[22]

49 8 3
                                    

"Ada apa dengannya?" Gumamku.

=================================

Hari ini aku berangkat sekolah bersama Kak Hyunjin diantar oleh Om Joonbin. Sebenarnya aku bisa berangkat sendiri. Namun lagi - lagi Om Joonbin tetap bersikeras membantuku, mau tak mau aku menurutinya. Kak Hyunjin? Ia hanya mendukung ayahnya. Tante Heera? Ia nampak tak peduli denganku.

Sedikit kecewa sih dengan Kak Hyunjin yang sekarang. Ia masih tak mengingatku. Oh, jangankan aku. Ibunya sendiri saja ia tak ingat. Ini semua gara-gara ketololanku.

Selama perjalanan, hanya hening yang menemani kami bertiga. Posisi kami, Om Joonbin di depan sedang menyetir, aku dan Kak Hyunjin duduk berdua di belakang. Aku sudah menyuruhnya untuk duduk di depan bersama ayahnya. Namun Kak Hyunjin bilang ingin menemaniku agar aku tak sendirian. Alasan macam apa itu? Parahnya, Om Joonbin setuju dengan Kak Hyunjin.

Ngomong - ngomong tentang sendirian, aku jadi merindukan keluargaku. Ayah, ibu, kakak. Oh aku merindukan mereka. Andai aku bisa memutar waktu, mungkin sampai sekarang keluargaku masih bersamaku.

"Hyunjin, apa kau merasa senang bisa sekolah lagi?" Om Joonbin mencoba membuka suara. Yap, hari ini adalah hari dimana Kak Hyunjin kembali sekolah setelah sekian lamanya ia koma.

"Ada senangnya, ada tidaknya."

"Apa itu?"

Aku? Hanya menyimak pembicaraan mereka berdua.

"Senangnya, aku bisa bertemu dua teman konyolku."

Ah, rupanya ia ingat kalau ia mempunyai dua teman konyol. Yap, Kak Lee Know dan Kak Felix. Oke tak masalah.

"Tidak senangnya, aku masih belum bisa nakal untuk kondisiku yang sekarang."

Huh? Apa yang ia katakan? Ia ingat kalau ia nakal? Aish, aku memutar kedua mataku malas.

"Haha. Kau harus menahan keinginanmu yang satu itu, Hyunjin. Lagipula, kau sudah kelas 12. Sudah seharusnya kau fokus dengan pelajaran. Chaesoo, kalau Hyunjin nakal, jewer saja telinganya ya?" Kata Om Joonbin.

"Hehe, iya Om."

Kak Hyunjin? Ia memasang muka cemberut.

Tiba - tiba mobil yang kami tumpangi berhenti. Aku melihat jalanan di kaca yang ada di samping kiriku. Ah rupanya sudah sampai di sekolahan.

"Pa, Hyunjin sekolah dulu." Kak Hyunjin mencium punggung tangan ayahnya.

"Chaesoo juga, Om." Aku pun mencium punggung tangan Om Joonbin.

"Sekolah yang rajin, Hyunjin, Chaesoo." Kata Om Joonbin.

"Iya, Om." Kataku. Kak Hyunjin? Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"What? Itu Kak Hyunjin?"

"Ya ampun Kak Hyunjin sudah kembali..."

"Ah, aku mencintainya..."

Kebisingan mulai terjadi ketika kami berdua melangkahkan kaki melewati pintu gerbang sekolahan.

"Tunggu, apa itu pacarnya?"

"Huh? Kak Hyunjin punya pacar?"

"Memangnya itu benar - benar pacarnya?"

Lho, sejak kapan aku berpacaran dengan Kak Hyunjin? Aku menjadi heran. Secepat itu kah mereka menyimpulkan sesuatu? Ya ampun.

"Tak usah didengarkan." Kata Kak Hyunjin. Aku menganggukkan kepalaku.

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang