Icarus

1.5K 213 38
                                    

Off kini sedang menatap seorang pemuda yang ada di hadapannya dengan terheran-heran. Bajunya sudah mulai mengering karena hujan sudah reda sejak tadi. Pemuda yang tadi mengucapkan kalimat-kalimat tak masuk akal pada Off itu kini sedang duduk di atas sebuah tumpukan kayu di atas atap. Dengan pakaian serba hitam, ia tampak sangat misterius. Namun saat ia tersenyum, ia benar-benar terlihat lucu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya pemuda itu.

"Kau siapa?"

"Aku? Aku malaikat. Aku ditugaskan turun ke bumi untuk membantumu."

"Malaikat? Apa itu masuk akal?"

"Apa akalmu se-terbatas itu? Sampai kau tak percaya keberadaan malaikat padahal saat ini sudah jelas ada di depan matamu?"

"Baiklah, jadi bagaimana aku harus memanggilmu?"

"Aku tidak punya nama, tapi beberapa orang memberikan sebuah panggilan untukku. Icarus, panggil saja aku Icarus."

"Icarus?"

"Iya, aku tidak punya sayap. Maka dari itu aku dipanggil Icarus."

"Jadi, bagaimana kau bisa menolongku?"

"Sesuai permintaanmu tadi. Tuhan akan menukar nyawamu dengan nyawa gadis yang bernama Namtan itu. Sebenarnya dia dijadwalkan meninggal besok jam 11 siang karena operasi kanker otaknya tidak berjalan lancar. Tapi sesuai permintaanmu, ia akan hidup lebih lama. Sebagai gantinya, kau yang akan mati menggantikannya."

"Baiklah, jadi kau datang kesini untuk menyampaikan itu? Ah apa kau akan menunggu sampai mati besok?" Tanya Off santai.

"Kau bahkan tidak takut mati?" Si Malaikat yang dipanggil Icarus itu terkejut melihat reaksi Off.

"Setidaknya aku bisa membuat Namtan hidup lebih lama, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Jadi aku tidak masalah kalau memang harus mati besok."

"Tenang saja, Tuhan tidak sekaku itu. Kau punya kesempatan untuk melihat kebahagiaan gadis bernama Namtan itu sampai satu bulan pasca operasinya. Baru kau akan dipanggil. Jadi selama satu bulan itu aku akan mengawalmu agar kau tidak diganggu oleh malaikat pencabut nyawa."

"Kau mengawalku? Dengan badan sekecil itu?"

"Kau meremehkanku?"

"Hahaha tidak, tidak. Terimakasih. Waktu satu bulan yang tersisa itu akan kupergunakan dengan sebaik mungkin."

"Ya memang sebaiknya seperti itu. Jadi siapa namamu tadi? Maaf aku memang sedikit pikun. Aku juga tidak tau kenapa."

"Namaku Jumpol Adulkittiporn. Panggil saja Off. Itu nama panggilanku."

"Baiklah, Off. Ada satu hal lagi yang harus ku sampaikan."

"Apa?"

"Jangan sampai ada orang lain yang tau tentang kenyataan ini. Kalau tidak, kenyataan akan berbalik seperti semula. Namtan akan mati, dan kau yang akan hidup sampai tua."

"Baiklah, aku akan merahasiakannya. Jadi, hanya aku yang bisa melihatmu?"

"Ya, begitulah. Sekarang kembalilah ke ruang perawatan kekasihmu itu. Dia pasti sangat membutuhkanmu."

Sesuai usulan Icarus, Off kembali ke ruang perawatan Namtan. Ia bisa melihat Jane yang kini sedang tertidur sambil memeluk tangan Namtan. Sedangkan Namtan masih terjaga.

"P'Off, kau dari mana?" Tanya Namtan.

"Aku tadi di atap, mencari udara segar. Kenapa kau tidak tidur juga?"

"Aku tidak mengantuk. Lagipula aku ingin menikmati momen-momen terakhirku."

"Kau akan baik-baik saja. Tidak usah terlalu dipikirkan. Aku yakin operasimu besok akan berhasil."

"Benarkah?"

"Tentu saja, Namtanku kan kuat."

"Astaga P'Off!" Namtan kini berusaha menutupi wajahnya yang memerah karena malu.

Icarus masih mengikuti Off kemanapun ia pergi. Ia bisa mendengar semua kata-kata manis Off yang entah kenapa terdengar sangat menjijikkan baginya. Namun bagaimanapun juga, ia ingat bahwa Off bisa dibilang merupakan clientnya saat ini. Tapi di sisi lain, ia juga senang melihat Namtan yang tadinya tampak muram itu kini tersenyum sambil tersipu malu.

Dalam hatinya, Icarus menyadari bahwa ternyata masih ada manusia yang tidak egois. Masih ada manusia yang lebih memikirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Selama ini ia pikir, spesies manusia seperti itu sudah lama punah. Namun Off Jumpol menunjukkan bahwa manusia berhati baik masih ada. Bahkan ia mau menukar nyawanya dengan orang lain.

Hari berganti, operasi kanker otak Namtan berjalan dengan lancar. Namun dokter masih harus melakukan observasi lebih lanjut pada kesehatan Namtan. Kini Off dan Icarus berada di ruang perawatan Namtan, menemani namtan yang sedang tertidur pasca operasi.

"Jadi, berapa usiamu? Melihatmu saat ini sepertinya kau masih muda." Tanya Off memecah keheningan.

"Sekitar 425 tahun." Jawab Icarus.

"Apa ada perbedaan waktu antara hidup manusia dan malaikat?"

"Tentu saja, 1 tahun hidup manusia kira-kira setara dengan 17 tahun hidup malaikat."

"Jadi bisa dibilang, usia manusiamu masih..." Off kini nampak berusaha menghitung umur Icarus dengan jarinya. "25 tahun?" Sambungnya.

"Ya begitulah, kalau aku manusia, mungkin usiaku masih 25 tahun. Kalau kau? Berapa usiamu?"

"Aku 27 tahun. Lebih tua 2 tahun darimu. Jadi kau harus memanggilku P'Off."

"P'Off? Kau bercanda? Lidahku rasanya seperti akan terkilir kalau memanggilmu dengan sebutan P'Off."

Pernyataan Icarus membuat Off tertawa. Hampir saja ia lupa kalau ia ada di rumah sakit. Menyadari ketawanya yang terlalu keras, ia segera mengehentikan tawanya lalu kembali ke mode serius.

"Baiklah, karena kau malaikat kau boleh memanggilku Off saja. Tapi, apa kau satu-satunya malaikat yang tidak punya sayap?"

"Aku tidak tau. Tapi sejauh pengamatanku selama ini, sepertinya memang hanya aku. Malaikat-malaikat lain yang pernah kutemui punya sayap, hanya saja terkadang mereka tidak menggunakannya."

"Jadi kau tidak bisa terbang?"

"Tidak, hanya bisa teleportasi saja."

"Kenapa hanya kau saja yang tidak punya sayap?"

"Entahlah, selama ini aku juga tidak pernah mempertanyakannya. Mungkin aku spesial?"

"Hmmm... pasti ada alasannya." Ucap Off sambil mengetuk dagunya sendiri dengan jari telunjuk menunjukkan ekspresi sedang memikirkan sesuatu.

"Sudahlah, aku juga tidak mau tau."

"Yah sebenarnya, daripada malaikat kau lebih mirip hantu yang rohnya masih bergentayangan di bumi."

"Jaga bicaramu Off Jumpol." Protes Icarus karena tak ingin disamakan dengan hantu seperti yang Off katakan. Namun kalau dipikir-pikir, Icarus memang lebih mirip hantu jika dibanding malaikat. Bahkan dia hanya memakai hoodie hitam dan celana kain hitam kebesaran. Apakah di surga sana semua malaikat memakai hoodie?

• I C A R U S •

Icarus [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang