The Last Moon

171 26 5
                                    

"Berapa total belanjaannya, Phi?"

"Astaga, Jim. Ini aku, bukan orang lain. Sudah, jangan tanya lagi berapa totalannya."

Jimmy melirik dua kantung belanjaan di dekat pintu rumahnya, lalu menyengir. "Terima kasih ya, Phi."

Hari di mana Jimmy datang ke tempat Zee adalah hari terakhir Jimmy keluar dari rumahnya. Saat ini Jimmy memang tak bisa, lebih tepatnya tak berani untuk berjauhan dengan Tommy. Jimmy ingin berada di dekat Tommy sesering dan selama mungkin. Lagipula, jika melihat dari segi kondisi Tommy, Jimmy memang harus ada untuk Phi-nya 24/7. Karena itu, Jimmy meminta tolong pada Zee untuk berbelanja kebutuhan pangan yang mulai menipis. Zee tentu dengan suka hati menolongnya. Zee pikir jika ia jadi Jimmy, ia juga tak akan mau keluar rumah dan meninggalkan Tommy barang sebentar saja.

"Tommy lagi apa sekarang?"

"Tadi sih sedang membaca buku. Kau ingin bertemu dengannya, Phi?"

Zee mengangguk. Ia sebetulnya rindu dengan mantan adik tingkatnya itu.

"Ayo."

Jimmy meletakkan kantung belanjaannya tadi di dekat kaki sofa ruang tengah sebelum melangkah menuju kamar. Zee mengikuti sambil melihat-lihat sekitar yang sebenarnya tidak ada yang aneh. Hanya saja, rumah Jimmy tidak memiliki foto keluarga seperti rumah-rumah pada umumnya. Foto yang menempel di dinding lebih banyak didominasi oleh foto Jimmy saat masih kuliah. Entah itu bersama Tommy atau Zee dan Mark—teman mereka, seangkatan dengan Zee yang kini sukses menjadi dokter di luar negeri—juga beberapa foto yang didapat dari penggemar.

Zee mengintip dari balik pintu kamar Jimmy yang terbuka. Di dalam sana tampak Tommy dengan mata terpejam sedang memainkan lembaran buku di tangannya. Ia kemudian kembali membuka matanya dan mulai membaca lagi.

"Kau mau bicara dengan Phi Tom?" tanya Jimmy pelan tanpa menarik atensi Tommy.

Zee mundur beberapa langkah menjauhi pintu. "Tidak usah, Jim. Kami sudah sangat lama tidak bertemu. Tommy pasti memiliki banyak hal yang ingin dibicarakan, begitu juga denganku. Tapi ini sudah malam dan Tommy butuh lebih banyak istirahat, bukan?"

Jimmy mengangguk menyetujui.

Zee memberitahu kabar JMK Studio akhir-akhir ini ketika keduanya kembali berada di depan rumah Jimmy. Katanya, banyak penggemar dan wartawan yang berdatangan ingin mencari tahu kenapa Jimmy menghilang setelah terakhir kali diketahui berada di London entah sedang apa.

"Kau tak mengatakannya pada mereka 'kan, Phi?"

"Tentu saja tidak. Itu semua urusanmu, Jim. Kurasa aku tak punya hak untuk memberitahu publik."

Jimmy tersenyum lebar. Ia memeluk Zee singkat sebagai tanda terima kasih.

"Aku pulang, ya. Selalu kabari jika ada sesuatu."

"Pasti, Phi."

Zee melambaikan tangan sebelum melajukan mobilnya meninggalkan rumah Jimmy.

Jimmy langsung memasuki rumahnya dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati Tommy dengan langkah gontai berjalan mendekati ruang tengah. Jimmy buru-buru menghampiri dan memegang tubuh Tommy.

"Phi, apa yang kau lakukan?" Jimmy membantu Tommy duduk di sofa.

"Aku ... aku bosan, Jim."

"Tapi jangan seperti ini. Aku takut kau akan terjatuh atau apa. Katakan saja padaku jika kau menginginkan sesuatu, atau membutuhkan sesuatu."

"Benarkah?"

"Iya, Phi."

"Kalau begitu," Tommy meraih tangan Jimmy. "Ayo pergi. Aku mau ke pantai."

Nothing Else MattersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang