/#22/

1.2K 175 49
                                    

NightD mengerjapkan matanya. Melihat cahay terang diatasnya, dan ruangan yang serba putih. Ia menoleh kesorong kanan, melihat Nelson tidur diatas kedua tangannya yang dilipat.

Tak hanya lelaki jangkung itu, ada beberapa temannya yang tertidur pulas dilantai beralaskan karpet merah tebal.

NightD mencoba duduk, namun kepalanya seketika ternyata sakit membuatnya reflek merintih kesakitan.

"Aw.." Nelson mengerjapkan matanya lalu menoleh kearah NightD yang tengah duduk sambil memegangi kepalanya.

"Night?"

NightD menoleh, mendapati Nelson yang langsung bangun dari tidurnya lalu mengelus kepalanya lembut. "Masih pusing?" tanyanya pelan. Takut membangunkan yang lainnya.

NightD hanya mengangguk singkat sebagai jawaban. "Kenapa aku disini?" tanyanya.

"Lu tiba-tiba kesulitan napas, Night. Makanya gue bawa lu kemari." jelas Nelson dengan cemas, tangannya masih setia mengelus rambut NightD.

NightD tersenyum kecil, ia menggenggam tangan Nelson yang mengelus rambutnya dan membawanya tepat ditengah-tengah antara ia dan Nelson.

"Aku gapapa, kok, sekarang. Jangan khawatir lagi." Nelson menghela napas samar lalu mengangguk seraya tersenyum kearah nightD.

"Ekhem," Nelson dan NightD menoleh bersamaan. Melihat Marvel yang tersenyum smirk dengan tatapan menggodanya kearah mereka.

"Napa lu?" tanya Nelson sinis. Marvel menyengir lalu menghampiri NightD, tak mengubris pertanyaan Nelson.

"Pinjam NightD bentar ya~" ujar Marvel yang terdengar menyebalkan bagi Nelson.

"Night, lu dah mendingan?" tanya Marvel, NightD mengangguk. "Udah kok," Marvel tersenyum kecil.

Marvel kembali melirik Nelson yang melirik kearah jendela dengan sebal. Ia mencoba untuk tidak tertawa melihat Nelson yang seakan sedang 'cemburu'.

"Jangan cemburu napa, Nel. Gue cuman pinjam NightD-nya bentaran doank, kok." ejek Marvel. Nelson menatapnya tajam, membuat Marvel tertawa kecil. Dan NightD hanya bisa terkekeh pelan.

"Lu urusin Nevin aja sono." ujar Nelson masih sinis. Marvel menjulurkan lidahnya sedikit lalu mencoba membangunkan teman-temannya. Dan akhirnya Nelson bisa berduaan lagi dengan NightD.

NightD menoel-noel bahu Nelson yang melirik kearah marvel dan Nevin yang lagi-lagi berkelahi. Nelson menoleh dengan cepat dan menaikkan kedua alisnya, menatap NightD dengan tatapan bertanya yang malah sangat menggemaskan bagi NightD

"Mau pulang." rengek NightD. Nelson tersenyum lalu mencubit hidung NightD gemas. Yang dicubit hanya bisa merintih kesakitan.

"Jangan buru-buru lah, cadel." NightD mengembungkan pipinya dan mengangguk.

"Nel, belikan sarapan lah." pinta Ayon, Nelson menatapnya malas. "Duit?"

"Pakai punya lu lah, itung-itung traktir lagi." sela Nevin dengan santainya. Nelson menghela napas pasrah lalu mengangguk mengiyakan.

"Bubur ayam, yah."

"JANGAN!"

"Canda. Nasi goreng, yah."

Nelson menutup pintu ruangan dan bergegas pergi membeli sarapan.

Untuk memperjelas, ada Odo, Ayon, Marvel, dan Nevin disana yang asik mengobrol ringan sebari menunggu Nelson kembali.

***

Sorenya NightD dipersilahkan pulang dari sang Dokter. Dan lagi, NightD tidak ingin diantar pulang, membuat kelima temannya bingung namun tetap mengiyakan dan berakhir menginap dirumah Marvel.

"Ngebut-ngebut, Vin." ujar Marvel sembari terkekeh. "Ga membantu, Vel." timpal Odo membuat mereka tertawa.

Mobil Nevin mulai bergerak dan menjauh dari halaman rumah Marvel. Marvel dan NightD pun masuk kedalam rumah.

"Do, masalah Andi dengan peneror gimana?" tanya nelson penasaran. Ia melirik kearah kaca spion diatas untuk melihat Odo dan Ayon dibelakang.

"Masalahnya udah beres. Cuman ada kesalahpahaman." jawab Odo. "Tapi kenapa bisa kita ikut kena?" tanya Nevin.

"..." senyap, Odo tidak menjawab- ralat, lebih tepatnya mencari jawaban yang tepat.

"Do?" panggil Nelson. "Hm, mungkin salah sasaran." jawab Odo ngasal. Dan syukurnya teman-temannya percaya gitu saja.

"Ayon ketiduran apa? Diam mulu daritadi dimobil." ujar Nevin menyadari satu temannya hanya diam sambil menatap lurus kearah luar kaca mobil.

Nelson melirik sebentar kebelakang lalu kembali menatap kedepan. "Lagi mabok, dianya." ujarnya.

"Oalah pantes."

T.B.C.

Bentar lagi, hari spesial datang~
/Sigh/

Makasih atas 3.8K dan 590+ votenya:) (dan 830+ komennya :v)
Dan saran-saran yang pernah kalian berikan

/Sigh/ Padahal aku ga ada berpikiran akan sampai sejauh ini :'v
Aku niatnya cuman hiburan semata- But, thank you <3

Cerita ini bentar lagi tamat~
Ya, tamat- itu trus yg kubilang dari kemarin-
Belum pasti kapan, tapi yang penting aku akan selesaikan cerita ini-

DAH BYE~

I'll Protect Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang