23| Jalan-jalan

1.5K 353 85
                                    

Kini aku sedang melakukan pemanasan di taman, bersama dengan dua saudara tokoh utama manhwa yang ku masuki. Kami semua memakai setelan kaos putih polos yang ditutupi oleh jaket favorit masing-masing.

"Mengapa kamu tiba-tiba ingin mengikuti kami berolahraga?" Tanya Jin-Woo ke pada adiknya.

"Kalian seperti sangat bersemangat belakangan ini, juga itu tidak baik bagiku untuk duduk di belakang meja terlalu lama," jawab Jin-Ah.

"Jangan sampai ketinggalan."

Aku menepuk kedua tanganku, membuat mereka berdua menaruh perhatian padaku. "Sudah berbincang-bincangnya. Sekarang waktunya berlari!"

Tanpa membuat ancang-ancang, aku langsung pergi duluan meninggalkan dua adik kakak yang sedang tercengang.

"Eonnie! Tunggu!" Suara Jin-Ah terdengar olehku.

Aku terkikik pelan dan mulai memperlambat lariku.

Kami sekarang tengah jogging secara beriringan. Jin-Woo berada di samping kananku, Jin-Ah berada di samping kiriku, sedangkan aku berada di tengah-tengah mereka.

"Jin-Ah, kalau saja kamu tiba-tiba mendapatkan uang sebesar 3 Milyar Won, apa yang akan kamu lakukan?" Tiba-tiba saja Jin-Woo bertanya ke pada adiknya.

"Apa yang kamu tanyakan?" Jin-Ah merasa bingung, tapi ia tetap menjawab pertanyaan kakaknya. "Mungkin mendepositokan itu atau pindah rumah yang lebih besar..."

"Dan sisanya?"

"Ya... Aku belum benar-benar memikirkan mengenai itu... Ah!" Seperti ada efek kelap-kelip di samping matanya, Jin-Ah melihat diri ini dan pria di sampingku dengan senang. "Bagaimana sisanya itu untuk pernikahan Oppa dan Eonnie?"

Waduh.

"Bukankah pernikahan itu terlalu cepat bagiku, ya..." Aku berniat untuk membantah.

"Ya... Apa yang dikatakan (Name) itu benar," tanggap Jin-Woo menyetujui ucapanku.

Karena iseng, 'ku melirik ke arahnya, lalu melihat sesuatu yang cukup mengejutkan, telinganya memerah! Kok bisa?? Imut banget!

Jin-Ah terkikik pelan. "Kalian lucu, aku merestui kalian menjadi sepasang kekasih," ucapnya yang membuatku sedikit memerah malu. "Lagipula bukankah angkanya agak sedikit tidak masuk akal? Mengapa 3 Milliar?"

Tanpa menjawab pertanyaan adeknya sendiri, tu cowok langsung lari dalam kecepatan tidak normal meninggalkan aku dan Jin-Ah di belakang.

"OPPA! TUNGGU!" Seru Jin-Ah, yang tak didengar oleh Jin-Woo. Kemudian ia bertanya heran. "Dia kenapa sih?"

"Entahlah..." Balasku sembari terkekeh.

"Omong-omong, kelihatannya kalian berdua ini makin kuat saja, ya," ucap Jin-Ah sambil melihatku dari atas sampai bawah, kemudian berhenti saat sampai di kedua buah dadaku. "Dan 'itu' eonnie juga semakin besar."

"Sejak kapan kamu menjadi mesum seperti ini?" Tanyaku sweatdrop.

"Aku tak mesum, memang itu kenyataanya," jawabnya sambil mengedikkan bahu tak peduli.

"Ohya, Jin-Woo juga sekarang sudah punya roti lapis tau!" Seruku antusias ketika mengingat perut Jin-Woo yang sudah berbentuk kotak-kotak.

"Sendirinya juga mesum, tuh," tanggap Jin-Ah sambil memutar bola matanya malas.

Aku hanya terkekeh geli.

"Tapi itu memang kenyataannya," balasku meniru kalimat yang dilontarkan Jin-Ah sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Magician | Solo Leveling [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang