Part 6

517 63 12
                                    

•Falling For You•

Happy Reading
📖

Hanna tak berhenti tersenyum saat Arthur berceloteh ini dan itu. Sambil berpegangan tangan mereka berdua berjalan menuju taman. Pagi ini Arthur menepati janjinya untuk mengajaknya pergi ketaman pusat kota. Dan pagi ini ia merasa begitu senang, walau ia hanya pergi ke taman.

"Apa kau yakin Bebe?. Aku takut kau terluka kembali"

Arthur merasa sedikit khawatir, karena Hanna tidak ingin di kawal. Wanita bermata indah itu memiliki alasan tersendiri. Hanna tidak ingin terlihat mencolok di depan umum. Di karenakan dirinya bukanlah warga asli dari spanyol. Dan statusnya kini adalah wanita pertama dari negara asing yang akan menikah dengan putra presiden.

"Aku lebih nyaman seperti ini Bebe..." balas Hanna.

"Baiklah, aku akan menuruti keinginanmu" ucap Arthur dan mencubit pipi Hanna dengan gemas.

Suasana taman kini mulai nampak ramai, Hanna dan Arthur memilih untuk bermain bersama beberapa anak-anak. Bahkan Hanna terlihat begitu gembira, bibirnya tak berhenti tertawa. Sejenak Arthur terdiam memperhatikan tunangannya itu. Ia menyukai senyum itu, senyum yang terlihat bebas.

Arthur langsung memeluk Hanna dari belakang. Mengangkatnya dan berputar-putar.

"Arthur... Oh my god... Stop..." teriak Hanna di sela tawanya.

Dengan cepat Arthur berhenti, dan menuruni Hanna. Membalikkan tubuh agar menghadap ke arahnya. Tatapan mereka saling bertemu, Arthur menggenggam kedua tangan tunangannya itu dan mengecupnya singkat.

"Aku adalah pria beruntung yang bisa melihat senyummu. Suara tawamu, aku sangat menyukainya. Kau terlihat seperti burung yang terbang bebas tanpa beban. Tetaplah seperti itu. Dan maafkan semua atas sikapku padamu" ucap Arthur bersungguh-sungguh.

Hanna merasa tersentuh, bahkan kedua matanya mulai berlinang. "Because you healed my two damaged wings... Terima kasih kau sudah menolongku waktu itu"

Mereka pun berpelukan dan mengabaikan anak-anak yang masih berada di sekitar mereka. Menatap mereka berdua dengan senyum malu bahkan sampai ada yang menyoraki. Namun pelukan itu langsung terlepas saat suara dering ponsel milik Arthur berbunyi. Dengan cepat Arthur mengambil ponselnya di saku celana. Nafasnya tercekat saat melihat nama yang tertera di layar. Ia pun berusaha tenang dan menatap Hanna sejenak.

"Aku terima telefon sebentar" Ucapnya.

Hanna mengangguk "Eeunng..."

Arthur berjalan menjauh dan menjawab panggilan. Sedangkan Hanna kembali bermain dengan anak-anak. Sesekali Hanna memperhatikan ke arah Arthur yang berdiri di dekat pohon besar. Wajahnya terlihat begitu serius menerima panggilan.

"Apa terjadi sesuatu?" ucapnya pelan.

Tak lama Arthur pun menghampirinya. Wajahnya masih terlihat sama namun kali ini pria itu mengulas senyum.

"Ayo kita kembali, aku akan mengantarmu ke apartemen" ucap Arthur.

"Why? Apa terjadi sesuatu?!"

Dengan cepat Arthur mengangguk "Ada pekerjaan yang harus aku kerjakan sekarang"

Hanna mengusap pipi Arthur dengan lembut. "Tidak apa, kau pergilah. Aku masih ingin disini..."

"Hanna sekarang ini kau dan aku sedang tidak di kawal. Akan bahaya jika aku meninggalkanmu sendirian. Mommy bisa memarahaiku"

Melihat raut wajah Arthur membuat Hanna merasa lucu dan ingin tertawa. "Jarak apartemen hanya sepuluh menit dari taman ini. Aku akan baik-baik saja. Percayalah..."

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang