# Chapter 35

1.6K 151 36
                                    

Hallo raiders, gimana kabarnya? Baik kah? Maaf ya, gw telatttttttttt bat update nya. Mau gimana lagi rek, ide gak mau ngalir, apalagi kemarin hampir aja gw kehilangan alur ceritanya. Takut bat gw njir, makanya gw sengaja ngulur waktu untuk me-refresh otak ma cari-cari inspirasi biar ada bahan buat up. Maaf ya sekali lagi. And finally, inilah hasilnya, semoga kalian faham maksud dan gak kecewa ya........





The Last Wife

Typo adalah hal wajar

Enjoy









Hari masih gelap untuk dikatakan siang, tapi malam sudah mengucapkan selamat tinggal lewat sapaan jingga yang perlahan tertutup awan mendung di pucuk timur. Udara yang tadinya dingin pun mulai menghangat seiring dengan bisingnya hiruk pikuk perkotaan pertanda dimulainya beberapa aktifitas.

Di saat seperti ini, kebanyakan orang mungkin masih bermalasan di balik tebalnya selimut, bersama pasangan atau dengan guling sebagai pengganti teman. Namun banyak juga orang yang sudah terjaga, melakukan pekerjaan atau hanya sekedar ingin menghirup udara segar pagi hari. Seperti yang dilakukan Taehyung saat ini.

Berbalut selimut kotak-kotak bak kepompong ulat sutra, pemuda berwajah bantal itu tengah duduk di kursi plastik menghadap jendela yang terbuka lebar. Menikmati suasana pasca subuh ditemani puluhan burung dara milik tetangga yang terbang ke sana kemari meneriakkan cuitan satu sama lain. Secangkir teh madu buatan sendiri yang masih mengudarakan kepulan asap itu pelan-pelan ia seruput guna menghangatkan tubuh yang sedikit kurang baik.

Sejak lima belas menit yang lalu terbangun, tak ada niatan untuk memejamkan mata kembali. Jadilah ia lebih memilih terjaga seperti ini karena ingin menunggu sang fajar menyambangi, seperti biasa dikala ada waktu luang. Taehyung selalu suka momen dimana mentari perlahan muncul ke permukaan, bagaimana ketika lampu perkotaan secara acak dimatikan lalu berganti dengan bias silau yang perlahan merekah tertangkap netra hazel nya, bagaimana ketika di beberapa sudut bumi yang semula gelap gulita perlahan mulai diterpa cahaya juga bagaimana ketika kabut seputih kapas yang tadinya menyelimuti kota Seoul pagi hari perlahan memudar. Menurutnya, hal itu menimbulkan sensasi luar biasa. Terlebih letak kamar yang ditempati memiliki spot yang sangat pas untuk menikmati momen tersebut seorang diri. Entahlah sejak kapan Taehyung memiliki kebiasaan seperti ini, kalau tidak salah sejak ia duduk di bangku SMA tingkat dua.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tapi sepertinya hari ini tak sejalan dengan apa yang Taehyung inginkan. Karena biasanya ketika jam menunjukkan pukul 05:10 apa yang ia tunggu sudah menampakkan wujudnya, namun hingga detik ini kuasa Tuhan yang memukau mata itu tak ada. Yang ia dapat malah pemandangan suramnya kota karena tertutup kumpulan awan kelabu. Yasudah lah, walau hari ini Taehyung tak bertemu dengan sosok mentari, setidaknya ia masih berkesempatan menghirup udara segar sebagai pengganti.

The Last Wife - (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang