Chapter 11

976 124 4
                                    

"Dengan begini, dua lawan dua tidak masalah kan?" ucap Orochimaru dengan smirk nya.

"Huh?! Dua lawan dua?" batin Kiyomi.

"Orochimaru!! Kau...." tegas Sandaime Hokage. Kiyomi masih mencerna apa yang dimaksud oleh sensei dan murid ini. Tapi ketika melihat raut wajah Sandaime Hokage, ia menjadi mulai paham.

"Kakek Hokage... Apakah itu berarti...."

"Ya. Itu benar."

Mendengar hal itu, kakinya langsung terasa lemas. Ia sontak memundurkan langkahnya. Hanya satu kalimat yang ada di pikirannya saat ini yaitu 'Orochimaru benar-benar gila!'

Shodaime Hokage dan Nidaime Hokage berjalan perlahan dan mulai maju dengan cepat. Kiyomi melihat Sandaime Hokage yang bisa dibilang sudah sangat tua itu memasang badan untuk melindunginya. Hal itu membuat dirinya tersadar akan apa yang pernah dikatakan kepadanya.

Tekad api adalah semangat yang kuat untuk melindungi desa ini. Selama kau memiliki tekad api dalam dirimu, semua orang di desa adalah keluargamu.

Shodaime Hokage menyerang Sandaime Hokage, serangan Nidaime Hokage yang tertuju pada Kiyomi pun dihadang oleh Sandaime Hokage. Diumur nya yang tidak lagi muda, Sandaime Hokage melawan dua Hokage terhebat dalam sejarah Konoha secara sekaligus.

Kiyomi tidak tahan melihat dirinya yang selalu dalam perlindungan terus. Ia mengambil langkah cepat untuk menyerang Nidaime Hokage yang sejak tadi selalu mengarahkan serangan kepadanya.

"Aku akan tangani ini!!"

"Kiyomi, apa yang kau lakukan?!"

"Yang namanya keluarga tentu harus saling melindungi kan. Dan juga, itu karena...." ucapannya terputus, ia berhenti sejenak.

"....aku tidak akan mempermalukan lambang yang ada di punggungku ini." Ia tersenyum sebelum akhirnya langsung menjauh karena sedang menghindari serangan.

Berkali-kali Kiyomi dikejutkan dengan serangan Taijutsu Nidaime Hokage yang hampir mengenainya. Berkat Sharingan, ia bisa menghindari karena dapat melihat gerakannya.

Saat dirasa timingnya sudah pas, Kiyomi mengeluarkan jutsu elemen api, "Katon: Goukakyuu no Jutsu!"

Semburan bola api mengarah pada Nidaime Hokage, tapi dengan mudahnya Nidaime Hokage membalas dengan jutsu elemen airnya hingga jutsu api milik Kiyomi melemah, akhirnya jutsu Nidaime Hokage mengenai Kiyomi sampai tubuhnya terdorong jauh.

"S-Shugoi...." Ia hampir tak bisa mempercayainya, karena Nidaime Hokage mampu meluncurkan serangan elemen air ditempat yang tidak ada airnya. Ya, sebenarnya itu sesuai dengan gelar Hokage yang disandangnya.

Ia kembali diserang dengan Taijutsu. Kewalahan dengan Taijutsu yang gerakannya mulai cepat, ia jadi terkena imbas satu pukulan hingga tubuhnya terhempas beberapa meter.

Baru saja bangkit, ia diserang lagi dengan jutsu elemen angin. Serangan itu sangat kuat dibandingkan sebelumnya, ia sampai berusaha keras menahan tubuhnya agar tidak terhempas mengenai kekkai yang tidak jauh dari dirinya. Angin yang sangat kencang itu tajam bagai mata pisau hingga membuat luka-luka goresan pada kulit Kiyomi. Untuk memandang ke depan pun juga tidak bisa, apalagi berlari dari situ. Sampai akhirnya serangan angin tersebut menghilang.

Kiyomi sampai jatuh berlutut karena menahan luka-luka yang terasa perih itu, dan memegangi luka goresan yang cukup dalam pada lengan kanannya. Ia melihat Nidaime Hokage sedang ditangani, Sandaime Hokage bahkan sempat menoleh untuk melihat keadaannya dan terlihat ekspresi kekhawatirannya. Ia jadi merasa sangat bersalah karena menyadari bahwa dirinya belum terbiasa menggunakan Sharingan untuk pertarungan secara nyata seperti sekarang ini.

𝐖𝐇𝐀𝐓 𝐈𝐅?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang