Shimizu Kiyoko

655 160 49
                                    

Siapa manusia tercantik sejagad SMA XXI?

Bu Damini (penjaga perpus)? Memang sih beliau cantik. Tapi ada Yang lebih cantik lagi.

Siapa?

"Kiyoko!"

Jelita dengan sejuta pesona menoleh. Tak heran gelar primadona disandang olehnya. Setiap gerak tubuhnya saja benar-benar mempesona.

Kiyoko diam ditempat, menunggu teman sejawatannya berlari mendekat.

Shirofuku Yukie, berlari kecil. Gadis itu pun tak kala Ayu dengan Kiyoko. Tapi tetap saja Shimizu Kiyoko yang nomor satu. Bukan hanya soal fisik, aura dan sikap juga jadi hal yang harus dipertimbangkan.

"Cie... Yang bentar lagi ultah," ucapnya tatkala sudah berada didepan Kiyoko.

Menyematkan rambut kebelakang telinga dengan anggun, Kiyoko balas ucapan tersebut dengan senyuman.

Keduanya berjalan beriringan. Kebetulan tujuan mereka sama, perpustakaan.

"Kiyoko, udah dapet bocoran fansclub lo mau ngasih apa?"

Kiyoko menggeleng pelan.

"Mau gue kasih tahu?"

"Nggak usah."

"Tapi ada yang berbeda dari proyek ultah lo kali ini."

Primadona hanya diam menyimak gadis berambut disebelahnya.

"Kali ini bukan si Noya yang mandorin projek ultah lo. Malah gue denger dia nggak ikut andil."

"Oh ya?" walau begitu tak ada keterkejutan dalam nada bicaranya.

Yukie mengangguk penuh antusias. "Gue juga denger kalau si Noya bakal pensiun jadi fansclub lo."

"Oh ya? Akhirnya sadar juga."

"Lo nggak kaget? Maksud gue, dia kan kayak udah yang Cinta mati sama lo gitu. Eh nggak ada angin, nggak ada topan, tiba-tiba berhenti begitu aja. Aneh."

"Dia cuma udah sadar aja."

Keduanya sampai di perpustakaan tepat begitu kalimat Kiyoko selesai dituturkan.

Yukie pergi kearah deretan rak buku, sementara langkah Kiyoko mengarah ke meja resepsionis.

"Lho, bu Damini nya kemana?" jelita mengedar pandangan mencari sosok penjaga perpus yang sudah akrab dengan dirinya.

Siswi Yang ditunjuk sebagai pengganti sementara bu Damini terperangah. Alih-alih menjawab pertanyaan Kiyoko, ia justru sibuk memuji kecantikan Kiyoko di dalam hati.

Primadona sekolah mengernyit. Lalu melambaikan tangan didepan si gadis pengganti. Kendati begitu, Si gadis masih tersesat di dunianya.

"Permisi?"

"Eh iya." Merasa konyol, gadis itu tertawa canggung. "Maaf, Mbak Kiyoko."

Kiyoko mengangguk singkat. "Bu Damini kemana ya?"

"Beliau lagi kebelakang dulu kak. Nggak lama lagi juga balik." Masih dengan cengiran kelewat lebar, ia mencoba bersikap seramah mungkin. "Barangkali mau minjem buku, di data sama saya aja dulu mbak."

"Nggak." Senyumnya tak kalah Ayu dengan senyum Amanda rawles. "Saya tunggu disini aja. Soalnya saya ada perlu dengan bu Damini. Nggak apa-apa kan?"

"Nggak kok mbak." Mendadak si gadis pengganti jadi grogi. Yajelas grogi. Untuk beberapa menit kedepan, gadis impian para adam di sekolah ini akan berada didekatnya. "Duduk dulu aja mbak, barangkali capek."

𝐍𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐨𝐲𝐚 𝐘ū ❝ Rythm Project ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang