[18] Yangyang, Haechan dan Chanyeol

4.8K 609 19
                                    

Gadis bermarga Lee itu mulai terusik dengan suara suara berisik. Ia membuka matanya, yang ia lihat adalah dirinya berada dikamarnya.

"Aku ketiduran?" Gumamnya.

Aecha bangun kemudian membuka pintu kamarnya yang terhubung langsung dengan ruang tamu miliknya yang minimalis.

"Eh Noona sudah bangun?" Tanya Haechan.

Aecha memutar matanya malas melihat anak nakalnya ternyata juga berada disini. Pada akhirnya gadis itu ikut duduk disebelah Yangyang.

Mereka berdua bisa melihat jelas bagaimana wajah lelah managernya setelah menangis dan mengamuk ke Yangyang. Mereka sempat sependapat jika bukan hanya tentang berita itu yang membuat Aecha sekacau tadi.

"Noona sudah tak apa?" Tanya Yangyang khawatir.

Aecha menggelengkan kepalanya sebagai jawaban jika ia sudah lebih baik. Yangyang dan Haechan saling melemparkan tatapan untuk menanyakan hal apa yang membuat Noona nya mengamuk tadi.

Haechan menggunakan dagunya untuk menyuruh Yangyang begitu juga sebaliknya. Percayalah Aecha sedang memperhatikan mereka berdua dengan penuh tanya.

"Apa yang kalian berdua lakukan?"

Mereka berdua langsung menatap Aecha serempak kemudian menggeleng secara bersama. Aecha hanya menggedikan kedua bahunya kemudian pergi menuju dapur.

Seperginya Noona nya mereka berdua kompak saling menyalahkan.

"Mengapa mulutmu tak mau bertanya sih?!" Ucap Haechan. Yangyang mendelik tak suka.

"Apa? kau juga sama! Padahal hanya bertanya 'Noona sebenarnya kenapa?' itu saja kau tak bisa."

Mereka saling menatap kemudian membuang wajah kelain arah. Seperti anak kecil yang tengah marahan. Aecha yang melihat mereka berdua merasa gemas... Gemas ingin menyiram jus yang ia buat.

"Kalian benar ingin tau Noona kenapa?" Ucap Aecha tiba tiba, sambil menaruh ketiga jus itu di hadapan mereka.

Yangyang dan Haechan kembali saling menatap kemudian menatap managernya dan barulah mereka mengangguk bersamaan.

"Mendekatlah sedikit." Titah Aecha.

Mereka mencondongkan dirinya kemudian menatap serius Noona nya. Aecha berdeham sebentar kemudian barulah berucap.

"Sebenarnya itu....." Aecha menggantungkan kalimatnya. Mereka berdua kompak semakin memasang besar besar telinganya.

"Rahasia."

****************

Keesokan paginya, agensi yang terlihat tenang sekarang malah terlihat menusuk karena dinginnya cuaca dan ditambah wajah dingin dari gadis yang biasa bersikap ramah kepada mereka.

Sampai ada satu gadis muda yang berani menghampiri gadis yang terlihat tak ramah itu.

"Maaf Manager Lee, kau hari ini harus menemui para petinggi Agensi."

Gadis marga Lee itu menatap gadis muda yang menunduk tak berani menatapnya.

"Kau bisa pergi." Balasnya dingin.

Gadis muda itu segera menyingkir dari hadapan manager Lee, beberapa karyawan yang melihat itu langsung menghampiri gadis muda itu setelah kepergian manager Lee, yang tak lain adalah Aecha.

"Kau tak apa?" Tanya salah satu karyawan tadi. Gadis itu mengangguk sambil menghapus peluh keringat karena takut berbicara dengan Aecha yang jelas sekali suasana gadis bermarga lee itu sedang tidak baik.

"Kukira kau akan dibentak karena melihat wajah Manager Lee saja membuatku merinding." Balas karyawan lainnya.

Lagi lagi Aecha menjadi sorotan karena tampilan wajah bahkan suasana yang dibawa Aecha sedikit menusuk. Mereka jadi sedikit canggung jika sekedar menyapa.

Dari kejauhan Aecha bisa melihat ada pria yang menghampirinya sambil menampilkan senyuman yang bahkan ia tak memperdulikan hal itu.

"Selamat pagi Aecha." Sapanya tanpa merasa canggung sama sekali melihat ekspresi Aecha yang dingin.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Aecha.

Pria itu memutar matanya malas kemudian dengan seenak jidatnya ia menoyor kepala Aecha agak keras. Gadis itu mengaduh kesakitan sambil melihat kesegala arah karena image dinginnya hampir goyah karena pria ini.

"Tak usah berlaga dingin dihadapanku! Aku ini sahabatmu, aku lebih tua darimu!"

Aecha memegangi kepalanya yang sedikit pusing karena toyoran. Ia menatap tajam pria yang mengaku sahabatnya itu. "Kau! Bisakah kau tidak menghilangkan image dinginku." Ucapnya memelan.

Pria itu tertawa melihat bagaimana raut wajah gadis dihadapannya menjadi seperti biasa lagi. Mau bagaimanapun dirinya paham tentang gadis dihadapannya ini.

"Kau berubah."

Aecha menatap pria itu lalu tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tak berubah tuan Park."

Tuan Park, yang tak lain adalah Park Chanyeol sahabatnya. Chanyeol menatap tak suka kearah sahabatnya yang satu ini.

"Kau berubah karena masalah kemarin kan? Bahkan aku sempat kaget karena mendengar aduan Haechan bagaimana kau mengamuk di apartemenmu kemarin."

"Anak nakal itu menceritakannya padamu?" Tanya Aecha.

Chanyeol tertawa mendengar panggilan yang dibuat Aecha, memang aneh sahabatnya ini. Ia jadi sempat berfikir apa benar ini sahabatnya yang sudah ia kenal sejak lama?

"Iya dia menceritakannya. Ah iya! Bagaimana kalau kita makan siang bersama untuk mencerahkan suasana hatimu itu!" Ucapnya semangat sambil menarik lengan Aecha.

Gadis itu menarik tangannya dari genggaman Chanyeol kemudian menatap tajam sahabatnya itu.

"Ini masih pagi Park Chanyeol!"

***************

"Kau mengajak mereka berdua?" Tanya Aecha sambil menatap ketiga pria dihadapannya bergantian.

Kini mereka berada di caffe yang berada di agensi. Mereka tak mau keluar karena cuaca yang begitu dingin.

"Kenapa? Mereka sangat berjasa karena telah mengawasi singa yang hampir meluluh lantahkan apartemennya sendiri." Ucap Chanyeol sedikit dilebih lebihkan.

Aecha memutar matanya malas lalu meminum coffe hangatnya. Chanyeol sendiri masih sibuk berbicara dengan kedua orang yang ia ajak itu.

"Noona? Kata Chanyeol-Sunbae, Noona pernah tercebur dipinggir sungai Han ya?" Tanya pria yang bersurai hitam yang tak lain adalah Yangyang.

Aecha membelalakan kedua bola matanya, apa apaan itu? Itu adalah kejadian sangat memalukan. Aecha menutup kedua pipinya yang sedikit panas karena menahan malu.

"Wah Noona pipinya merah!" Pekik Haechan.

Yap! Kedua orang yang diundang makan siang oleh Chanyeol adalah Haechan dan Yangyang.

Chanyeol hanya berharap dengan kedua orang yang ia bawa ini akan membuat suasana hati Aecha sedikit teralihkan dari masalah kemarin.

"Oh ya, makan siang ini siapa yang akan membayar?" Tanya Haechan sedikit perhitungan, karena dirinya sama sekali tidak mau mengambil dompetnya.

Chanyeol menaruh cangkir coffe nya kemudian menatap jail kearah sahabatnya. Aecha bersiap siaga dengan ucapan yang akan keluar dari mulut Chanyeol.

"Tentu saja Aecha!"

Plakkk!!!

Tamparan mulus dari buku menupun mengenai wajah tampan Chanyeol. Mereka semua tertawa melihat bagaimana konyolnya wajah yang dibuat Chanyeol ketika terkena tamparan itu.

Chanyeol senang melihat Aecha tertawa tapi ia sedikit kasihan karena wajahnya akan berkurang sedikit kadar ketampannnya.

*************


Dahhhh.....


Segini dulu guys!

We Love You Manager [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang