Kenapa...?

176 28 2
                                    

Hari itu semua orang berkumpul, saling bertukar sapa satu sama lain. Mereka berkumpul bukan karena suatu acara yang menyenangkan, melainkan memilukan.

Seperti halnya Hijikata Tōshirō, wakil komandan Shinsengumi ini beserta yang lain datang untuk menghadiri acara tersebut. Mereka mendapat kabar buruk dari Yamazaki, selaku spynya Shinsengumi.

Kondo, Hijikata beserta Okita masuk ke ruangan tempat semua orang berkumpul saat ini. Hal pertama yang Hijikata lihat, adalah semua orang di sana tengah menagis dengan kimono hitam melekat pada diri mereka.

"GIN-CHAAAN!! HUWAAAA!!" Hijikata langsung melirik dan melihat Kagura menangis histeris di tenangi oleh Otae.

Tak jauh berbeda dengan Shinpachi, tapi dia tak sehisteris Kagura. Otose, Catharine, beserta Tama ikut menenangkan Kagura, karena dia semakin tak terkendali.

Okita yang sudah tidak tahan melihatnya langsung bertindak. Ia menghampiri Kagura dan membungkuk "Yo, China. Dengan kau menangis sekencang itu, kamu bisa mengembalikan Danna, begitu?" Tanya Okita sakras dengan ekspresi sedatar mungkin.

Tanpa di duga, Kagura melepas kukungan Otae dan memukul Okita yang tentu saja dapat di hindarinya.

"Urusai... Aku sedang tidak ingin bermain denganmu, Sadis..." Ucap Kagura lirih tanpa menatap wajah Okita.

"Kenapa? Kau lelah?"

Kagura tidak menjawab, namun jawaban sudah jelas, ketika Kagura mengangkat wajahnya yang sudah kacau dengan air mata yang masih mengalir bagaikan sungai, rambut yang acak-acakan, kantung mata tercetak jelas, seakan-akan sekilas terlihat seperti orang depresi.

Tanpa mengatakan apapun, Okita tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Makanya, dia langsung menarik tangan Kagura dan memeluknya erat sembari mengelus punggungnya yang tengah bergetar hebat.

"Aku mengerti... Keluarkan saja. Aku di sini untukmu" Setelah mengatakan itu, Kagura menangis kembali. Tidak seperti sebelumnya, dia memilih melampiaskan kesedihannya dengan car memeluk Okita erat dan berteriak sekeras-kerasnya.

Kondo menghampiri Shimura bersaudara. Ia mengelus pucuk kepala Shinpachi dengan senyuman sedih namun menenangkan.

"Jika kau ingin rasa sakitmu hilang, maka keluarkanlah. Daripada kau terus menahannya, yang ada itu akan terus menambah rasa sakitmu. Karena itulah, menangislah sepuasmu hari ini, dan esok. Kau harus kembali menjadi Shinpachi yang kami kenal, hm"

Shinpachi tertegun, ia kemudian menatap Kondo dengan ekspresi sedih "Ko-Kondo-san... Gi-Gin-san.. Gin-san telah... Hiks!" Shinpachi langsung memeluk Kondo dengan erat, ia terus mengucapkan kalimat yang sama dengan sangat lirih.

Otae yang sendari awal melihat itu, ikut menangis. Padahal dia sudah berusaha menahannya agar telihat kuat di mata adik satu-satunya, tapi semakin runtuh karena Kondo mengisyaratkannya untuk ikut ke pelukannya.

Hanya kali ini saja, Otae lemah di hadapan Kondo dan tidak menolak dengan tawarannya.

Yamazaki sendiri menghampiri Tama dan membantunya untuk menyambut tamu sekaligus mempersiapkan semuanya yang masih belum selesai.

Satu persatu tamu mulai duduk dan memberikan salam perpisahan untuk orang yang tengah mereka tangisi sekarang. Dan kini giliran Hijikatalah yang akan mengucapkan salam perpisahan tersebut.

Rasanya, bagi Hijikata ini Deja Vu. Pernah sekali dia menghadiri acara ini bersama dengan yang lain. Terlebih lagi dia bertemu dengan, Sakata Gintoki. Si pemilik Yorozuya, rivalnya yang seharusnya bersamanya saat ini. Tapi kali ini, Hijikata sendirian, sebab si perm alami itu berada di hadapannya.

Dia tengah berbaring di dalam peti, dengan kimono putih bersih tanpa warna biru di ujungnya seperti biasanya. Kedua tangannya di posisikan di atas perut, dengan bunga mawar putih di sekelilingnya. Wajahnya yang biasanya menampilkan ekspresi mengesalkan, kini matanya tertutup dengan ekspresi damai tanpa beban.

Dan kalian pasti tau maksudnya apa? Ya, mereka saat ini tengah berduka untuk kematianya Sakata Gintoki, si samurai pemalas bermata ikan mati, pemilik Yorozuya untuk selama-selamanya.

Menurut informasi yang Hijikata dapat dari Yamazaki, Sakata Gintoki meninggal pada tadi pagi pukul 06 murni tanpa sebab akibat. Mayatnya di temukan oleh kedua anak buahnya tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Hijikata sendiri tidak percaya dengan hal itu, mana mungkin si samurai pemalas itu mati lebih cepat dari dirinya? Bahkan, baru beberapa hari yang lalu, dirinya bertemu dan saling beradu argumen seperti biasanya. Tidak ada yang aneh, dan hal itu membuat Hijikata frustrasi.

"Kenapa...? Kenapa... Kau...?" Hanya itulah kalimat yang sendari tadi Hijikata gumamkan. Dia tidak tahu harus merespon apa tentang kematian Gintoki.

Apakah dia harus sedih? Marah? Kesal? Kecewa? Atau apa? Dia sendiri tidak tahu. Kejadian ini sungguh sangat mendadak. Tidak ada yang tahu, kapan seseorang akan meninggalkan termasuk dirimu sendiri.

Setelah menunda bunga mawar di tangan Gintoki, Hijikata langsung berjalan pergi, meninggalkan aula itu tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada yang lain.

Hijikata terus berjalan tanpa tahu kemana dia harus pergi. Matanya kosong dengan ekspresi lelah, energi yang tadi terisi penuh hilang entah kemana. Rokok yang biasa menenangkannya tak mempan, bahkan mayones sekalipun.

Sampai akhirnya, ia berhenti di sebuah pohon Sakura di depan danau kecil di taman. Tidak tahu kenapa, tidak ada seorang pun di sana, apa karena cuacanya mendung mungkin. Tapi itu menguntungkan baginya untuk menikmati waktu sendirian.

Hijikata duduk dan bersandar di bawah pohon sakura yang kebetulan sekarang adalah musim semi. Hembusan angin membuat Hijikata tenang dan sejenak melupakan kejadian barusan. Dan tanpa sadar, Hijikata tertidur dengan berharap, kalau-kalau ini semua hanyalah mimpi buruk semata.




~END~






Bercanda kok, masih bersambung hehe~

Aku coba buat Ff Gintama baru, bisa di bilang Remake dari Ff Masa Lalumu Dan Masa Depanmu Itu Sangatlah Berbeda. Menurutku ceritanya gak terlalu jauh sama yang satunya, cuman aku coba yang versi Hijikatanya. Tenang, endingnya beda jauh kok sama yang satunya lagi.

Gimana? Menarik gak? Kalau menarik, aku bakalan lanjut lagi yang ini. Kalau yang Ff yang tokoh utama Gin-chan itu... Gak tau kapan lanjutnya. Yah, pokoknya kalian komen aja kalau pengen di lanjutin. Terutama bagi yang ngebet aku buat lanjutin Ffku di akun satunya (○゚ε゚○), moga aja bisa move on dulu ke sini. So See You Guys~

CONSEQUENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang