" Aku tertunduk di hadapan Mbak Naia. Benar, 'kan, dugaanku? Perempuan berambut bob sebahu itu langsung menyeretku ke ruangannya, bahkan sebelum aku sempat berdiri dari dudukku.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Proofreading for Love      Onde histórias criam vida. Descubra agora