JOUSKA #01 • Perihal Jouska dan Hati Lara

218 47 71
                                    

Bab: JOUSKA #01

Judul: Perihal Jouska dan Hati Lara

*****

HAPPY READING!

*****

— Djakarta, Tahun 1944, Bulan Desember, Tanggal 23, Pukul 15.09 WIB.

Cakrawala bersemburat lembayung kelabu pada petang hari yang menghadirkan kesejukan. Nikmatnya menyeduh dedaun teh hijau kala ini untuk menghangatkan daksa.

Meneguknya, setetes air jatuh menitik dari bibir sampai leher dan mengalir membasahi kerah baju si manis dengan rambut yang terikat berantakan sehingga beberapa helai pun jatuh membingkai samping wajahnya.

Menyeka sisa air yang mengumpul pada ujung bibir mungilnya dengan punggung tangan kanan. Mendiami meja kayu dengan taplak bermotif floral. Dia kembali menarik atensinya ke goresan tinta biru pada notebook mini sembari memain-mainkan pena dengan jemari kanan dan menopang dagunya dengan telapak tangan kiri. Raut wajahnya tampak bosan dan muak memandang sekitarnya.

Memikirkan segala hal lainnya selain kumpulan kosakata asing di depan matanya.

"Hei, apa aku boleh bertanya?"

"Silahkan,"

"Nanti malam apa kita perlu mengambil alprazolam di bawah kasurmu itu?"

"Gila saja kamu! Konyol! Keadaanku tidak separah itu pula,"

"Maaf, sekadar penasaran saja. Lagi pula aku tidak serius dengan ucapanku. Syukurlah kalau kondisimu sudah membaik! Iyakah?"

"Jujur saja, tidak,"

"I am disappointed, yet not surprised. Kamu itu, ya. Mengingatkan kudengan seseorang yang habis putus hati saja: sedih dan sendirian. Kamu tidak perlu paranoid. Kamu tidak perlu mengartikan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Aku sangat yakin Bunda masih menyimpan ruang spesial dalam hatinya untuk gadis seperti kamu."

"Namun, perlakuannya kepada diriku bertentang dengan pertanyaanmu itu. Aku sudah cukup sadar."

"Hei, apakah Eily yang kalanya berpikir positif berlibur ke dengkulnya sampai-sampai meninggal badan ini dengan Eily yang lebih memilih untuk memikirkan hal-hal yang yang bahkan jauh dari fakta dan kenyataan? Sial, memang menghadapi sisi dirimu yang ini cukup menyebalkan."

(Jouska pada petang hari, keraguan yang menetap tanpa keinginan untuk pergi)

"Eily,"

Sosok perempuan yang terpanggil mendongak atas mendengar panggilan namanya.

Namanya, Eileithyia Hayati Widhiangsa. Disapa Eily.

Dia pun menyadari, sudah lima menit berharga dari harinya terbuang dengan sekadar menjouska.

Netra coklatnya menyambut figur pria yang wajahnya tidak asing baginya. Sang lawan bicara terkekeh, memamerkan gigi rapinya. Benak si gadis pun singkron kembali dengan aktivitas sebelumnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JOUSKA TIGA BERSAUDARAWhere stories live. Discover now