Part 49

203 27 4
                                    

Hayo jam berpa kalian baca part ini?
Wajib baca part sebelumnya.!!!

PERHATIAN!!! PART INI LEBIH PANJANG DARI PART BIASANYA JADI JANGAN PROTES.

•Falling For You•

Happy reading
📚

Andai saja ia tidak berteman dan memilih untuk tidak mengenal Arthur, mungkin dirinya tidak akan terlibat dalam semua masalah ini. Ada begitu banyak beban dipikirannya, sampa-sampai ia tidak bisa berpikir secara tenang. Mengingat kejadian masalalu, ia tidak habis pikir kalau apa yang ia lakukan akan membuat seseorang menaruh dendam padanya.

"Bagaimana dengan kelanjutan kasus yang menimpa Hanna?" ujar Sean membuat Hans langsung tersadar. Sean menyadari jika sejak tadi putranya sedang melamun.

"Pihak kepolisian masih mencari bukti di tempat kejadian. Dan memeriksa beberapa orang saksi termasuk bagian resepsionis" balas Hans. Ia masih menunggu hasil dari pihak kepolisian.

Menarik nafas dalam Sean merasa jengah dengan cara kerja kepolisian yang lamban. Entah ini karena politik sedang tidak baik atau memang ada dalang di balik semua cara kerja mereka.

"Hans..." panggil Sean.

Hans langsung saja menoleh "Ya Dad... Ada apa ?"

"Apa kau masih belum berniat untuk menemui ayah kandungmu?" tanya Sean hati-hati, karena ia takut akan menyakiti perasaan putranya.

"Untuk saat ini tidak" balas Hans cepat dan mengambil nafas panjang. "Aku hanya ingin menyelesaikan permasalahanku dengan Arthur"

"Tapi nak... Jika kau terus menghindar justru itu akan menimbulkan masalah baru. Kau sudah mengetahui sosok ayahmu, tidak ada salahnya jika sebaiknya kau bicara langsung padanya"

Memejamkan mata dan kemudian ia merubah posisi duduknya menghadap kearah Sean. "Apa kau percaya padaku?"

"What...?!" tanya Sean bingung.

Hans menatap lekat Sean dengan wajah serius. "Do you trust me?"

"Tentu saja aku percaya padamu nak..." balas Sean dan setelahnya ia mengetahui maksud yang di ucapkan Hans.

"Aku tidak akan pergi meninggalkan kalian. Masalah dia, aku akan menemuinya dan berbicara dengannya nanti. Jangan khawatir, aku akan bersikap dewasa seperti apa yang kau katakan Dad..." terang Hans, ia tahu jika Sean khawatir mengingat siapa sosok ayah kandungnya yang sebenarnya.

Menatap lekat Hans, ia hanya takut karena kita tidak pernah tau apa rencana William. Mengingat sosoknya bukan orang sembarangan. Namun ia juga hampir lupa kalau Hans bukanlah anak yang dengan mudahnya mengiyakan apa yang di katakan orang lain.

"Permisi Tuan..."

Sean dan Hans pun menoleh secara bersamaan. "Ada apa ?"

Pengawal itupun menyerahkan satu amplop coklat kepada Sean. Setelahnya pengawal itu pun pergi, Sean dan Hans saling melempar pandangan kearah amplop coklat tersebut. Di pojok kanan atas tertulis dengan jelas darimana surat itu berasal.

"Stempel ini..." serka Sean.

Tanpa menunggu jawaban Hans, Sean langsung membuka isi amplop tersebut. Membacanya dengan seksama. "Hans..." pungkas Sean dan menoleh kearah Hans.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang