BAB 1 : Aku Bagimu?

246 210 99
                                    

BAB 1 : Aku Bagimu?

Taman Mini Indonesia Indah atau yang biasa disebut TMII ini selalu ramai di hari minggu, seperti saat ini banyak pengunjung yang datang termasuk sepasang sejoli yang santai menggenggam tangan satu sama lain. Sungguh mesra! Mereka seakan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka memiliki satu sama lain.

"Kak Adam!" panggil Diah, sambil menggoyang-ngoyangkan tangannya dan Adam ke depan dan ke belakang. Sang punya nama menoleh sekilas.

Diah Wulandari atau yang kerap kali di panggil Diah ini, adalah seorang editor naskah di sebuah penerbit mayor, yang sudah terkenal di Indonesia. Walaupun usianya terbilang cukup muda, yaitu 27 tahun tapi gadis berdarah Jawa ini memang mahir dalam dunia kepenulisan.

"Apa?" tanya Adam. Mereka tetap berjalan santai di area TMII bersama-sama dengan pengunjung lain. Bukannya menjawab pertanyaan Adam, gadis itu malah menggelengkan kepalanya. Seakan tahu bahwa ada yang tidak beres dengan kekasihnya ini akhirnya Adam menghentikan langkah secara sepihak, membuat Diah ikut menghentikan langkahnya karena ulah Adam.

"Kenapa berhenti?" Diah merasa bingung sekaligus terkejut secara bersamaan, karena tindakan yang Adam buat tadi.

Di usianya yang ke-28 tahun ini, Adam Prasetya atau yang akrab di sapa Adam ini, telah menjabat sebagai CEO di Prasetya Property Company.

"Kamu ini kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Diah, justru Adam bertanya balik. Diah kembali menggelengkan kepalanya membuat Adam mendesah pasrah, dan akhirnya mereka kembali berjalan.

Menjalin hubungan asmara bersama Diah Wulandari, selama 10 tahun membuat Adam tahu betul, jika Diah saat ini ada masalah, lihatlah gestur tubuhnya, serta mimik muka yang sangat ketara menampilkan bahwa Diah sedang dalam, keadaan tidak baik-baik saja. Adam yakin itu!

"Kalau ada masalah kamu bisa cerita Dek Diah," ujar Adam.

"Aku tidak ada masalah, hanya saja.... " Diah mengantungkan ucapannya, membuat Adam penasaran!

Jika tidak ada masalah, kenapa raut wajahnya terlihat lesu saat ini, apakah Diah lelah? Entahlah Adam tidak tahu menahu.

"Aku bahagia, bisa seperti ini bersama orang yang aku cintai selama sepuluh tahun!" lanjut Diah, tanpa Diah sadari Adam tersenyum mendengar ucapan kekasihnya.

Bersyukur itu kata yang tepat, untuk sebuah senyum yang baru saja terbit di wajah tampan seorang Adam Prasetya.

"Aku juga bahagia, kamu tahu kita seharusnya berterima kasih kepada Bela," celetuk Adam.

"Iya aku tahu, secara tidak langsung Bela lah yang membuat kita bisa seperti ini." Diah membenarkan apa yang baru saja Adam katakan.

"Jika saat itu Bela tidak mengantarkan surat itu kepada diriku, sepuluh tahun lalu. Mungkin sampai sekarang aku tidak akan mengenal dirimu." Adam menggenang saat dimana ada seorang adik kelas, yang memberi dirinya sebuah surat izin untuk teman sekelasnya, tapi saat Adam membuka surat itu ternyata surat cinta untuk dirinya sendiri.

Adam yang teringat kejadian itu, langsung menggelengkan kepalanya, kemudian terkekeh pelan.

"Boleh aku bertanya sesuatu kepadamu Kak?" Diah bertanya dengan hati-hati, Adam mengangguk sekilas.

Diah memejamkan mata sebentar, dia bahkan berkata dalam hati ... Semoga ini adalah waktu yang tepat untuk menanyakannya kepada Kak Adam, setelah itu Diah kembali membuka kedua matanya yang indah.

"Kenapa waktu itu Kakak menerimaku?" tanya Diah, hanya dengan satu tarikan napas saja.

Seketika Adam menoleh sekilas kearahnya, kemudian kembali ke posisi semula melihat jalan, serta orang-orang yang berjalan di depan mereka.

"Karena aku ingin." jawaban yang diberikan oleh Adam, membuat Diah kembali bingung. Adam semakin mengeratkan genggaman tangan mereka, seakan jika Adam mengendurkan genggamannya maka sang kekasih akan segera menghilang dari jangkauannya.

Pengunjung TMII semakin kesini, semakin padat saja, Adam menghembuskan napas dalam-dalam.

"Aku bagimu apa sih Kak?" Diah kembali bertanya, Adam yang tengah melihat sekeliling akhirnya kembali menoleh kearah Diah.

Terlihat oleh Diah bahwa Adam, menampilkan senyum smirk-nya.

"Tentu saja kamu ini kekasihku. Kekasih seorang CEO Prasetya Property Company!" Adam menjawab dengan jumawa. Bukannya senang, Diah malah memutar bola matanya malas.

Geram? Tentu saja, bisa-bisanya Kak Adam bercanda, di waktu yang tidak tepat seperti ini.

"Aku bertanya serius, kenapa Kak Adam malah menjawab seperti itu!" Diah kesal dengan kekasihnya karena bangga dengan jabatan yang dimilikinya.

Diah menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Adam. Tanpa aba-aba Diah segera memutuskan genggaman tangan mereka, kemudian berjalan cepat ke depan meninggalkan Adam yang masih diam di tempat.

CEO itu bingung, kenapa tiba-tiba Diah menanyakan perihal ini kepadanya, lagi pula mereka sudah bersama sejak duduk di bangku SMA.

Matahari bersinar terang, tapi sepertinya suasana hati Diah sedang kacau, makanya hari ini dia sensitif. Adam tahu jika Diah sekarang merajuk padanya, karena jawaban yang dia berikan tadi, tidak sesuai keinginan kekasihnya yang manis itu!

Memiliki wajah tampan nan rupawan, postur tubuh yang ideal, senyuman manis bagai gula, kulit berwarna putih yang dia miliki, membuat siapa saja langsung jatuh hati pada pandangan pertama kepada Adam.

Adam berlari kecil untuk mengejar Diah, dan hap! Adam memeluk Diah dari belakang. Jujur saja Diah terkejut dengan tindakan yang Adam lakukan kepadanya. Mata Diah yang indah itu, bahkan membulat lebar. Bukan hanya Diah yang terkejut, tapi para pengunjung lain sama terkejutnya dengan dia.

"Daisy," ucap Adam lirih di telinga kanan Diah.

Hembusan napas hangat milik Adam, sangat terasa oleh Diah.

Jujur Diah agak bingung, kenapa Adam melakukan tindakan ini kepadanya.

"You're My Daisy." Adam kembali berbisik di telinga kanan Diah.

Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi ada orang yang mengawasi gerak-gerik mereka, dan dia mengepalkan tangan saat Adam memeluk Diah dari belakang.

Senyuman sinis terbingkai sempurna di wajah orang tersebut, kemudian dia berujar lirih, seakan menertawakan nasib yang sebentar lagi menimpa sepasang sejoli tersebut.

"Kalian akan hancur," ujarnya lirih, kemudian dia pergi, karena merasa tidak ada yang perlu dia lakukan di sini.

•••
TBC

Oke BAB 1 : Aku Bagimu? Telah publish nih. 🥳

Gimana nih setelah sekian lama cerita ini, belum publish-publish akhirnya publish kembali. Apa nih respon kalian? 🤔

Cuma mau mengingatkan, jika cerita ini adalah sekuel, dari cerita Surat Dari Diah. Nah kabar baiknya adalah kalian bisa membacanya secara terpisah lho. 📚

Oh iya jangan lupa, tulis di kolom komentar jika ada kritik atau saran, untuk cerita Penjara Cinta ya. 📝

Klik tombol bintang alias vote yang tertera, untuk meninggalkan jejak kalian. ⭐

Terima kasih telah membaca cerita dari BAB ini, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun perkataan dalam cerita di BAB ini. 🙏

Bagikan cerita ini kepada semua teman kalian. 💌

Follow akun:
diahyah70

Poisonous LoveWhere stories live. Discover now