"Lizard?" Tanyaku dan (Name) berbarengan.
"Kadang kala, ada bajingan yang dijuluki lizard." Paman keriting itu menjelaskan kepada kami. "Karena hunter pekerjaan yang berbahaya, jadi kecelakaan sudah hal yang biasa di dungeon. Jadi kalau terjadi tindakan kriminal, akan sangat sulit terungkap."
"Di sini tidak ada semacam CCTV, jadi siapa yang bisa menghentikan hunter seperti itu? Tidak ada yang bisa menghentikan mereka," lanjutnya. "Semakin kau lemah, kau akan cepat di buang, tapi kalau kau kuat, orang-orang akan berusaha mendapatkanmu. Kalau mereka bilang kalian tidak berguna atau cuma mengganggu..." Paman tersebut sedikit menjeda kalimatnya sebelum berbicara kembali,
"Seperti kadal yang meninggalkan ekornya, kalian akan dibuang."
Itulah kenapa kami dibilang untuk selalu waspada. Sebagai pemburu terlemah di dunia.
"Apa yang harus kita lakukan?!" Pekik Jin-Ho kepadaku. "Pintu masuknya...!"
Lelaki tersebut memukul pelan batu yang menutupi jalan keluar ruangan bos dengan kepalan tangannya. "Bajingan-bajingan itu mencoba membunuh kita! Mereka mencoba membunuh kita karena Crystal Mana!"
(Name) berjalan ke arah Jin-Ho, kemudian dia mengusap-usap punggung laki-laki itu mencoba tuk menenangkannya. "Tenang lah, Jin-Ho. Aku yakin hal ini pasti akan ada jalan keluarnya." Karena bantuan (Name), Jin-Ho jadi agak sedikit tenang.
Aku juga tidak bisa menghentikan hal ini. Karena kita sebenarnya sudah terperangkap oleh jebakan yang mereka buat. Kalau kita mencoba melakukan sesuatu, mereka sebenarnya sudah siap membunuh kita, pikirku, lalu mengingat lagi apa yang dikatakan Dong-Suk tadi.
Tuan kekar itu kembali beralih kepadaku yang sedari tadi menyimak dengan bingung, "Baguslah, semua sudah kau bereskan, terimakasih." Tuan Dong-Suk berbalik ke arah yang berlawanan denganku dan (Name). "Tapi malah lebih bagus kalau kau tidak memperhatikan hal kecil seperti itu berlebihan." Kemudian dia pun pergi karena dipanggil oleh Tuan Gyu-Hwan.
Jadi itu kan maksudnya, pikirku seraya meletakkan tas yang sedari tadi ku gendong ke tanah.
Brugh!
Kalau tidak salah namanya Jo Gyu-Hwan. Penyihir rank yang tadi menggunakan sihir lampu.
Aku berjalan ke arah batu-batuan tersebut dan meletakkan tanganku di sana. Dia menutup pintu keluarnya dengan sempurna.
Keluar dari sini bukan jadi masalah, tapi...
Mataku melirik seekor monster laba-laba raksasa yang mungkin sudah terbangun dari tidurnya. Makhluk yang bangun karena suara ledakan ini... Masalahnya."Bos dungeon rank-C." Aku menoleh pada (Name) yang tengah terlihat menggigil. "Sialan, aku benci laba-laba."
Jin-Woo POV End.
Di luar dungeon...
"Karena kita sudah ingat jalannya, keluar dari sini rasanya mudah."
"Ayo istirahat sebelum masuk lagi nanti."
"Hwang, apa kita perlu melakukan hal semacam ini? Kita bisa saja langsung membunuh mereka di sana..." Tanya seorang pria yang baru saja keluar dari gate kepada ketuanya itu.
Dong-Suk menoleh ke belakang, di mana orang yang bertanya itu ada di sana. "Bodoh, kalau kita bertarung di sana laba-labanya akan bangun... Bagaimana kita bisa memindahkan kristal-kristal itu?" Yaa... Aku juga tidak bisa membunuh dua laki-laki rank rendah itu karena di sana juga terdapat 'dia'.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Magician | Solo Leveling [Revisi]
FanfictionKematian bukanlah hal yang tidak biasa bagi semua makhluk hidup di Bumi. Yang namanya kehidupan, pasti akan berujung dengan kematian. Entah dikarenakan sakit, kecelakaan, atau pun bunuh diri. Kamu, sebagai pecandu handphone, di perjalanan masih semp...