16. Bogor

185 15 0
                                    

2 Januari. Hari kedua di tahun baru. Kemarin sore Pam dan Ami baru saja pulang dari rumah kedua orang tua Pam. Dan pagi ini mereka akan menepati janji untuk menginap di Bogor, di rumah orang tua Ami. Sengaja berangkat pagi, biar gak kena macet.

Sama seperti saat menginap di rumah Henny dan Yusuf yang hanya selama tiga hari saja, Pam dan Ami juga melakukan hal yang sama ketika menginap di rumah Tia dan Ludi. Biar seimbang, katanya.

Selama di perjalanan, seperti biasa mereka pasti menyetel lagu Pam. Bernyanyi bersama. Ami yang bersandar di pundak Pam lalu selfie namun tidak dengan wajah suaminya itu, sengaja. Lalu, di-upload di insta story. Pam yang menggenggam tangan Ami, tangan sebelahnya lagi memegang setir mobil. Lalu, difoto oleh Ami dan diposting di feed Instagram milik Pam. Ah, definisi bucin yang sesungguhnya.

"Dek,"

"Ya, Mas?" Ami menjawabnya dengan suara lembut.

"Selama tinggal di Bogor, ada tempat yang belum pernah kamu kunjungi gak? Tempat yang pengen... banget kamu datengin, gitu. Ada gak?" tanya Pam.

Ami tersenyum lalu menjawab dengan lantang. "Ada,"

Pam menengok ke arah isterinya itu. "Apa? Dimana?" tanya Pam antusias.

Ami mengerutkan keningnya. "Kenapa sih? Gitu banget nanya-nya?"

Pam kembali menatap ke jalanan tol. "Ya gak pa-pa, biar kamu ke tempat yang belum kamu kunjungi tuh sama aku ke sananya. For the first time, gitu loh. Tempat spesial dengan orang spesial. Sekalian ajak Ebri sama Mama-Ayah juga nanti, jalan-jalan."

"Oooooh," Ami tertawa. "Mas, aku gak tau kenapa ya gak bisa gitu nebak pemikiran kamu yang out of the box banget. Pemikiran Mas tuh anti mainstream banget tau gak sih," Ami terkekeh.

"Gak bisa ditebak ya?" Pam tertawa kecil. "Di list aja Dek tempatnya di mana aja, nanti kita langsung cus."

Ami mengacungkan kedua jari jempolnya ke hadapan suaminya. "Okeee siap, Mas-ku!"

•••

Sesampainya di Bogor, di rumah orang tua Ami. Keduanya disambut senang oleh Tia, Ludi, dan Ebri. Mereka disuruh langsung masuk ke kamar karena takut kecapekan.

"Kalian istirahat dulu aja ya di kamar Ami, nanti Mama masakin makanan yang muantap puol." Tia mengacungkan dua jempolnya ke arah Pam dan Ami.

"Gak usah repot-repot, Ma." ucap Pam.

"Lho, enggak, Mas. Ami lagi gak ngabarin Mama dulu kalo mau ke sini, 'kan Mama gak persiapan dulu nih."

"Kirain kita kalian gak jadi nginep di sini, Pam, Mi." tambah Ludi.

"Aku lupa gak ngasih tau Mama sama Ayah, padahal Teteh bikin snapgram caption-nya emoji pesawat terus ada kata 'Bogor'." Ebri terkekeh sambil menunjukkan jari tanda 'peace'.

Ami menjitak kepala Ebri. "Yeuuu, elo mah."

"Enggak kok, emang salah kita juga gak ngabarin Mama sama Ayah lagi." kata Pam.

"Ya udah, ganti baju dulu gih sana di kamar. Mau tidur, tidur dulu silahkan. Mau ngapain aja terserah deh bebas. Pam anggap aja rumah sendiri ya." ucap Tia.

"Iya, Ma, makasih ya. Maaf kalau ngerepotin." kata Pam.

"Santuy aja, Mas." celetuk Ebri membuat Pam terkekeh.

Future Is BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang